Plengkung Gading Yogyakarta, Gapura dengan Segudang Cerita

Plengkung Gading Yogyakarta, Gapura dengan Segudang Cerita
info gambar utama

Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata terfavorit di Indonesia. Banyak turis domestik dan mancanegara menjadikan kota ini sebagai tujuan liburan mereka, baik untuk melihat situs bersejarah, wisata alam, belajar kebudayaan, atau sekadar jalan-jalan santai berkeliling kota dan melihat segala keunikannya.

Bila tak sengaja melewati daerah keraton, Anda mungkin akan melihat sebuah gapura melengkung, mirip terowongan kecil, berwarna putih. Penampakan gapura ini begitu mencolok karena terbilang unik.

Bukan hanya sekadar gapura biasa, bangunan tersebut bernama Plengkung Nirbaya atau populer dengan sebutan Plengkung Gading. Lokasinya ada di Jalan Patehan Kidul, Kecamatan Kraton. Terletak di sebelah selatan Yogyakarta, jaraknya kurang lebih 300 meter dari Alun-Alun Kidul atau Alun-Alun Selatan.

Sepanjang hari, Plengkung Nirbaya selalu ramai dilewati kendaraan dan orang-orang yang memang ingin menikmati suasana di sekitaran gapura. Pastinya, jangan lewatkan berfoto sepuasnya di bangunan unik bergaya tempo dulu ini. Pada malam hari, lampu-lampu di sekitar membuat gapura ini makin tampak mengesankan.

Plengkung Nirbaya juga merupakan satu-satunya gapura yang punya akses menuju ke bagian atasnya. Ada sebuah tangga di sisi utara dan bisa digunakan pengunjung untuk naik dan melihat kota Yogyakarta dari ketinggian.

Plengkung Gading Yogyakarta | @Willi Lumintang Shutterstock
info gambar

20 Situs di DI Yogyakarta Ditetapkan Jadi Warisan Geologi

Gapura sakral di Yogyakarta

Plengkung merupakan gerbang menuju kerajaan. Makna dari kata nirbaya pada banguna ini ialah bebas dari bahaya duniawi.

Selain Plengkung Nirbaya, sebenarnya masih ada empat plengkung lain di keraton, yakni Plengkung Tarunasura, Plengkung Madyasura, Plengkung Jagasurya, dan Plengkung Jagabaya.

Bangunan Plengkung Nirbaya merupakan gerbang sakral karena merupakan peninggalan budaya milik Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat dan jadi salah satu ikon kota Yogyakarta. Keraton pun menjadi tempat istimewa karena merupakan istana resmi Sri Sultan Hamengkubuwono X, gubernur sekaligus raja di Yogyakarta.

Pada zaman dahulu, plengkung menjadi gerbang utama untuk masuk dan keluar dari keraton. Kelima plengkung yang disebutkan di atas mengelilingi kawasan keraton dari berbagai sisi. Plengkung Tarunasura di sisi utara, Plengkung Madyasura di sisi timur, Plengkung Jagabaya di sisi barat daya, Plengkung Jagasura di sisi barat, dan Plengkung Nirbaya jadi gerbang di sisi selatan.

Plengkung Gading Yogyakarta | @Damar Aji Shutterstock
info gambar
Mi Lethek, Kuliner Legendaris Yogyakarta

Punya ukiran unik dan menara sirine

Bila disimak baik-baik, Anda bisa melihat bagian atas Plengkung Nirbaya terdapat ukiran burung sedang mengisap sari bunga yang dalam bahasa Jawa disebut lajering sekar sinesep peksi. Lajering artinya satu, sekar berarti angka sembilan, sinesep artinya enam, dan peksi adalah angka satu. Deretan angka ini menunjukkan kapan gapura ini dibangun, yaitu tahun 1961.

Jika mengunjungi plengkung ini, pengunjung pun bisa melihat ada sebuah menara sirine. Menara tersebut masih digunakan, tetapi uniknya hanya dipakai pada dua momen, yaitu setiap tanggal 17 Agustus untuk memperingati momen kemerdekaan dan waktu menjelang buka puasa pada bulan Ramadan.

Mereka yang boleh dan tidak melewati Plengkung Nirbaya

Perlu diketahui bahwa Plengkung Nirbaya merupakan satu-satunya pintu keluar bagi raja yang telah meninggal dunia, sebelum akhirnya disemayamkan di Makam Raja-Raja Imogiri.

Sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I, Plengkung Nirbaya tidak dipernankan dilewati oleh sultan yang masih hidup. Ya, yang bisa melewati gapura ini hanyalah sultan yang telah wafat.

Namun, kebalikannya bagi masyarakat umum. Ketika ada warga yang meninggal dunia, ia sama sekali tidak boleh melewati Plengkung Nirbaya. Meski dekat dengan pintu Plengkung Nirbaya, tetap harus mencari jalan keluar yang lain.

Dari Yogyakarta, Membuat Takjub Jutaan Manusia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini