Tulang Kambing untuk Obati Patah Tulang Manusia

Tulang Kambing untuk Obati Patah Tulang Manusia
info gambar utama

Penelitian transplantasi jaringan yang dicangkokkan dari spesies berbeda sangat efektif dan efisien. Penelitian ini membantu pasien yang membutuhkan cangkok tulang sintetis dari tulang kambing untuk gigi dan tulang.

Di Indonesia, perkembangan bank jaringan masih belum banyak. Tercatat, Indonesia baru memiliki tiga bank jaringan yakni di Jakarta, Batam, dan Padang, sehingga selama ini pemenuhan akan material cangkok tulang masih mengimpor dari negara lain dan harganya realtif mahal.

Untuk itulah, mahasiswa Universitas Gadjah Mada melalui dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang diketuai Valentino Alberto Muktiwibowo (Kedokteran Gigi 2017) bersama dua anggota lain yakni Alfin Lanagusti (Kedokteran Gigi 2017) serta Pradnya Paramitha Dewandani (Farmasi 2017) di bawah bimbingan Dr. drg. Archadian Nuryanti, M. Kes. mengembangkan penelitian tentang bone graft.

“Penelitian ini mulanya dilakukan karena banyak kasus kecelakaan di Indonesia yang menyebabkan kerusakan pada tulang. Umumnya, kecelakaan menyebabkan tulang patah dan sampai sekarang jarang ada orang yang mendonorkan tulangnya untuk membantu pasien patah tulang yang sebanyak 24 juta kasus per tahun,” kata Valentino.

Tak hanya patah tulang, kerusakan gigi dan keganasan yang kasusnya mencapai 70 persen di Indonesia pun membutuhkan jaringan tulang. Menurut Valentino, banyak yang harus mencabut giginya dan pemakaian gigi tiruan juga tak murah.

Kasus yang belum teratasi adalah resorpsi tulang pada pasien gigi tiruan dan implan yang telah kehilangan gigi, sehingga penyangga gigi tiruan dan implan gigi tidak stabil yang berakibat kegagalan dalam perawatan.

Bahkan, kebutuhan akan jaringan tulang di Indonesia pun diperkuat dengan banyaknya perempuan Indonesia yang mengalami osteoporosis (50 persen).

Sulitnya mendapat donor tulang manusia, melatarbelakangi tim PKM-PE ini membuat formulasi sediaan membran hidrogel yang berfungsi sebagai pengganti lingkungan matriks ekstraseluler yang hilang dalam membantu proliferasi dan migrasi sel prekursor osteogenik dengan mengembangkan karbonat apatit melalui bahan baku tulang kambing, garam buluh, dan plasma kaya trombosit sapi.

Penerapan perawatan rekayasa jaringan tersebut, meliputi kombinasi kerangka (scaffold) dengan drug delivery system untuk meningkatkan efek terapetik faktor pertumbuhan yang lebih lama (prolong).

Kandungan kalsium terutama pada tulang kambing yang relatif tidak bernilai ekonomis, diproses agar membentuk kompleks dengan fosfor dalam bentuk apatit yang mudah diserap tubuh hingga 60-70 persen, sehingga tulang kambing dapat menjadi kandidat sumber alami hidroksiapatit yang murah dan memiliki potensi yang besar di masa depan.

Dari percobaan yang dilakukan secara in vivo dengan menggunakan hewan coba Cavia cobaya menunjukkan adanya perubahan signifikan dari jumlah yang berperan dalam pembentukan tulang.

Terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok perlakuan dengan material bone graft tulang kambing dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang menggunakan material sintesis dari bahan lain dan kelompok kontrol negatif yang tidak diberi perlakuan.

“Dengan penambahan bone graft dari tulang kambing ini memperlihatkan peningkatan jumlah sel osteoblas dan kolagen secara signifikan yang ditandai dengan adanya penanda/marker ALP (alkali fosfatase) disertai penolakan imun yang minimal dengan melihat jumlah eosinofil dan kadar Ig E,” kata Alfin menambahkan.

Meskipun tulang kambing telah teruji dapat digunakan sebagai material alternatif untuk bahan bone graft. Namun ke depan masih perlu dilakukan uji klinis untuk mengetahui reaksi pada tubuh manusia.

“Ke depannya masih diperlukan uji klinis lebih lanjut untuk mengetahui reaksi terhadap tubuh manusia,” jelasnya.

Sementara Pradnya menuturkan selain memberikan alternatif bahan pembuatan bone graft, pemanfaatan limbah tulang kambing ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari tulang kambing. Juga mampu mengatasi permasalahan lingkungan akibat penumpukan limbah tulang kambing.

“Tulang kambing ini bisa menjadi alternatif bone graft yang murah dengan memanfaatkan potensi tulang kambing yang sangat melimpah di Indonesia,”.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

VM
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini