Mengenal ''Refresh Rate'' dan Manfaatnya pada Layar Ponsel

Mengenal ''Refresh Rate'' dan Manfaatnya pada Layar Ponsel
info gambar utama

Kawan GNFI, tahun 2020 yang menjadi tahun pandemi yang berdampak pada roda ekonomi dan industri, juga dimanfaatkan oleh beberapa produsen ponsel seperti Apple, Google, Samsung, LG, Asus, Huawei, OnePlus, Oppo, Vivo, dan Xiaomi, untuk terus terus mengembangkan teknologi ponsel.

Tiga nama terakhir, bahkan telah memiliki manufaktur di Indonesia karena dinilai memiliki segmen pasar yang moncer.

Data yang ditulis IDN Timespada 2018 menyebut bahwa Indonesia masuk ke dalam daftar dari 6 negara dengan jumlah pengguna ponsel terbesar di dunia, yakni sebanyak 236 juta unit.

Jumlah itu diklaim akan meningkat mengingat tidak adanya pembatasan usia atas jumlah kepemilikan dan penggunaan ponsel—secara perorangan--di Indonesia.

Nah, melihat potensi itu, para jenama ponsel berbondong-bondong untuk terus memberikan teknologi terbaik pada gawai pintar tersebut.

Salah satu teknologi yang dikembangkan adalah Refresh Rate, yang menjadi bagian dari teknologi layar sentuh pada ponsel, sabak (tablet), maupun laptop.

Teknologi Responsif Layar

Lantas, apa itu refresh rate?

Bagi kawan GNFI pengguna ponsel, sebagian mungkin akrab dengan jenis layar ponsel, semisal IPS LCD dan Amoled.

Berbeda dengan jenis layar, refresh rate merupakan kecepatan respons pada layar ponsel, yang bisa diterapkan pada layar jenis IPS LCD maupun Amoled. Sekadar info, Amoled adalah teknologi paling anyar untuk layar ponsel. Layar Amoled memungkinkan ponsel memiliki fitur fingerprint in display, atau sensor sidik jari di balik layar.

Seperti dijelaskan Droid Poin, pada prinsip kerjanya layar pada ponsel tidaklah statis, melainkan terus berinteraksi pada respons apapun sesuai dengan aplikasi yang dijalankan.

Nah, setiap ion piksel pada layar ponsel bertugas untuk terus merestruktur, memperbarui, beradaptasi--umum disebut me-refresh--secara optimal dengan aplikasi yang dijalankan.

Sesuai dengan standar piksel yang digunakan pada ponsel-ponsel masa kini, refresh rate terdiri atas macam skor yakni 60, 90, 120, bahkan 144, dalam satuan Hertz (Hz),

Secara penjelasan ilmiah, Hertz merupakan satuan frekuensi standar yang bersiklus dalam kurun hitungan per detik. Makin tinggi Hz, maka makin responsif pula interaksi layar ponsel.

Pendek kata, refresh rate adalah kecepatan dalam menampilkan perubahan pada interaksi layar. Semakin tinggi refresh rate, maka piksel ponsel lebih cepat merespons.

Awalnya, untuk satuan Hz di atas 60, dikembangkan pada layar berjenis Amoled, namun dampaknya harga ponsel menjadi cukup mahal. Karena umumnya dicangkokkan untuk ponsel-ponsel berbasis gim (gaming), yang harganya cukup mahal, semisal Xiaomi Black Shark, Asus ROG, dan Nubia Red Magic, yang banderolnya di atas Rp10 juta.

Namun belakangan, satuan Hz di atas 60 ini tengah diimplementasikan untuk layar ponsel berbasis IPS LCD. Tujuannya agar ponsel dengan harga terjangkau pun bisa menikmati teknologi ini.

Xiaomi adalah salah satu produsen yang gencar dalam riset dan pengembangan (R&D) teknologi layar IPS LCD 90 Hz.

Pengembangan teknologi layar tadi tentunya juga diimbangi dengan kecepatan kinerja prosesor atau system on chip (SoC) yang mumpuni. SoC powerful inilah pula yang memengaruhi harga ponsel.

Ponsel-ponsel seperti Oppo Reno 3 Pro, Huawei P30 Pro, Huawei P40 Pro, Xiaomi Mi 10 Pro, OnePlus 8 Pro, LG V60 Pro, Asus ROG Phone 2, Razer Phone, Samsung Galaxy S20 Ultra, Google Pixel 4, dst, setidaknya telah dibekali refresh rate 120-144 Hz dengan bekal SoC kecepatan tinggi--7+ nanometer (7+ nm).

Seberapa Penting Bagi Pengguna?

Karena terkait dengan respons luar biasa pada aplikasi gaming, animasi visual, maupun video, maka teknologi refresh rate pun disesuaikan dengan kebutuhan pengguna ponsel.

Bagi pengguna ponsel gaming, teknologi ini menjadi salah satu parameter pilihan, umumnya ponsel berbasis gaming akan menggunakan refresh rate 90-144 Hz.

Sementara bagi pengguna yang rajin membuat konten video, semisal merekam video untuk kanal Youtube, refresh rate juga menjadi salah satu hal yang patut dipertimbangkan dalam memilih ponsel. Terutama untuk pengeditan video, plug-in animasi, audio visual, dst.

Tapi bagi kawan GNFI yang hanya menggunakan ponsel hanya untuk berbincang (chatting), browsing, dan berselancar di media sosial, nampaknya refresh rate tak terlalu menjadi penting. Pada ponsel-ponsel standar, refresh rate yang tertanam hanya sekira 60 Hz.

Bagi ponsel-ponsel dengan refresh rate tinggi dan prosesor ngebut tadi, lazimnya ditanamkan baterai berukuran jumbo, sekitar 5.000-6.000 mAh, guna mendukung durasi tampilan layar (SoT/screen on time), kinerja, maupun durability ponsel.

---

Sumber: IDN Times | Droid Poin | Itigic.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini