Menyingkap Mitos Udumbara, Parasit Paling Harum Pembawa Kabar Baik dari Surga

Menyingkap Mitos Udumbara, Parasit Paling Harum Pembawa Kabar Baik dari Surga
info gambar utama

Udumbara adalah salah satu sebutan nama yang paling terkenal untuk jenis flora istimewa satu ini. Nama lainnya adalah youtan poluo dan udonge. Keistimewaan lainnya, keindahan bunga ini seolah kasat mata karena hanya bisa dinikmati jika dibantu dengan kaca pembesar.

Namun, jika Kawan GNFI mencium semerbak wangi yang memenuhi seluruh ruangan dan tidak jelas asalnya dari mana, bisa jadi itu adalah tanda-tanda ‘’kehadiran’’ dari bunga udumbara ini. Bentuknya tak sampai satu sentimeter. Bahkan diketahui paling panjang hanya dua milimeter.

Jika Kawan GNFI tidak peka, atau bahkan membabat tumbuhan kecil ini karena merasa ini adalah hama, maka sungguh disayangkan, Kawan GNFI melewatkan tanda-tanda keberuntungan itu. Ya, udumbara dikenal sebagai bunga pembawa keberuntungan. Namanya sudah tersohor di seantero benua Asia semenjak penemuannya yang menghebohkan seluruh dunia.

Konon, tumbuhan ini hanya akan tumbuh setiap 3.000 tahun sekali. Apakah betul? Berikut GNFI temukan fakta-fakta menarik tentang bunga udumbara.

Kenyataannya Tidak Tumbuh 3.000 Tahun Sekali

Salah satu penemuan bunga udumbara yang menghebohkan tepatnya pada tahun 1997 di Chonggye-sa Temple, Seoul, Korea Selatan. Kala itu bunga yang dianggap bunga dari surga itu tumbuh dan berkembang di dahi patung Budha. Kehadirannya ini dianggap istimewa apalagi setelah bunga udumbara terakhir kali terlihat 3.024 tahun sejak Budhisme muncul pertama kali.

Dalam kitab-kitab kuno Budha, bunga udumbara atau bunga youtan poluo tercatat mekar sebelum kelahiran Budha Gautama. Dari sinilah muncul spekulasi bahwa bunga udumbara hanya akan tumbuh 3.000 tahun sekali.

Bunga Udumbura di Patung Budha
info gambar

Namun, pada kenyataannya bunga udumbara disinyalir tidak tumbuh dalam jangka waktu tersebut. Jika memang baru tumbuh 3.000 tahun sekali, dihitung dari penemuan menghebohkan di Seoul pada 1997, maka bunga udumbara baru akan tumbuh sekitar tahun 4.997 mendatang.

Sedangkan pada perjalanannya, bunga udumbara ini kerap ditemukan di seluruh dataran Asia. Pada tahun 2007, bunga udumbara ditemukan oleh seorang petani dari Provinsi Liaoning timur laut China, bernama Ding. Kala itu Ding melihat sekitar 38 bunga udumbura tumbuh di beberapa pipa logam di kebunnya.

Masih di China dan kira-kira pada tahun yang sama, bunga udumbara kembali ditemukan di halaman rumah seorang warga di Teipei Chen Guodong. Selanjutnya pada tahun 2010, The Telegraph melaporkan seorang biarawati dari China, Miao Wei, yang tinggal di Gunung Lushan, menemukan bunga harum ini di bawah mesin cucinya.

Enam tahun kemudian, tahun 2016, bunga surga ini muncul di Indonesia, tepatnya di Jimbaran, Bali. Kadek Suardana, warga Lingkungan Baler Bale Agung, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Jimbaran Bali, yang ‘’memicu’’ kehebohan saat itu.

Bunga Udumbara di Bali
info gambar

Suardana membuat heboh lingkungan tetangganya karena di halaman rumahnya itu tumbuh subur bunga udumbara. Setelah digali informasinya lebih jauh, ternyata bunga udumbara ini pertama kali ditemukan oleh istrinya pada ranting pohon jeruk satu tahun yang lalu, yaitu tahun 2015. Pada Mei 2016, giliran anaknya yang menemukan bunga ini di gagang pintu rumahnya.

Pada tahun yang sama, Rizki Amelia, di Kelurahan Guntung Manggis, Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menemukan bunga udumbara juga. Percaya bahwa bunga ini membawa keberuntungan, Rizki pun dibuat takjub oleh kehadiran bunga kecil ini yang justru tumbuh di dinding dalam pintu berbahan baja di ruang kerjanya.

Masih dari Kalimantan, tahun 2017 juga ditemukan bunga udumbara di Banjarmasin. Tepatnya di pekarangan rumah milik Arif Subekti di Jalan Komplek AMD Permai Kelurahan Alalak Utara. Berbeda dengan yang lainnya, Arif mengaku enggan mengaitkannya dengan semacam pertanda keberuntungan.

‘’Nikmat saja melihatnya. Cantik sekali,’’ ungkapnya kepada Pro Kalimantan Selatan (11/01/2017).

Bunga Udumbara
info gambar

Yang terbaru, pada 2019, bunga udumbara ini juga kembali ditemukan. Kali ini dari pemilik akun Facebook bernama Casper Febosiv yang mengunggah foto salah satu bagian dari motornya.

''Momen langka dimotorku, nih,'' tulis Febosiv.

Penemuan-penemuan bunga udumbara yang tersebar di Asia itu sepertinya dapat mematahkan mitos mengenai tumbuhnya bunga udumbara yang hanya bisa disaksikan 3.000 tahun sekali.

Kerap Dianggap Parasit dan Pembawa Kabar Baik dari Surga

Bunga Udumbara
info gambar

Warnanya putih dan hanya memiliki tinggi paling panjang dua milimeter, sekilas udumbara memang mirip jamur atau parasit. Apalagi bunga udumbara tidak mengenal media tanam yang khusus karena bisa tumbuh di tanah, kayu, kaca, bahkan di logam sekali pun.

Meski belum ada penelitian bahwa bunga udumbara bisa dikembangbiakkan, namun jika ingin memeliharanya pun tidak butuh perlakuan khusus. Ini karena bunga udumbara dapat bertahan di suhu panas, lembab, atau dingin.

Kawan GNFI memerlukan kaca pembesar jika ingin melihat wujud bunga udumbara secara jelas. Ketika sedang mekar, bunga udumbara terlihat unik dan cantik. Bahkan semerbaknya bisa memenuhi ruangan meski tanaman itu sangat kecil.

Bunga Udumbara di Besi
info gambar

Konon, bunga ini sering dihubungkan dengan mitos pembawa keberuntungan. Bahkan di kitab-kitab kuno, kehadiran bunga ini menjadi pertanda akan datang pemimpin yang adil. Seperti dalam mitologi Budha dan dalam legenda Budha, kehadiran bunga udumbara dikaitkan dengan akan datangnya Raja Suci Pemutar Roda dan Pelurus Dharma atau hukum moral di dunia.

Dalam tulisan suci Budhiisme itu juga disebutkan bahwa raja tersebut akan menerima siapa pun dari setiap afiliasi agama dan menawarkan keselamatan bagi semua orang melalui belas kasih. Harian Radar Banjarmasin, tempat Arif menemukan bunga udumbara sempat mencoba mencari penjelasan tentang mitologi tersebut.

Namun, mitologi merupakan spesialisasi penganut Budha sekte Tantrayana. Sedangkan di Banjarmasin hanya ada penganut sekte Theravada dan Mahayana.

Mitos itu sebenarnya dipercaya juga oleh Suardana di Jimbaran Bali. Ia mengaku sebelum bunga udumbara itu ditemukan, ia beberapa kali bermimpi didatangi seseorang mengenakan mahkota di kepala, layaknya sosok raja.

‘’Setelah bunganya saya rawat, saya tidak pernah bermimpi didatangi raja lagi,’’ akunya kepada Metrobali.com (30/10/2016).

Rizki di Kalimantan Selatan juga sedikit percaya dengan ungkapan pembawa keberuntungan pada bunga ini. Ia mengaitkannya dengan kondisi bahwa ibu kota akan pindah ke Kalimantan Selatan yang diharapkan akan menjadikan wilayah ini tumbuh menjadi subur dan berkembang dengan pesat.

Peneliti Menyebut Itu Bukan Bunga, Melainkan…

Bunga Udumbara
info gambar

Melansir Indonesia.go.id, meski sudah banyak orang yang menemukan bunga yang konon hanya disebutkan dalam beberapa kitab suci kuno itu, namun berdasarkan laporan penelitan itu bukanlah bunga.

Bunga yang disebut masyarakat sebagai bunga surga pembawa keberuntungan itu sejatinya adalah telur hewan green lacewings atau lalat jala hijau yang memiliki nama ilmiah Chrysopa atau Chrysoperla.

Telur hewan ini memang unik. Bentuknya persis sama dengan bunga udumbara yang banyak ditemukan. Hanya saja telur ini hanya ditemukan pada ranting dan dedaunan. Induk telur memang sengaja menggantungkan telurnya dengan seutas sutera, untuk melindungi sesame saudara kandungan larva.

Indung telur menaruh telurnya ini dekat dengan sumber makanan, bertujuan agar larva yang menetas nantinya akan lebih mudah menyantap makanan. Larva lalat jala hijau ini diketahui terbilang ganas, karena menyerang apapun yang hidup. Karakternya mirip dengan parasit, namun disebutkan tidak berbahaya bagi manusia.

Meski begitu, hasil penelitian tersebut sebenarnya belum dapat memecahkan dan memastikan apakah bunga udumbara ini adalah telur hewan. Pasalnya di beberapa daerah terduga bunga udumbara ini ditemukan di media yang tidak biasa. Dan jika dilihat lewat kaca pembesar, bentuknya sama sekali tidak mirip telur, melainkan mirip bunga yang sedang mekar.

Kawan GNFI percaya yang mana?

--

Sumber: Indonesia.go.id | Metrobali.com | MPLK.Politanikoe.co.id | Kalse.Prokal.co | Suara.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini