Terbaru! Inilah Kabupaten Paling Kaya di Indonesia

Terbaru! Inilah Kabupaten Paling Kaya di Indonesia
info gambar utama

Akhir tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) RI resmi merilis data terbaru Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Sajian data tersebut terdiri dari total PDRB lengkap dengan PDRB per kapitanya, baik dalam bentuk harga tetap maupun harga konstan.

Seperti kita tahu, PDRB merupakan indikator umum yang digunakan dalam mengukur tingkat kemamkmuran suatu wilayah. Supaya lebih akurat, PDRB dihitung lagi menjadi per kapita (dibagi jumlah penduduk).

Indikator Perhitungan

Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu. PDRB bisa juga didefinisikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Transaksi ekonomi yang akan dihitung merupakan transaksi yang terjadi di wilayah domestik suatu daerah, tanpa memerhatikan apakah dilakukan oleh masyarakat (residen) dari daerah tersebut atau masyarakat lain (non-residen). Metode yang digunakan kali ini adalah metode perhitungan PDRB atas dasar Harga Berlaku.

PDRB atas dasar Harga Berlaku maksudnya nilai tambah barang dan jasa dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Dengan menggunakan harga berlaku, kita bisa melihat pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam sektor ekonomi. Selain itu, bisa juga untuk melihat struktur ekonomi yang dimiliki oleh suatu kota, wilayah, atau provinsi.

Bisa dikatakan bahwa PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian di seluruh wilayah dalam periode tahun tertentu, yang pada umumnya dalam waktu satu tahun.

Biasanya data PDRB disajikan dalam bentuk per kapita, seperti halnya pendapatan. PDRB per kapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah.

PDRB per kapita diperoleh dari hasil bagi antara total PDRB dengan jumlah penduduk suatu kota/provinsi. Data yang tersaji dalam bentuk ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu wilayah.

Kabupaten Paling Kaya di Indonesia

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 yang dirilis akhir tahun 2020, secara mengejutkan, Teluk Bintuni menjadi kabupaten paling kaya di Indonesia. PDRB per kapitanya menyentuh angka Rp487,41 juta, naik Rp29,48 juta dari periode sebelumnya (Rp457,93 juta).

PDRB per kapita Teluk Bintuni setara empat kali lipat PDRB per kapita ibu kota Papua, Jayapura. Wilayah yang memiliki populasi sebanyak 80.115 jiwa (2019) itu dianugerahi kekayaan alam yang melimpah terutama gas alam dan berbagai macam hasil tambang. Teluk Bintuni merupakan markas dari salah satu perusahaan gas alam terbesar di Indonesia, LNG Tangguh.

Posisi kedua ditempati oleh Kepulauan Anambas dengan PDRB per kapita sebesar Rp412,05 juta, naik Rp10,19 juta dari periode sebelumnya (Rp401,86 juta). Meski lokasinya cukup terisolir, kabupaten ini terkenal sebagai wilayah penghasil minyak dan gas.

Posisi ketiga diisi oleh Kabupaten Kutai Timur (Rp355 juta, kabupaten ini merupakan tempat beroperasinya tambang batu bara terbesar di Indonesia yang saat ini dikelola oleh PT. Bumi Resources Tbk (BUMI). Tambang tersebut bernama Kaltim Prima Koal membentang seluas 84.938 hektare yang berdiri sejak 1982.

Kepulauan Seribu menempel di posisi keempat dengan nominal Rp327,98 juta, naik satu tingkat dari periode sebelumnya yang berada di posisi kelima. Kendati peringkatnya naik, namun nominal PDRB per kapita Kepulauan seribu justru menurun sebesar Rp10,81 juta dari periode sebelumnya.

Posisi kelima diisi oleh Kabupaten Natuna dengan PDRB per kapita Rp280,18 juta, naik Rp5,98 juta dari catatan 2018. Tidak berbeda jauh dengan Kepulauan Anambas, kabupaten yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau ini di angugerahi kekayaan alam yang sangat berlimpah, terutama minyak dan gas (migas).

Kawasan pemukiman di Tembagapura, Mimika © Voa
info gambar

Mimika menempati posisi keenam dengan nominal Rp249,58 juta, posisinya menurun tiga peringkat dari periode sebelumnya. Kabupaten ini merupakan markas dari perusahaan tambang terbesar di Indonesia, PT Freeport Indonesia.

Sementara itu Bengkalis (Rp248,60 juta) dan Kutai Kartanegara (Rp207,05 juta) menempel di posisi ketujuh dan kedelapan. Diikuti oleh Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Kutai Barat di posisi kesepuluh yang masing-masing mencatatkan PDRB per kapita sebesar Rp200,01 juta dan Rp195,00 juta.

Perlu kawan GNFI garis bawahi, kabupaten paling kaya disini bukan berarti seluruh penduduk menjadi kaya raya. Sebab pendapatan per kapita tidak menunjukkan pembagian pendapatan yang merata.

Bisa jadi kekayaan ini terpusat pada satu lapisan kecil dari populasi masyarakat karena mereka menguasai sumber-sumber ekonomi di daerah tersebut.

Mayoritas dari kabupaten yang masuk dalam daftar ini merupakan wilayah yang memiliki populasi penduduk yang relatif rendah namun dianugerahi kekayaan alam yang amat berlimpah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini