Mengenang Sejarah Merebut Kemerdekaan di Museum Perjuangan Rakyat Jambi

Mengenang Sejarah Merebut Kemerdekaan di Museum Perjuangan Rakyat Jambi
info gambar utama

Dari sekian banyak tempat wisata di Kota Jambi, Provinsi Jambi, salah satu yang wajib dikunjungi adalah Museum Perjuangan Rakyat Jambi. Museum ini terletak di antara Jalan Sultan Agung dan Jalan Slamet Riyadi. Berkunjung ke museum ini akan mengingatkan kita kembali kepada perjuangan rakyat Jambi pada masa penjajahan dan bagaimana kerja keras mereka dalam meraih kemerdekaan.

Bentuk bangunan Museum Perjuangan Rakyat Jambi merupakan perpaduan antara rumah tradisional Jambi dengan arsitektur modern. Museum seluas 1.365 meter persegi ini dibangun di atas lahan seluas 10 ribu meter persegi dan terdiri dari tiga lantai sebagai ruang pamer tetap dan terdapat dua teras yang biasa digunakan untuk pameran temporer.

Di museum ini terdapat benda-benda yang berhubungan dengan perjuangan bersejarah, dari benda-benda perlengkapan perang, senjata, hingga replika pesawat terbang.

Pengunjung yang berasal dari luar kota tak perlu khawatir, sebab akses menuju museum terbilang mudah dan jaraknya sekitar delapan kilometer dari Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin atau sekitar 18 menit berkendara.

Menyaksikan Fenomena Alam Equinox di Tugu Khatulistiwa Santan Ulu

Sejarah Museum Perjuangan Rakyat Jambi

Pendirian Museum Perjuangan Rakyat Jambi juga tak lepas dari sejarahnya. Museum ini dibangun atas inisiatif Dewan Harian Daerah Angkatan '45 (DHD-'45) dan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi.

Sebelum dijadikan museum, lahan yang digunakan merupakan Lapangan Banteng dan di sana sering digunakan Himpunan Pemuda dan organisasi masyarakat untuk berkumpul demi kepentingan perjuangan dalam merebut dan mempertahankan NKRI.

Sampai akhirnya pada 6 Juni 1993, peletakan batu pertama pembangunan museum dilakukan oleh Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia, Letjen Achmad Tharir, dan pada 10 Juli 1997, Museum Perjuangan Rakyat Jambi diresmikan secara simbolis oleh Presiden yang menjabat saat itu, yaitu Soeharto.

Tujuan dari pembangunan museum ini memang untuk mengenang sejarah perjuangan rakyat Jambi pada masa pergerakan nasional dan kemerdekaan Indonesia. Sejarah Jambi sendiri digambarkan dalam empat buah relief pada bagian depan bangunan. Relief tersebut dimulai dari masa Melayu Kuno Jambi (Hindu-Budha), masa Kesultanan Jambi, masa proklamasi kemerdekaan, hingga masa pembangunan Indonesia atau Order Baru.

Di museum ini juga terdapat patung Sultan yang diapit dua harimau Sumatra sebagai simbol semangat perjuangan pahlawan Nasional Sultan Thaha Saifuddin berperang melawan penjajah bersama rakyat.

Sarinah, Pusat Belanja yang Melegenda Kini Hadir Kembali dengan Wajah Baru

Koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi

Memasuki museum ini, pengunjung akan melihat koleksi persenjataan yang digunakan pada perang kemerdekaan tahun 1945-1950. Totalnya ada 460 koleksi senjata di museum ini, mulai dari senapan, pistol vickers, senjata mesin ringan, dan senjata rakitan tangan atau kecepek yang dipakai Kompi II Batalyon Cindur Mato pada tahun 1948.

Kemudian ada pula persenjataan tradisional seperti pedang, tombak, keris, badik, serta alat komunikasi yang digunakan saat berperang. Anda juga bisa melihat keris seginjai yang merupakan pusaka dari Kerajaan Melayu Jambi dan menjadi bagian dari perjuangan Sultan Thaha Saifuddin.

Selain itu juga ada pakaian perang seperti jubah raja, ikat kepala, pedang kampilan, hingga pedang samurai. Selanjutnya ada koleksi owen gun, senjata api pinggang dari Kuala Tungkal, Sten Gun Mk-11dari Bajubang, pedang dari Kabupaten Batanghari, dan senjata yang dititipkan tokoh masyarakat Jambi.

Beralih dari koleksi senjata, pengunjung juga dapat melihat 17 diorama tentang sejarah perjuangan rakyat Jambi. Setiap diorama di museum ini menggambarkan berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di Jambi, mulai dari kemerdekaan, usaha Belanda menolak kemerdekaan, Pertempuran Tanah Minyak, Perjanjian Linggarjati, dan sejarah dari pesawat udara Catalina RI 005.

Ada pula koleksi museum berupa meja kerja yang digunakan pejuang kemerdekaan, dokumen seperti naskah-naskah perjuangan, surat-surat penting, hingga foto-foto pejabat Jambi.

Koleksi paling ikonik di museum ini adalah replika pesawat terbang Catalina RI 005. Pesawat tersebut pernah disewa Dewan Pertahanan Daerah Jambi guna membawa senjata, makanan, pakaian, dan perlengkapan militer, serta mengangkut petugas militer dan sipil, dari dan ke Jambi, Bukit Tinggi, Prapat, Banda Aceh, Tanjung Karang, Yogyakarta, dan Singapura. Namun, pesawat tersebut mengalami kecelakaan pada 29 Desember 1948 dan jatuh di Sungai Batang Hari.

Menjelajahi Wisata Sejarah di Ternate dari Benteng ke Benteng

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini