Kerajaan Islam di Jawa; Kerajaan Pajang

Kerajaan Islam di Jawa; Kerajaan Pajang
info gambar utama

Pada tulisan sebelumnya yaitu Kerajaan Islam di Jawa; Kerajaan Demak , telah diulas secara singkat mengenai kerajaan Islam pertama yang ada di pulau Jawa yakni Kerajaan Demak. Kali ini akan diulas secara singkat mengenai Kerajaan Pajang yang mana merupakan kelanjutan dari Kerajaan Demak.

  1. Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Islam Demak. Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging yakni di lereng Gunung Merapi. Ia adalah menantu Sultan Trenggono yang diberi kekuasaan di Pajang. Pasca membunuh dan merebut kekusaan Demak dari Aria Penangsang, seluruh kekuasaan dan benda pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Jaka Tingkir mendapat gelar Sultan Hadiwijaya dan sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Pajang.

Islam yang semula berpusat di pesisir utara Jawa (Demak) dipindahkan ke pedalaman membawa pengaruh yang besar dalam penyebarannya. Selain Islam yang mengalami perkembangan, politik juga mengalami perkembangan. Pada masanya, Jaka Tingkir memperluas kekuasaannya ke arah timur hingga Madiun di area pedalaman tepi aliran sungai Bengaawan Solo. Pada tahun 1554 Jaka Tingkir mampu menduduki Blora dan Kediri pada 1577. Karena Kerajaan Pajang dengan raja-raja di Jawa Timur sudah bersahabat, pada tahun 1581 Jaka Tingkir mendapat pengakuan sebagai sultan Islam oleh raja-raja penting di Jawa Timur.

Pasae Laweyan dan Batik Laweyan merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Pajang | Foto : Pesona Travel
info gambar

Pada masa kepemimpinan Sultan Hadiwijaya, kejayaan yang sudah dikembangkan pada masa Kerajaan Demak dapat dikenal di pedalaman dan berkembang pesat di dalamnya seperti kesenian, kesusastraan dan penyebaran agama Islam. Jaka Tingkir memimpin hingga tahun 1587 dan meninggal pada tahun yang sama. Pasca meningglnya sultan Pajang tersebut, estafet kekuasaan jatuh pada Aria Pengiri yakni menantunya yang juga adalah anak dari Sultan Prawoto. Aria Pengiri pada saat itu mendapat kekuasaan di Demak bersama para pejabat bawaannya pindah ke Pajang untuk menjadi pengganti Jaka Tingkir, sementara anak dari Jaka Tingkir yakni Pangeran Benowo mendapat kekuasaan di Jipang yang sekarang bernama Bojonegoro.

Pangeran Benowo merasa tidak puas dengan hasil yang diterimanya yakni menjadi penguasa di Jipang, alhasil Pangeran Benowo meminta bantuan Senopati pemimpin Mataram untuk mengusir raja baru di Pajang tersebut. Hingga akhirnya pada tahun 1588 Kerajaan Pajang mampu dikuasinya. Sebagai ungkapan terimakasih, Pangeran Benowo menawarkan untuk menyerahkan haknya yakni warisan dari sang ayah untuk Senopati. Tetapi, Senopati ingin tetap tinggal di Mataram akhirnya Senopati hanya meminta pusaka kerajaan saja. Berhubung Mataram pada saat itu sedang dalam proses menjadi kerajaan besar, Pangeran Benowo dikukuhkan menjadi raja Pajang selanjutnya dan Kerajaan Pajang sepakat berada di dalam wilayah Kerajaan Mataram. Kerajaan Pajang berakhir tahun1618. Kerajaan waktu itu memberontak terhadap Mataram yang ketika itu di bawah Sultan Agung namun akhirnya Kerajaan Pajang dihancurkan.


Referensi : Badri Yatim, Sejarah Perdaban Islam, (Jakarta; PT Rajagrafindo Persada, 1993)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini