Makam Terluas Se-Asia tenggara Ada di Indonesia Lho !

Makam Terluas Se-Asia tenggara Ada di Indonesia Lho !
info gambar utama

Siapa sangka bahwa Indonesia memiliki makam terluas Se-Asia tenggara tepatnya di Pangkal Pinang. Pangkal pinang adalah kota yang memiliki berbagai macam suku, seperti suku Melayu. Kota ini juga erat kaitannya dengan etnis Tionghua, maka tak heran jika kita berkunjung ke tempat ini kita akan banyak menemukan kelenteng.

Kehadiran Etnis Tionghoa sejak berabad-abad silam di Bangka Belitung dibuktikan dengan adanya situs atau aset cagar budaya. Salah satunya, Pekuburan Sentosa atau Tjung Hoa Kung Mu Yen yang terletak di Pangkalpinang, perkuburan ini sudah ada sejak tahun 1935.

Kompleks pemakaman seluas 19.945 meter persegi ini terletak di Jalan Soekarno Hatta yang merupakan jalan utama penghubung Bandara Depati Amir dengan pusat Kota Pangkalpinang. Setidaknya ada 14.000 makam yang terletak di pekuburan ini dan pekuburan etnis Tionghoa ini adalah yang terluas di Asia Tenggara.

Perkuburan ini dikelola oleh Yayasan Sentosa. Pendirinya terdiri dari empat orang, yaitu Yap Fo Sun, Chin A Heuw, Yap Ten Thian, dan Lim Sui Chian. Yang lebih unik lagi, ada dua makam muslim di kompleks pekuburan tersebut. Belum diketahui secara pasti bagaimana ceritanya kedua makam itu bisa berada di sana.

Menurut pelaksana harian Yayasan Sentosa awalnya lahan pekuburan itu merupakan sumbangan atau hibah dari masyarakat. Bentuk makam yang ada di Pekuburan Sentosa umumnya besar dan luas. Semakin tinggi status sosial yang dikubur, maka akan semakin besar bentuk makamnya. Itu merupakan bentuk penghormatan terakhir ahli waris kepada keluarga yang telah meninggal dunia.

contoh makam @undonesiamkam.com
info gambar

Setiap tahun ada tradisi sembahyang kubur Ceng Beng atau Qing Ming di tempat ini. Puncak tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 5 April. Seluruh keluarga yang ada di perantauan akan pulang untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur mereka.

Pada saat ritual, warga Tionghoa menaikkan doa kepada leluhur yang meninggal agar mendapat tempat terbaik di alam sana. Ritual biasanya dimulai sejak dini hari yaitu pukul 03.00 sampai pagi, keluarga-keluarga peziarah mulai berdatangan ke makam sambil membawa barang keperluan sembahyang yang telah disiapkan dari rumah mereka. Seperti buah-buahan, ayam dan babi yang telah direbus,dan nasi. Selain makanan mereka juga membawa baju dan sepatu yang terbuat dari kertas.

sembahyang kubur/ Cheng Beng @pegopegi.com
info gambar

kemudian, dilanjutkan ritual dengan cara sembahyang atau berdoa, dengan cara membakar hio atau dupa. Terakhir, peziarah meletakan uang kertas palsu atau kim chin di atas tanah makam, sambil memanjatkan doa agar arwah orang tua, keluarga dan leluhur mereka tenang di alam sana. Tradisi sembahyang ini memiliki arti yaitu bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal.

Di kompleks pemakaman ini juga tersedia beberapa pondokan-pondokan kecil untuk berteduh. Pondokan ini biasanya dijadikan tempat para peziarah untu berteduh sambil menikmati semilir angin dengan pemandangan hamparan makam yang luas.

Sumber: detik | kumparan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini