Batik dan Tenun dalam Pertemuan Dewan Keamanan PBB

Batik dan Tenun dalam Pertemuan Dewan Keamanan PBB
info gambar utama

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres siap menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang dipimpin Indonesia pada hari Selasa kemarin, tetapi pertama-tama; dia memastikan untuk mengenakan batik - tekstil tradisional Indonesia.

"Sebelum pertemuan, dia datang untuk menyambut kami di ruang presiden dengan membawa baju tenun berwarna cerah di tangannya, bahkan tanpa tas. Saya terkejut ketika dia mengatakan akan pergi (meninggalkan ruangan) untuk beberapa saat guna berganti ke baju tenun tersebut," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seperti dikutip dari The Jakarta Post pada hari Selasa di New York City.

Guterres dan Retno bertemu di markas PBB di New York, di mana mereka menghadiri debat terbuka yang dipimpin Indonesia tentang operasi penjaga perdamaian.

Debat hari Selasa tersebut adalah salah satu prioritas utama Indonesia selama masa jabatan 2019-2020 dari kepresidenan DK PBB, yang dimulai bulan ini. Negara ini bermaksud untuk mengejar tema "Berinvestasi dalam Perdamaian: Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Penjagaan Perdamaian PBB" selama masa kepresidenannya.

Retno menambahkan bahwa keterkejutannya berlanjut ketika dia memasuki ruang Dewan Keamanan untuk memulai pertemuan, di mana dia melihat setidaknya selusin peserta mengenakan baju batik.

Menlu Retno Marsudi bersama delegasi negara lain yang mengenakan pakaian Batik | Foto: File Kementerian Luar Negeri
info gambar

Para delegasi tersebut mewakili sekitar 10 negara DK PBB yang berbeda dan bukan dari delegasi Indonesia.

Selain Sekretaris Jenderal PBB, delegasi lain yang terlihat mengenakan batik dan tenun termasuk perwakilan PBB dari Cina, Republik Dominika, Prancis, Jerman, Pantai Gading, Peru, dan Amerika Serikat.

"Mereka membuat saya merasa seolah-olah negara kita memiliki hubungan yang lebih dekat satu sama lain. Saya merasa terhormat melihat itu," katanya.

Pakaian batik dan tenun yang dikenakan para delegasi berasal dari koleksi pribadi mereka, kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir.

Perwakilan permanen Republik Dominika terhadap PBB, Jose Singer (kiri) dan delegasi lain yang juga mengenakan batik pada pertemuan DK PBB |
info gambar

Beberapa delegasi mengatakan bahwa pakaian itu adalah hadiah dari delegasi Indonesia di New York, ia menambahkan, sementara yang lain telah memperoleh pakaian itu sebagai suvenir ketika mereka menghadiri konferensi di Indonesia.

Gutteres mengenakan tenun yang sama dengan yang ia dapatkan selama pertemuan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia 2018 di Bali, kata Arrmanatha.

Indonesia akan mengadakan serangkaian acara di bulan ini, termasuk pertemuan informal tentang permukiman ilegal di Palestina dan debat terbuka tentang perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.

DK PBB memiliki 15 negara anggota, termasuk Indonesia, yang terpilih tahun lalu sebagai anggota tidak tetap untuk periode 2019-2020. Indonesia telah menjadi anggota tidak tetap DK PBB tiga kali, pada 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini