Lestarikan Wayang Lewat Museum Wayang Jakarta

Lestarikan Wayang Lewat Museum Wayang Jakarta
info gambar utama

Wayang sejatinya merupakan seni pertunjukan Indonesia yang berasal dari Pulau Jawa dan Bali. Indonesia memiliki beragam jenis wayang dari seluruh Nusantara yang mempunyai ciri khas berupa keunikan dan gaya tutur yang berbeda-beda.

Berangkat dari hal tersebut, wayang yang sudah ada sejak abad ke-4 pun ditetapkan sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor Indonesia oleh UNESCO pada November 2003 lalu.

Untuk melestarikan keberadaan wayang beserta sejarahnya, dibangunlah sebuah Museum Wayang yang terletak di area wisata Kota Tua Jakarta, tepatnya di Jalan Pintu Besar Utara No.27, Jakarta Barat.

Museum yang pada awalnya dibangun sebagai gereja ini memamerkan beragam jenis dan bentuk wayang dari seluruh penjuru nusantara yang terbuat dari kayu, kulit, maupun bahan lainnya.

Selain memamerkan wayang, museum ini juga memamerkan beragam karya lainnya, seperti koleksi patung, serial cerita Ramayana, wayang golek, aneka boneka dari berbagai negara, gamelan, topeng, dan aneka anyaman yang dibentuk menjadi wayang.

Museum yang diresmikan pada Agustus tahun 1975 ini juga memiliki sekitar lima koleksi wayang golek besar, di antaranya wayang golek besar Duryudana Raja Hastina yang antagonis, Kumbakarna adik Rahwana raksasa yang baik budi pekertinya, Rama Wijaya, Rahwana Raja Alengka Dirja yang antagonis, dan Semar Sang Hyang Ismoyo yang menjadi abdi satria.

Koleksi wayang golek besar Museum Wayang | Foto: Dessy Astuti/GNFI
info gambar

Bangunan museum yang diresmikan oleh Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta pada masanya ini memiliki dua lantai dengan bangunan yang terpisah.

Bangunan pertama berisi koleksi wayang golek besar beserta cerita serial Ramayana, dan ada pula koleksi beberapa patung, yakni patung Rama dan Laksmana, patung Hanuman, dan patung Bima.

Kemudian beralih ke bangunan selanjutnya terdapat aneka koleksi wayang kulit dan juga wayang golek dari berbagai daerah, di antaranya wayang golek Sunda, wayang golek Pakuan Bogor, wayang golek Bandung, wayang golek Purwa, wayang golek Bandung, hingga wayang golek Betawi.

Selain itu, ada pula wayang yang bercerita tentang Si Pitung, Si Manis Jembatan Ancol, hingga kisah tentang penjajahan zaman Belanda dahulu.

Jika Kawan GNFI berkunjung ke museum ini, pada tangga menuju lantai dua, Kawan GNFI akan disuguhkan dengan dua buah wayang lukisan kaca yang berada di sudut dinding buah karya dari seniman Almarhum Rastika Cirebon.

Wayang ini berkisah tentang Pandhawa Lima beserta Punokawan Sembilan dan karya Ki Entus Susmono berkisah tanding dalam perang Bharatayuda.

Selanjutnya pada lantai dua, terdapat beragam jenis wayang kulit. Ada sekitar sepuluh ragam wayang kulit dari berbagai daerah, seperti wayang kulit Surakarta, wayang kulit Banjar, wayang kulit Cirebon, wayang kulit Jawa, hingga wayang kulit Cina Jawa dari Yogyakarta.

Salah satu wayang kulit koleksi Museum Wayang | Foto: Dessy Astuti/GNFI
info gambar

Pada lantai dua juga terdapat alat musik gamelan yang berada di atas panggung mini dengan suara selalu berkumandang mengalun merdu.

Masih di lantai yang sama, ada pula ragam boneka dari mancanegara yang menghiasi museum dengan dipamerkan di dalam sebuah etalase kaca. Boneka tersebut berasal dari sekitar sepuluh negara, di antaranya ialah boneka Vietnam, boneka Polandia, boneka Rusia, boneka Thailand, boneka Amerika, boneka Prancis, boneka India, dan boneka Malaysia.

Selesai menjelajah di lantai dua, pengunjung akan dialihkan untuk ke pintu keluar dengan menuju sebuah ruangan yang terdapat beragam wayang dengan berbagai kreasi, seperti wayang yang terbuat dari anyaman bambu, kardus, serta ada pula keluarga boneka unyil tokoh kegemaran anak nusantara.

Terakhir pada bagian pintu keluar dengan jalanan yang menurun, pada sisi kiri terpajang aneka koleksi topeng daerah beserta nama dari topeng tersebut.

Untuk dapat mengunjungi Museum Wayang, Kawan GNFI tidak perlu risau karena harga tiket masuk sangatlah murah, yaitu hanya Rp5.000 saja dengan waktu kunjungan pada Selasa sampai Minggu mulau pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.

Selain itu guna terus melestarikan kesenian wayang ini, Museum Wayang selalu memnampilkan pertunjukan wayang yang biasanya digelar pada minggu kedua dan ketiga setiap bulannya.***

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti.

Terima kasih telah membaca sampai di sini