Suwe Ora Jamu dan Acaraki, Jamu untuk Muda Mudi

Suwe Ora Jamu dan Acaraki, Jamu untuk Muda Mudi
info gambar utama

Pada artikel sebelumnya, Good News from Indonesia (GNFI) pernah mengulas ‘Sajen’, yang merupakan nama sebuah produk dagang minuman tradisioanl khas Indonesia, jamu. Sajen dijual di negeri Paman Sam oleh Morsinah Katimin, seorang wanita diaspora asal Indonesia yang tanpa diduga memiliki banyak peminat.

Di artikel kali ini, GNFI akan mengulas kafe jamu yang bisa menjadi destinasi kamu untuk menikmati waktu di akhir pekan. Kesan kuno yang melekat pada jamu justru melahirkan inovasi dan kafe yang akan dibahas berhasil menyangkal kesan tersebut.

Suwe Ora Jamu sekilas mengingatkan kita pada judul salah satu lagu tradisional dari Jawa Tengah, tetapi ternyata bukan hanya lagu tradisional, Suwe Ora Jamu juga merupakan nama kafe yang berlokasi di Jalan Petogogan 1 nomor 28B, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Selaras dengan namanya, kafe jamu modern ini memiliki visi untuk melestarikan jamu sebagai ramuan tradisional yang sehat, yang merupakan salah satu dari beragam warisan kekayaan budaya Indonesia.

Kafe Suwe Ora Jamu | Foto: urbanouters.com
info gambar

Februari 2013 menjadi awal berdirinya Suwe Ora Jamu, memiliki konsep kedai yang sederhana dengan sajian yang siap memenuhi kebutuhan penikmat jamu, kopi, ataupun camilan tradisional rumahan yang nikmat dan sehat.

Keberadaan Suwe Ora Jamu juga sebagai upaya untuk mengakrabkan masyarakat dengan jamu, agar minuman tradisional khas Indonesia tetap lestari.

Menu di Kafe Suwe Ora Jamu | Foto: Instazu.com
info gambar

Tenang, Suwe Ora Jamu tak hanya menyuguhkan jamu di sini juga menyediakan menu nasi dengan bumbu khas Indonesia yang siap menggoyang lidahmu. Jika sedang ingin camilan, Suwe Ora Jamu menyediakan roti bakar yang bisa kamu cicipi. Meski harganya variatif, namun tetap terjangkau.

Selain Suwe Ora Jamu, kamu bisa mengunjungi Acaraki, kafe jamu yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta tepatnya di samping Museum Fatahillah, Gedung Kertaniaga 3. Acaraki merupakan salah satu profesi pada masa kerajaan Hindu-Majapahit yakni tukang meracik jamu, tertulis dalam Prasasti Madhawapura.

Konsepnya yang modern vintage tentu mengundang para muda-mudi untuk singgah dan mencicipi menu yang ditawarkan. Uniknya lagi, cara pembuatan jamu di Acaraki menggunakan teknik dan alat yang biasa digunakan untuk membuat kopi di coffee shop. Maka jangan heran bila terlihat grinder, alat saring V60, hingga rak espresso di dalam kafe jamu ini.

Bagian dalam Kafe Acaraki | Foto: YouTube.com
info gambar

Selain jamu, Acaraki juga menawarkan kudapan manis seperti kue sus dan roti goreng. Menu jamu menjadi yang diandalkan di kafe ini jadi sehingga tidak menyediakan makanan berat. Beberapa menu jamu yang ditawarkan adalah kunyit asam yang dibuat dengan gelas french press, dan beras kencur saring yang menggunakan teknik V60 dalam penyaringannya.

Bagaimana, tertarik mencoba jamu dengan suasana berbeda? bisa kunjungi dua kafe di atas ya!

Sumber: food.detik.com | suweorajamu28.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NC
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini