Mulailah Menulis Tentang Kampung Kita untuk Indonesia yang Lebih Baik
Menjadi warga negara Indonesia adalah kebanggan tersendiri. Sebuah negeri yang terletak di garis khatulistiwa dengan tanahnya yang terkenal subur.
Tingkat biodiversitas Indonesia menduduki tempat kedua di dunia, setelah Brasil. Ini artinya hampir semua flora dan fauna di dunia bisa ditemui di Indonesia.
Indonesia juga kaya akan bahan tambang, yang tersebar di berbagai daerah. Bahan-bahan tambang di Indonesia memiliki kualitas yang diakui dunia.
Indonesia juga terkenal dengan rempah-rempahnya yang berlimpah. Daerah Indonesia Timur merupakan penghasil rempah terbaik di dunia. Rempah-rempah yang khas ini membuat Indonesia memiliki aneka kuliner lezat yang terkenal.
Berbagai masakan olahan menjadi ciri khas daerah masing-masing. Berbagai macam sate, soto, olahan mie, kreasi masakan ikan, hingga olahan daging rendang yang terkenal di seluruh dunia.
Dampak kekayaan alam
Sayangnya, kekayaan alam yang melimpah ini berbanding terbalik dengan tingkat ekonomi masyarakatnya. Daerah-daerah penghasil tambang sering kali terlihat gersang, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah. Peraturan pemerintah masih sedikit longgar tentang pemberian izin tambang pada pihak pengelola.
Analisa dampak lingkungan terhadap daerah tambang pun belum sepenuhnya berjalan. Bekas-bekas tambang yang menganga dibiarkan begitu saja tanpa penanganan lebih lanjut. Ini membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah agar daerah-daerah bekas tambang mendapat penanganan pasca-tambang.
Keanekaragaman budaya dan agama
Berbagai suku bangsa mendiami bumi Indonesia. Mulai dari suku-suku di Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Setiap suku memiliki upacara tradisional, dan tradisi yang diwariskan turun-temurun.
Keragaman Indonesia juga ada di bidang agama. Pemerintah mengakui terdapat enam agama di Indonesia, yaitu Islam, Prostestan, Katolik, Budha, Hindu, dan Kong Hu Cu. Semua hidup berdampingan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Peranan penulis
Menyikapi keragaman Indonesia yang luar biasa, dibutuhkan rasa tenggang rasa dan toleransi antarsesama. Di sini peranan penulis sangat dibutuhkan. Bagaimana mengulas keragaman ini menjadi sebuah bacaan yang menginspirasi. Mengabarkan hal-hal baik tentang Indonesia kepada khalayak.
Dalam kehidupan nyata, saya berkesempatan mengikuti suami tugas ke berbagai daerah. Melihat, menyaksikan, dan merasakan ketika menjadi minoritas di berbagai daerah.
Ternyata, sambutan mereka sangat ramah dan penuh kekeluargaan. Betapa mereka bahagia dengan pembangunan infrastruktur di daerahnya. Terkadang, berita di media sosial tidak relevan dengan kejadian yang sebenarnya. Oleh karena itu, perempuan penulis berkewajiban untuk mengulas dengan bijaksana setiap ide-nya.
Lebih baik lagi jika yang mengulas memang pernah berada di lokasi kejadian. Minimal mengenal daerah yang diulasnya dengan baik. Jangan menulis hanya berdasarkan riset di Google.
Jika tidak mampu mendatangi tempat lain, maka tulislah tentang tempat kita sendiri. Tanah kelahiran kita, kampung kita tentu mempunyai 1001 cerita yang bisa diceritakan pada dunia.
Banyak hal tentang Indonesia yang perlu ditulis, dan dikabarkan pada dunia. Mari kita menulis dari kampung kita masing-masing, dari rumah kita masing-masing agar berita baiknya tersebar ke seluruh Indonesia, bahkan dunia. Salam literasi.






Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.
Editor:
Aditya Jaya Iswara
Setuju banget, kearifan lokal terkadang luput dari reportase jurnalisme atau orang-orang 'asing'. Di sinilah pentingnya orang lokal menunjukkan perannya supaya berita yang disebarkan lebih akurat.
Yaaa aku juga seharusnya mulai begitu yaaa, mulai dari Jogja dan Semarang kotaku uhuk
Setujuuuu....lebih baik menuliskan daerah sendiri yang sudah pasti kita tahu. Daripada daerah lain yang membuat kita menjadi sok tahu
Sejatinya kampung sekitar kita juga menyimpan banyak cerita ya mbak,yang ga kalah menarik dan seru untuk dibagikan kepada dunia. Aku jadi terinspirasi untuk menulis tentang daerah tempat tinggalku nih
Jangan hanya riset dari google. Bener banget, menohok. Mahasiswa skrng sering malas survey. Apa² google. Padahal dengan survey dan jalan² kita lebih menghayati ruangnya. Buat kita...jalan² ke pasar aja udah banyak yang bisa diceritain...
Bener juga ya mba, kita kadang malah lupa sekeliling sendiri, yang dicari malah yang kita ga kenal. Padahal semakin diulik yang dekat-dekat kita, pasti bahannya lebih valid dan sudah tau keadaannya.