Kawan pasti sudah tak asing mendengar kata panggilan pemimpin dan atasan. Panggilan ini cukup dekat dengan kehidupan sehari-hari, khususnya saat bekerja. Sekilas memang tampak mirip, tetapi jika disoroti lebih dalam, akan terlihat perbedaan perannya.
Mengingat beberapa orang sering keliru terhadap istilah ini, maka penting untuk mempelajari perbedaannya. Menurut KBBI pemimpin adalah orang yang memimpin, mengetuai, atau mengepalai sebuah rapat, perkumpulan, dan sebagainya.
Pemimpin atau leader biasanya cenderung mendapat tanggapan lebih positif, dalam konteks lebih dihormati. Seorang pemimpin tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada prosesnya. Pemimpin akan menunjukkan arah dan menjadi bagian dari proses perjalanan untuk dapat mencapai target tertentu.
Sementara itu, atasan atau boss adalah orang yang membawahi anggota dan tim. Menjadi atasan berarti memegang posisi lebih tinggi dari yang dipimpin. Melalui posisi kekuasaannya, atasan membutuhkan kemampuan untuk memberikan perintah, mengawasi, dan memastikan anggota melakukan tugas serta mencapai tujuan tanpa memperhatikan prosesnya.
Dalam dunia kompetitif saat ini, penting sekali untuk memegang peran sebagai pemimpin. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan menjamin kesuksesan sebuah tim. Yuk, simak kiat-kiat agar Kawan menjadi seorang pemimpin.
1. Fokus pada tujuan
Seorang pemimpin memiliki fokus untuk mencapai perubahan dan perkembangan pada anggota timnya. Pemimpin selalu memiliki tujuan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan untuk perusahaan. Pemimpin juga tidak segan untuk membantu anggota agar semakin bertumbuh di berbagai aspek. Alih-alih memberi perhatian pada hasil, pemimpin lebih tertarik pada proses dan sosok di baliknya.
Di sisi lain, atasan biasanya tidak tertarik dengan proses yang telah dilalui anggotanya. Baginya yang terpenting adalah keuntungan dan hasil finansial terbaik untuk menjamin kelangsungan bisnis. Orientasinya adalah tentang mencapai hasil dari pekerjaan tersebut.
2. Pendekatan Kerja dan Tujuan
Seorang pemimpin melakukan pendekatan kerja dengan inovasi dan kolaborasi. Alih-alih hanya memerintah, pemimpin akan memberikan ruang untuk anggotanya mengutarakan ide dan membimbing anggotanya.
Pemimpin biasanya akan ikut bekerja langsung untuk menyelesaikan pekerjaan. Bagi para pemimpin, setiap tugas dan proyek dianggap sebagai kesempatan untuk memberdayakan pengetahuan dan keterampilan anggota tim.
Berbeda dengan seorang atasan yang melakukan pendekatan kerja secara administratif. Atasan mengambil pendekatan dominan dalam bekerja, mengharapkan anggota mengikuti instruksinya seketat mungkin. Atasan akan menyediakan alat dan sumber daya, tetapi biasanya tidak akan berpartisipasi dalam proses selain berperan sebagai pengawas.
3. Cara Berkomunikasi dan Mendelegasikan
Gaya komunikasi pemimpin jauh lebih partisipatif, ia akan tertarik dengan pendapat anggota, memastikan komunikasi berdasarkan diskusi, kolaborasi, dan adanya umpan balik. Pemimpin yang baik fokus pada kecerdasan emosional dan kemampuan untuk mendengarkan yang dikatakan oleh anggotanya.
Pemimpin tidak hanya mendelegasikan tanggung jawab, tetapi juga wewenang ke tingkat yang berbeda-beda. Ia mungkin memberikan panduan tentang tujuan keseluruhan, tetapi membiarkan anggotanya mencari cara sendiri untuk mencapainya. Pimpinan tidak merasa perlu untuk mengontrol segalanya.
Sedangkan, gaya komunikasi atasan sering kali bersifat memerintah dan sepihak. Anggota tidak diharapkan menjadi peserta aktif dalam suatu diskusi. Pada akhirnya, komunikasi adalah tentang menyampaikan pesan, bukan mempelajari atau mendengarkan yang dikatakan anggota. Lebih jauh, komunikasi hanya untuk mendelegasikan tugas dan tanggung jawab ke anggotanya, tetapi ia akan tetap memegang kendali keseluruhan selama proyek.
Nah, sudah paham, kan, perbedaannya? Yuk Kawan, jadi pemimpin yang berjalan bersama tim, bukan hanya menjadi atasan yang memerintah. (RIF)
Sumber: Cleverism
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News