Pesan Hidup Anti Mainstream untuk Kamu Usia 20-an

Pesan Hidup Anti Mainstream untuk Kamu Usia 20-an
info gambar utama

Usia 20-an adalah fase yang krusial dalam kehidupan manusia. Pada usia ini, kita akan mengalami peralihan dari masa remaja menuju dewasa muda. Tentu saja, ada segudang tanggung jawab baru yang hadir dalam kehidupan kita.

Melalui buku self development berjudul 101 Essays That Will Change The Way You Think, Brianna Wiest menjabarkan pesan berharga untuk generasi muda, khususnya usia 20-an. Artikel ini akan mengulasnya khusus untuk Goodmates.

1. Sah-sah Saja Bila Kamu Menjadi Orang Biasa

Tidak harus jadi luar biasa untuk merasakan kesuksesan | Foto: Kourosh Qaffari/Pexels
info gambar

Saat ini, berita kesuksesan di usia muda sudah menjadi makanan sehari-hari. Hal ini membuat banyak orang mengira bahwa menjadi sukses adalah mimpi yang harus tergapai. Sebagian orang mendefiniskan kesuksesan dalam bentuk gaji dua sampai tiga digit, punya rumah sendiri, atau bahkan membangun perusahaan.

Padahal, definisi kesuksesan setiap orang itu berbeda. Alih-alih mengejar hal yang belum pasti kita suka, cobalah untuk menanyakan ke diri sendiri. Apa pekerjaan yang tetap menyenangkan meski tidak ada orang yang memberikan apresiasi?

Baca juga: Cara Melakukan Meditasi untuk Tingkatkan Kualitas Hidup

Pesan ini bukan untuk membuat kita kehilangan semangat untuk menjadi hebat. Namun, untuk mengajak kita kembali memikirkan motivasi sesungguhnya dari mimpi yang kini tengah kita kejar. Jangan sampai motivasi itu hanya sekadar untuk menyenangkan orang lain.

2. Belajar dari Kesalahan dan Berdamai dengan Masa Lalu

Belajar dari kesalahan masa lalu membuat kita selalu berkembang | Foto: Abby Chung/Pexels
info gambar

Pada usia anak-anak hingga remaja, mungkin ada beberapa kejadian kurang baik yang terjadi. Contohnya perpisahan orang tua, bullying, atau kecelakaan. Seringkali, hal ini membuat kita merasa lebih terluka dan lebih hebat pada hal tertentu daripada orang lain.

Tanpa sadar, pola pikir seperti ini membuat kita sulit berkembang. Penyebabnya adalah karena merasa selalu terluka, membuat kita tanpa sadar enggan untuk belajar dari kesalahan dan mencoba memperbaikinya.

Untuk mengatasi pola pikir seperti ini, kita harus memahami bahwa setiap orang pasti memiliki luka yang sama meski porsinya berbeda-beda. Pola pikir ini akan menggugah kita untuk selalu belajar dari kesalahan dan berdamai dengan masa lalu.

3. Tidak Perlu Menunggu Cinta Orang Lain

Cintai diri sendiri terlebih dulu sebelum mencintai orang lain | Foto: cottonbro/Pexels
info gambar

Banyak orang memiliki konsep yang keliru tentang cinta, baik dalam konteks pasangan maupun hubungan sosial lain. Konsep keliru ini membuat kita merasa harus mendapat cinta dari orang lain dulu untuk mengizinkan diri kita mendapatkan cinta.

Baca juga:Rekomendasi Film Barat Tentang Memulai Perjalanan Self Love

Tentu saja, perasaan mendapatkan cinta merupakan kebutuhan setiap manusia. Namun, konsep yang benar ternyata berbanding terbalik. Justru, kita harus menemukan cinta di dalam diri sendiri (self love) terlebih dahulu untuk bisa mendapat cinta yang baik dari orang lain.

Lebih lanjut, Wiest juga menyatakan bahwa kita terlalu sibuk mencari cinta di luar sana. Namun, kita tidak mencoba mencarinya di dalam diri sendiri.

4. Jangan Selalu Menunggu Merasa “Siap”

Jalani hidup yang kamu mau tanpa ragu | Foto: Elina Sazonova/Pexels
info gambar

Mungkin Goodmates pernah mendengar kalimat “Orang yang tepat akan tiba di waktu yang tepat”. Bagi Wiest, kalimat ini agaknya keliru.

Menurutnya, saat orang yang tepat datang di hidup kita, kita tidak akan ada dalam posisi “siap”. Hal ini juga berlaku dalam hal lain. Misalnya saat kita melihat jobdesc dari pekerjaan yang impian selama ini, kita merasa tidak siap.

Bisa juga saat kita bahkan sudah memilki tabungan yang cukup, kita masih belum merasa siap untuk membangun usaha yang selama ini selalu ada dalam bayangan.

Bila kita selalu menunggu perasaan siap untuk memulai sesuatu, boleh jadi kita akan menunggu selamanya dan melewatkan kesempatan-kesempatan tersebut. Oleh karena itu, beranikan diri untuk menjalani hidup seperti yang kita mau tanpa harus menunggu waktu yang tepat.

Baca juga:5 Aplikasi Belajar Bahasa Korea untuk Pemula

5. Hidup Bermakna Jika Memperjuangkan Orang Lain

Meluangkan waktu untuk orang terdekat di tengah kesibukan | Foto: Elina Fairytale/Pexels
info gambar

Sebuah kewajaran bagi anak muda jika mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Segala target dan resolusi mereka ciptakan agar bisa merasa “cukup” dan nyaman.

Namun, ternyata hidup menjadi lebih bermakna jika kita turut menjadi alasan bagi kebahagiaan orang lain. Misalnya dengan membelikan ibu baju baru memakai gaji pertama atau sekadar meluangkan waktu untuk kumpul keluarga.

tulah beberapa pesan penting yang ada dalam salah satu bab di buku 101 Essays That Will Change The Way You Think. Pesan-pesan tersebut dapat menjawab kegalauan Goodmates yang tengah mengalami proses pendewasaan di usia 20-an.

Referensi: Buku 100 Essays That Will Change The Way You Think bab ke-14

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini