Kita sering dengar bahwa pembangunan yang kita lakukan adalah untuk meningkatkan kualitas manusia. Pertanyaannya, bagaimana mengukur pertumbuhan manusia.
Salah alatnya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, pendidikan dan standar hidup untuk semua wilayah.
IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah wilayah dikategorikan maju, berkembang, atau terbelakang, dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup manusia.
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah.
Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat ke daerah.
Kota dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tertinggi di Indonesia
Menurut laporan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terbaru Indonesia 2019 telah mencapai 71,92, tumbuh sekitar 0,7 persen dibandingkan tahun lalu. Itu artinya IPM Indonesia masuk kategori tinggi (70 – 80).
Untuk kategori Kota, Yogyakarta memimpin dengan angka 86,6 menjadikannya kota pemilik IPM tertinggi di Indonesia. Posisi kedua diisi oleh Kota Banda Aceh yang mencatatkan angka sebesar 85,0.
Peringkat berikut diisi oleh Jakarta Selatan (84,7) lalu diikuti oleh Denpasar (83,6), Semarang (83,1). Sementara itu posisi keenam diisi oleh Kendari yang mencatatkan angka sebesar 82,8 sekaligus menjadikannya sebagai kota dengan IPM tertinggi di Indonesia Timur.
Kemudian posisi selanjutnya diisi oleh Kota Jakarta Barat yang mencatatkan angka sebesar 82,6. Diikuti oleh Padang dengan angka sebesar 82,6, posisi sembilan diisi oleh Makassar dengan angka 82,2 sedangkan posisi kesepuluh diisi oleh Surabaya dengan catatan IPM sebesar 82,2
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
