Werkudara, Bus Tingkat Pertama di Indonesia

Werkudara, Bus Tingkat Pertama di Indonesia
info gambar utama

Berkeliling di suatu wilayah yang terdapat banyak obyek wisata merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan. Salah satunya adalah di kota Solo, Jawa Tengah. Tidak hanya objek wisatanya saja yang menjadi daya tarik wisatawan, namun banyak hal-hal menarik lainnya yang bisa kita jumpai termasuk di antaranya adalah moda transportasi Bus Wisata Werkudara.

Nah, jika Kawan GNFI hendak berkeliling kota Solo dengan transportasi umum yang nyaman dan menyenangkan, kalian wajib mencoba bus tingkat andalan kota Solo tersebut yakni bus wisata Werkudara.

Dengan menggunakan transportasi ini para wisatawan akan diajak berkeliling melewati destinasi-destinasi wisata yang ada di kota yang terkenal dengan julukan kota Batik ini.

Rute yang akan dilewati yaitu mulai dari Stadion Manahan, salah satu stadion kebanggaan masyarakat Solo. Kemudian dilanjutkan dengan melewati Stasiun Purwosari, merupakan salah satu stasiun tertua untuk kereta kelas ekonomi yang ada di kota Solo.

Bus tingkat Werkudara, bus andalan kota Solo | Foto : Indonesiakaya

Selanjutnya bus tingkat ini akan membawa Kawan GNFI menuju jalan-jalan protokol di kota Batik, seperti Jalan Slamet Riyadi sampai menuju ke Balai Kota. Tidak hanya sampai di situ, bus ini akan melewati pasar tertua yang ada di kota Solo lho, yakni Pasar Gedhe, dan berlanjut hingga ke Universitas Negeri Solo sampai ke Taman Makam Pahlawan kota Solo.

Berada di bagian kursi atas bus wisata ini menjadi sensasi tersendiri, di mana kita bisa melihat-lihat eloknya pemandangan kota Solo. Selain melihat bangunan-bangunan bersejarah, kita juga bisa melihat salah satu keunikan kota Solo yakni rel kereta api wisata yang ada di tengah kota.

Rel ini biasa dilewati oleh kereta api wisata jaladara, salah satu kereta api tua yang masih beroperasi di Indonesia hingga sekarang.

Untuk bisa menaiki bus wisata Werkudara ini, pengunjung harus mendatangi Dishubkominfo bidang angkutan yang terletak di Jalan Menteri Supeno nomor 7, Manahan, Solo.

Tiket bus ini dijual dengan harga Rp 20 ribu/orang. Sementara, jika kalian datang bersama rombongan satu keluarga, bus ini bisa disewa dengan harga Rp 800 ribu.

Bus wisata Werkudara hanya beroperasi pada saat akhir pekan saja yakni Sabtu dan Minggu. Dalam satu hari bus Werkudara beroperasi selama 3 kali, yaitu pada pukul 09.00, 12.30, dan 03.30.

Jika ingin mencoba bus tersebut, disarankan sebaiknya pengunjung harus memesan tiket terlebih dahulu agar tidak kehabisan, mengingat banyak sekali peminatnya yang ingin mencoba bus ini.

Jika tadi kita mengulik tentang rutenya, kali ini kita akan membahas terkait bagaimana sih asal-usul dari bus wisata Werkudara itu sendiri?

Dari lantai dua penumpang dapat melihat pemandangan kota Solo | Foto : Indonesiakaya

Bus wisata Werkudara ini merupakan bus tingkat pertama hasil buatan Indonesia. Dibuat oleh karoseri Tri Sakti asal Magelang. Sudah sejak lama bus tingkat ini menjadi ikon kota Solo dan berhasil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai bus tingkat pertama buatan Indonesia pada 9 April 2011. Hebat, bukan?

Ciri khasnya sendiri adalah warna merah dengan lukisan tokoh wayang Werkudara yang terletak di bagian depan. Di belakangnya sendiri tampak foto ikonik tempat wisata di kota Solo seperti Keraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, dan Pasar Gede.

Nama Werkudara sendiri dipilih oleh Joko Widodo, dengan alasan melihat bus tingkat tersebut berwarna merah cocok dengan sosok tokoh pewayangan Werkudara yang besar dan kuat, sesuai dengan bentuk bus yang memang tinggi besar.

Bus ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Walikota Solo. Peluncuruan bus Werkudara ini mempunyai tujuan sebagai daya tarik baru bagi wisatawan, sekaligus memperkuat citra Solo sebagai kota wisata.

Bagaimana Kawan GNFI, tertarik untuk berkeliling Solo dengan bus Werkudara?

Catatan kaki: Solothespirit | Kompas.com | Indonesiakaya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini