Jalan Panjang Jenama Indonesia hingga Dikenal Dunia

Jalan Panjang Jenama Indonesia hingga Dikenal Dunia
info gambar utama

Jenama, satu kata yang diakui masih terdengar asing di telinga sebagian besar orang karena kurangnya penggunaan istilah tersebut secara umum.

Padahal, sederhananya kata tersebut memiliki makna sepadan dengan istilah ‘merek’ atau ‘jenis’. Pembaca mungkin menyadari, jika belakangan GNFI kerap kali menyuguhkan informasi berupa jajaran hal atau produk buatan tanah air yang berhasil mendapatkan atensi dari masyarakat dunia.

Faktanya dari sekian banyak merek yang dimiliki Indonesia, jika diteliti lebih lengkap jumlahnya bisa mencapai ratusan merek yang sudah sampai ke pasar konsumen secara internasional.

Ragam merek tersebut diisi oleh jajaran produk baik yang sudah memiliki nama besar sejak dulu, hingga produk yang baru lahir dalam beberapa tahun ke belakang namun sudah berhasil mengikuti jejak sama yang dimiliki oleh merek terkenal sebelumnya hanya dalam waktu yang lebih singkat.

Karena itu, lewat berbagai informasi yang dikemas dalam tajuk “Jenama Indonesia yang Mendunia”, diharapkan masyarakat Indonesia bisa lebih mengetahui tidak hanya merek lama, namun juga jajaran merek baru yang belakangan ikut berkonstribusi membesarkan nama Indonesia lewat jajaran produk berkualitas yang mendunia.

Jika dilihat, saat ini merek produk besutan tanah air yang sudah umum diketahui dan terkenal sampai ke mancanegera sudah pasti dinobatkan kepada produk makanan instan andalan yaitu Indomie, selain itu ada pula Tolak Angin dan Nutri Sari.

Bagaimana dengan merek unggulan lainnya dan sepak terjang penyebaran yang dilalui untuk bisa sampai ke pasar internasional? Berikut detailnya.

Merek Helm Buatan Indonesia yang Dipakai dalam Ajang Balap Bergengsi Dunia

Tahun 1980-an, Indomie dan Gajah Tunggal unjuk kebolehan

Pabrik Gajah Tunggal
info gambar

Berbagai produk yang hadir di kisaran tahun ini dapat dikatakan sebagai pembuka jalan bagi ragam produk Indonesia terbaru di tahun-tahun berikutnya untuk bisa ikut menembus pasar global.

Karena kepercayaan awal yang didapat dari konsumen di berbagai negara lewat kehadiran Indomie, tak dimungkiri membuat ragam produk lain dari Indonesia kerap kali dinantikan kehadirannya.

Di awali dengan Indomie yang memang lahir di tahun 1972 dan pertama kali diproduksi oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd sebelum menjadi bagian dari PT Indofood CBP Sukses Makmur. Faktanya, Indomie baru pertama kali dipasarkan ke luar negeri pada tahun 1980-an, tepatnya di tahun 1982-1983, mie instan ini baru diekspor ke negara tetanga sebagai langkah awal tepatnya ke Brunei, Malaysia, Singapura, dan terus belanjut ke berbagai negara lain di tahun-tahun berikutnya.

Indomie Rajanya Mi Instan, Kuasai Pasar Lokal Hingga Pasar Global

Bukan hanya Indomie dari industri FMCG saja yang menjadi pembuka jalan dari meluasnya produk besutan Indonesia ke negara tetangga, hal serupa juga didapat berkat produk berkualitas tinggi milik Indonesia dari sektor manufaktur di Industri otomotif, yaitu Gajah Tunggal.

PT Gajah Tunggal merupakan perusahaan olahan karet yang berdiri pada tahun 1951 dan awalnya dikenal sebagai produsen ban sepeda di tanah air. Baru di tahun 1971, perusahaan yang didirikan oleh Sjamsul Nursalim ini mulai mendirikan manufaktur ban kendaraan bermotor dan kendaraan berpenumpang lainnya.

Sama seperti Indomie, langkah ekspor perdana yang dilakukan oleh Gajah Tunggal berawal di tahun 1983 yang kala itu memenuhi permintaan pasar Timur Tengah, untuk ban khusus terutama ban kendaraan komersial seperti truk.

Saat ini, Gajah Tunggal menjadi salah satu produsen ban terbesar yang produknya sudah tersebar dan diandalkan di hampir 100 negara di dunia, tidak hanya di wilayah Asia, namun juga negara-negara di wilayah Eropa dan Amerika Serikat.

Dua Pembalap Bakal Pakai Helm Buatan Indonesia di MotoGP 2021. Siapa Saja Mereka?

Tahun 1990-an, aliansi pencetus AMDK pertama di Indonesia dengan perusahaan asal Prancis

Aqua
info gambar

Nyaris tidak ada orang yang saat ini tidak mengetahui Aqua, merek satu ini merupakan pencetus hadirnya Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang hadir pertama kali pada tahun 1973 oleh Tirto Utomo melalui PT Golden Mississippi dengan pabrik utama di wilayah Pondok Ungu, Bekasi.

Terus mengalami perkembangan dan performa gemilang nyatanya membuat perusahaan air minum ini dilirik oleh perusahaan makanan dan minuman (mamin) asal Prancis yaitu Danone, untuk membentuk aliansi strategis bisnis Danone Group - Aqua pada tahun 1998.

Berkat langkah bisnis tersebut, Aqua akhirnya berhasil melakukan ekspansi dengan produk yang tersebar ke berbagai negara di antaranya Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, dan kawasan Afrika.

Di sisi lain, pada tahun yang sama masyarakat Indonesia sejatinya juga tidak perlu meragukan merek usaha kuliner yang dimiliki. Di antara sekian banyak restoran cepat saji yang kini menginvasi tanah air, nyatanya ada usaha kuliner yang secara bersamaan juga melakukan ekspansi ke berbagai negara tetangga, yaitu Es Teler 77.

Es Teler 77
info gambar

Restoran yang menyuguhkan hidangan nusantara ini pertama kali didirikan oleh Murniati Widjaja pada tahun 1982, perusahaan rintisan yang ia miliki dimulai saat dirinya mengikuti kompetisi membuat hidangan berupa campuran buah nangka, kelapa, dan alpukat yang disajikan dengan serutan es dan sirup yang ia racik sendiri.

Kemenangannya dalam kompetisi yang diikuti ternyata mendorong Murniati untuk mendirikan restoran yang akhirnya diberi nama Es Teler 77. Sukses memiliki ratusan gerai yang tersebar di Indonesia, langkah ekspansi akhirnya dilakukan dengan membuka gerai pertama di luar negeri yang berlokasi di Singapura pada tahun 1998.

Dua tahun setelahnya, ekspansi yang dilakukan pun semakin meluas ke berbagai negara lain yaitu Australia tepatnya lewat gerai yang berlokasi di Melbourne, dan juga Malaysia.

Warung Kopi dan Santapan Nusantara, Bentuk Kesuksesan Kuliner Indonesia di Swiss

Tahun 2000-an, kejayaan sepeda Polygon dan kuliner donat yang mendunia

Sepeda Polygon
info gambar

Ragam merek tanah air kembali menunjukkan kualitas terbaiknya di mata dunia lewat produk yang lebih bervariasi. Di kisaran tahun ini, nama Indonesia semakin dikenal berkat salah dua merek yang secara masif melakukan ekspansi dan distribusi produk ke berbagai negara, yaitu Polygon dan J.Co

Polygon dikenal sebagai produsen sepeda tanah air yang berasal dari Sidoarjo, meski merek sepeda ini sudah hadir sejak tahun 1989 namun langkah ekspansi ke negara tetangga baru dimulai pada tahun 2000-an.

Seperti yang pernah diberitakan oleh GNFI sebelumnya, mulai tahun 2001 Polygon melalui jaringan gerai sepeda bernama Rodalink mulai memasarkan ragam variasi sepeda yang dimiliki ke beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Bahkan, saat ini disebutkan bahwa hampir seluruh dari produk Polygon lebih banyak terserap oleh pasar luar negeri dibanding pasar dalam negeri, detailnya sebanyak 90 persen ragam sepeda Polygon dipasarkan ke negara-negara Eropa dan AS, sedangkan sisanya terserap oleh pasar konsumen di tanah air.

Sepeda Polygon, dari Sidoarjo hingga ke 33 Negara di Dunia

Sedangkan dari industri kuliner, hadir juga merek yang mendunia berkat jaringan usaha yang dimiliki oleh Johnny Andrean, yaitu J.Co Donuts. Berkat pria kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat ini, Indonesia memiliki merek makanan ternama yang kualitasnya bahkan banyak diakui dan disebut mengalahkan makanan serupa asal negara lain yang lebih dulu hadir, yaitu Dunkin’ Donuts dan Krispy Kreme.

J.Co pertama kali hadir pada tahun 2006 dengan gerai pertama yang berlokasi di Lippo Karawaci, Tangerang. Klaimnya, kuliner satu ini hadir setelah melalui riset dan pengembangan lewat berbagai kekurangan yang ada pada kompetitor di tanah air dan dinilai kurang cocok bagi lidah beberapa konsumen Indonesia.

Hanya berselang setahun setelahnya, keberhasilan yang dimiliki oleh J.Co membuat usaha kuliner satu ini melakukan ekspansi pertamanya di Malaysia, dan diikuti ekspansi lanjutan dengan membuka gerai perdana di Singapura pada tahun 2008.

Saat ini, gerai donat yang biasanya dijumpai pada pusat perbelanjaan tersebut juga sudah melakukan ekspansi ke berbagai negara lain di antaranya Filipina, Hong Kong, dan Arab Saudi.

Sering Disangka Produk Luar Negeri, Beberapa Brand Ini Ternyata Produk Asli Indonesia

Merek Indonesia yang mendunia dan terus bertambah hingga saat ini

Pabrik sepeda lipat Kreuz Bike Bandung | kreuzindonesia.id
info gambar

Selain deretan merek di atas, tentunya masih ada jajaran merek produk buatan Indonesia yang rasanya terlalu banyak jika dijabarkan satu per satu secara mendetail.

Tidak berpuas diri, berbagai merek produk buatan Indonesia dari berbagai sektor dipastikan akan terus bertambah dari waktu ke waktu, tidak hanya sampai saat ini namun juga di masa yang akan datang.

Dari sekian banyak deretan merek produk Indonesia yang hadir di tanah air, beberapa yang juga sukses melakukan ekspansi ke berbagai negara lain di antaranya Edward Forrer, produsen aksesori tas dan sepatu asal Bandung yang mendirikan gerai di Australia, Malaysia, dan Hawai.

Selain itu ada pula Terry Palmer, perusahaan tekstil asal Tangerang yang memproduksi handuk berkualitas tinggi dan sudah dipasarkan ke Jepang, dan berbagai negara di Amerika hingga Eropa.

Terbaru ada Kreuz, produsen sepeda lipat asal Bandung dan diprediksi akan mengikuti jejak Polygon yang mendunia lewat pemesanan skala besar yang didapat dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.

Siapa Sangka, Inilah Produk-Produk Buatan Indonesia yang Ternyata Mendunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini