Yogyakarta Tuan Rumah Simposium Tekstil Tradisional ASEAN 2019

Yogyakarta Tuan Rumah Simposium Tekstil Tradisional ASEAN 2019
info gambar utama

Simposium dan pameran kain tradisional warisan negara se-ASEAN digelar di Yogyakarta pada 4-8 November 2019. Acara bertajuk 7th Asean Traditional Textile Symposium and Expo dipusatkan di Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta.

"Event internasional ini pertama kalinya digelar di Indonesia sejak lahir 20 tahun lalu," ujar Sekretraris 7th Asean Traditional Textile Symposium and Expo, Anggi Bambang usai bertemu Wakil Gubernur DIY Paku Alam X di Kompleks Kepatihan Yogya Kamis 31 Oktober 2019, seperti dilaporkan Tempo.co.

Kegiatna yang juga meliputi pameran wastra serta kompetisi desain wastra dan fotografi itu diharapkan mampu melahirkan karya-karya tekstil yang indah, penuh filosofi, dan bernilai ekonomis.

Puluhan UMKM perajin kain tradisional Indonesia turut memerkan produknya dalam ajang 7th Asean Traditional Textile Symposium and Expo di Yogyakarta. Foto: TEMPO/Pribadi Wicaksono
info gambar

“Tentu dengan harapan adanya dampak positif bagi para perajin tekstik tradisional, agar tetap bertahan dalam gempita ekonomi global,” ujar Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X dalam sambutannya pada pembukaan ajang ini.

Menurut laporan Antara, simposium ini dihadiri oleh 23 pemerhati wastra dari 16 negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Korea, Jepang, China, Indonesia, Filipina, Kamboja, Brunei Darussalam, Malaysia, Laos, serta Vietnam.

Kepala Sub Direktorat Warisan Budaya Tak Benda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Binsar Simanullang mengatakan bahwa simposium tekstil ASEAN 2019 mendukung pelestarian warisan budaya tak benda Indonesia.

Ia mengatakan bahwa Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya telah menetapkan 39 warisan budaya tak benda Indonesia yang berkaitan dengan tekstil, yakni batik, ulos, dan kain tenun.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini