Kulat Pelawan, Jamur Truffle-nya Indonesia Asli Bangka

Kulat Pelawan, Jamur Truffle-nya Indonesia Asli Bangka
info gambar utama

Jika membicarakan pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung, kawan GNFI pasti langsung teringat dengan pertambangan timah, keindahan panorama pantai atau kuliner hasil tangkapan lautnya. Namun, keunikan pulau dengan luas 11.693,54 km² yang terletak di sebelah timur pantai Sumatra Selatan tentu tak sampai di situ.

Selain dikenal dengan destinasi wisata dan kuliner lautnya, pulau Bangka menjadi tempat tumbuhnya jamur bernama pelawan (Heimioporus sp). Kulat pelawan sebagaimana orang Bangka menyebutnya, bukanlah jamur sembarangan karena cara tumbuhnya tergolong unik.

Perlu Sambaran Petir

Pada Desember 2019, juru masak (chef) dan juga model, Vindy Lee, menjelaskan jamur pelawan lewat video berjudul MOST EXPENSIVE Mushroom of Indonesia (Jamur Termahal di Indonesia) yang disiarkan via medsos-nya. Dalam video tersebut, Vindy menyebut jamur pelawan hanya bisa tumbuh dengan rangsangan sambaran petir. ''Saya bisa mencium bau petir di sana,'' kata Vindy sambil memegang semangkuk jamur pelawan dalam video tersebut.

Dengan sambaran petir saja belumlah cukup untuk merangsang pertumbuhan jamur pelawan, mesti dibarengi hujan yang cukup selama sepekan. Namun sebelum ada hujan, daerah tempat biasa jamur tumbuh harus melewati masa musim kemarau selama tiga bulan.

Kulat pelawan yang baru tumbuh dan sesudah dikeringkan.
info gambar

Juru masak Indonesia yang lain, Ragil Imam Wibowo, juga mengatakan hal serupa terkait cara tumbuh jamur pelawan. Menurutnya, jamur pelawan sangat menarik karena hanya bisa tumbuh dua kali dalam setahun.

''Untuk tumbuhnya, harus ada pemicu berupa petir. Jadi ketika petir menyambar, ada unsur-unsur tertentu yang turun bersama air hujan. Kemudian kena ke pohon pelawan. Ketika keesokan ada matahari, baru mulai tumbuh jamurnya,'' terang Ragil pada 2012 lalu, dikutip GNFI dari Detikfood.

Pohon Pelawan, Media Tempat Tumbuhnya Jamur

Jamur tentu hanya bisa tumbuh di daerah yang lembab. Menyingggung daerah tempatnya tumbuh, di mana jamur pelawan bisa dipanen? Ya, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, jamur pelawan hanya bisa tumbuh di pohon bernama pelawan (Tristaniopsis merguensis) yang kuyub karena terkena guyuran hujan deras.

''Kulat pelawan adalah tipe jamur yang tumbuh liar di kaki pohon pelawan, pohon yang hanya bisa ditemukan di Bangka Belitung,'' tulis pakar kuliner Indonesia, William Wongso, dalam buku Flavors of Indonesia yang terbit pada 2016. ''Batangnya panjang dan ada payung kecil berwarna merah kegelapan ketika baru tumbuh, dengan aroma asap yang kompleks dan teksturnya berserat,'' jelas William mendeskripsikan bentuk dan rasa dari jamur pelawan.

Pohon pelawan.
info gambar

Ya, nama jamur pelawan memang diambil dari pohon pelawan media tempat tumbuhnya si jamur. Pohon pelawan sendiri dahulunya dimanfaatkan masyarakat Bangka Belitung sebagai kayu bakar karena menghasilkan api yang bagus, panas lebih lama, dan abu yang sedikit. Sekarang, selain manfaatnya menjadi media tumbuh jamur, pohon pelawan juga dijadikan bahan bangunan dan tempat budidaya madu pahit pelawan.

Sering Disebut Truffle-nya Indonesia

Perlu sambaran petir, intensitas hujan yang tinggi, dan hanya bisa tumbuh di hutan pelawan yang tersebar di Bangka Belitung membuat jamur pelawan dikenal cukup langka. Karena kelangkaannya itu jamur pelawan pun dibanderol dengan harga tinggi.

Harga jual jamur pelawan disebutkan dalam jurnal penelitian Dian Akbarini yang berjudul Pohon Pelawan (Tristaniopsis merguensis): Spesies Kunci Keberlanjutan Taman Keanekaragaman Hayati Namang-Bangka Tengah. ''Penulis mendapatkan informasi bahwa 1 kg jamur pelawan bernilai 800 ribu rupiah, bahkan jika sulit diperoleh di pasaran harganya mencapai 1,2 juta/kg,'' tulis Dian dalam jurnal yang terbit pada 2016 lalu.

Menurut sumber lain yang ditemukan GNFI pada 2020, harga jamur pelawan memiliki dua bentukan yang memengaruhi harganya. Jamur pelawan bentukan basah dihargai Rp 300-700 ribu per kilogram, sementara bentukan kering berada di kisaran Rp 1-2 juta per kilogram. Untuk proses pengeringan sendiri biasanya diletakkan di tempat penjemuran tradisional yang memakan waktu 6 bulan.

Harga jualnya yang tinggi membuat jamur pelawan dijuluki truffle-nya Indonesia. Truffle sendiri adalah salah satu jamur termahal dunia. Jenis truffle putih (Tuber magnatum) dianggap yang termahal di mana per kilogramnya dihargai 4.000 dolar AS atau sekitar Rp 58 juta.

Jamur truffle putih yang sebagian sudah diiris.
info gambar

Wajar, karena truffle - terutama truffle putih - adalah jamur liar yang tidak bisa dikontrol pertumbuhannya. Jamur truffle putih hanya bisa dicari di Italia lewat bantuan penciuman anjing atau babi.

Rasa Nendang Jamur Pelawan, Kombinasi Dua Jamur

Meskipun mahal, jamur pelawan sering ditambahkan dalam olahan makanan khas Bangka, lempah. Ada banyak varian lempah, salah satunya lempah kulat pelawan. Lempah kulat pelawan biasanya disantap saat penduduk setempat sedang bedulang alias makan bersama.

Lempah kulat banyak tersedia di warung-warung makan di Bangka. Mengutip dari Bangkaterkini, lempah kulat dibanderol dengan harga sekitar Rp 40-50 ribu untuk seporsinya.

Lempah kulat khas Bangka.
info gambar

Mengenai rasanya, jamur pelawan punya karakter yang sangat spesifik. Chef Ragil sendiri belum pernah mencoba jamur versi segarnya karena sangat sulit didapat.

''Orang biasanya saat menemukan yang segar, langsung dikeringkan. Tapi saya pernah tanya petani dan orang-orang yang makan jamur segarnya. Mereka menyebut teksturnya kenyal, di antara jamur kuping dan jamur merang. Tidak sekenyal jamur kuping tapi tidak selembut jamur merang. Rasanya di antara itu, perpaduan keduanya,'' terang Ragil.

Referensi: Detik.com | Bangkaterkini.id | Ventured.com | Bangka.Tribunnews.com | Dian Akbarini, "Pohon Pelawan (Tristaniopsis merguensis): Spesies Kunci Keberlanjutan Taman Keanekaragaman Hayati Namang-Bangka Tengah" | William Wongso, "Flavors of Indonesia" | Pidii, "Gema Investasi Di Negeri Selawang Segantang (Kabupaten Bangka Tengah): Investment Opportunities in Indonesia"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini