M-Bloc, Ruang Kreatif untuk Industri Lokal

M-Bloc, Ruang Kreatif untuk Industri Lokal
info gambar utama

Melihat banyaknya acara-acara kreatif yang diadakan pelaku skena lokal secara kolektif dan semakin berkembang karya seniman lokal membutuhkan tempat yang mengakomodir pergerakan kreatif meraka melalui ruang-ruang kreatif.

Namun tidak dapat dipungkiri akses ketersediaan ruang kreatif yang kurang akan menghambat pergerakan para pelaku industri kreatif. Bonus demografi dan semakin banyaknya seniman muda dengan karya yang variatif sangat membutuhkan sarana aktualisasi dan berkarya melalui ruang-ruang yang disediakan.

Hal ini menjadi latar belakangi perhatian pemerintah, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lewat Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). Bekerja sama dengan PT Ruang Riang Milenial, Perum Peruri ingin turut membuat proyek kreatif bagi milenial.

Proyek M Bloc ini mengalih-fungsikan lahan seluas 6.500 meter persegi milik Perusahaan Umum Percetakan Uang RI (Peruri), yang awalnya berfungsi sebagai komplek perumahan karyawan dan gudang tempat produksi uang yang sudah tidak beroperasi menjadi sebuah creative hub multi-fungsi bagi komunitas milenial. Proyek kreatif yang digarap oleh PT Ruang Riang Milenial ini berlokasi di sebagian area kantor Peruri yang terletak di kawasan Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sebanyak 16 unit bekas rumah karyawan bergaya post-colonial berlantai dua yang telah eksis sejak dekade 1950-an ini akan dimanfaatkan sebagai sarana pelaku industri kreatif seperti pelaku industri musik, film, kopi, seni rupa, dan sarana co-working space guna memenuhi kebetuhan pekerja kreatif. Selain itu terdapat pula vanue multi fungsi di gedung produksi yang dapat menampung 350 orang untuk agenda konser musik ataupun acara kreatif lainnya.

Blok M Dulu dan Sekarang

Blok M tahun 1800an

Foto: Blok-M tahun 1800 | Sumber: kabarsidia.com

Melalui sejarahnya, Blok M merupakan sebuah komplek pertokoan dan kawasan hunian menengah ke atas. Dengan letaknya yang strategis di samping pusat transit terminal Bis Blok M serta didukung adanya MRT menjadikan kawasan ini sangat gampang dijangkau transportasi publik. Selain itu, dilengkapi dengan banyaknya pertokoan dan kawasan perdagangan membuat kawasan ini ramai dan tak pernah sepi.

Pada era 1980-an, Blok M dijadikan tempat mangkal anak-anak muda metropolitan yang juga biasa disebut ABG (Anak Baru Gede). Pada masa itu, memang tempat perbelanjaan modern atau mal yang berdekatan dengan Pasaraya, Pasar Melawai, Blok M Mal, dan Pasar Mayestik sangat booming.

Dalam buku karya Zaenuddin HM, yang berjudul “212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe,” yang diterbitkan Ufuk Press pada 2012, Blok M adalah sebuah tempat, yang menggambarkan potret sosial remaja Ibu Kota pada era 1980-1990. Kemudian narasi itu diwujudkan dalam film layar lebar berjudul "Blok M: Bakal Lokasi Mejeng" yang bercerita tentang kehidupan remaja di ibu kota dan keriuhan Blok M pada tahun itu.

Kolaborasi Dengan Industri Kreatif Lokal

Ruang kreatif sangat erat dengan karya serta hasil produksi artistnya. Ketersediaan ruang ini juga turut menggandeng beberapa brand, artist, dan pelaku yang berkecimpung dalam industri untuk meramaikan dan mengembangkan industri kreatif lokal.

Proyek kreatif yang digarap PT Ruang Riang Milenial ini berlokasi di sebagian area kantor Peruri yang terletak di kawasan Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

M-Bloc selaku ruang kreatif ini turut meggandeg berbagai brand lokal ternama seperti Tokyo Skip Jack, Demajors, Beyoutiful, Kedai Tjikini, Mata Lokal, UnionWell, Titik Temu Coffee, Kebun Ide Gelato, Mr. Roastman, Rumah Lestari, Chickro, Suwe Ora Jamu, Mbok Ndoro, hingga Connectoon.

Dan turut berkolaborasi dengan restoran, bar, dan roastery bernama _Oeang untuk menyulap dua unit gudang bekas produksi uang yang berukuran sekitar 900 meter persegi berlokasi di dalam menjadi tempat untuk menghabiskan waktu dan bercengkrama di M-Bloc.


Sumber: beritagar.id , tagar.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IP
YF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini