Goodmates, apakah kamu adalah seorang pencinta madu, buah-buahan, sayuran, atau bunga? Kalau iya, silakan berterima kasihlah pada lebah.
Serangga ini bertahan hidup dengan mengonsumsi nektar bunga serta serbuk sari dari tanaman. Lebah madu umumnya bisa mengunjungi sekitar 50 hingga 1000 bunga dalam sekali perjalanan dengan memakan waktu antara 30 menit sampai 4 jam.
Berjalan secara ‘tidak terlihat’, aktivitas tersebut rupanya mempunyai peran yang sangat penting bagi lingkungan. Apa sajakah itu?
1. Memperkaya Keanekaragaman Hayati
Selagi lebah mengonsumsi nektar bunga dan serbuk sari, ternyata mereka juga membantu proses penyerbukan tanaman. Penyerbukan adalah perpindahan serbuk sari dari antera (bagian jantan bunga) menuju stigma (bagian betina bunga).
Sejumlah tumbuhan mampu menjalankan penyerbukannya sendiri, tetapi sekitar 90 persen tanaman berbunga bersifat entomofil alias bergantung pada serangga, salah satunya lebah untuk bereproduksi. Tidak heran, hewan terbang yang satu ini mendapatkan julukan sebagai serangga penyerbuk paling utama.
Lebah yang terbang berpindah-pindah berpeluang mewujudkan terjadinya penyerbukan silang antara satu tanaman dengan tanaman lain. Hal ini tentu akan meningkatkan variasi genetik dan memperkaya keanekaragaman hayati dalam lingkungan.
Baca juga:Ternyata 4 Hewan Ini Bisa jadi Indikator Lingkungan Bersih
2. Sarana Konservasi Hutan
Jarak antar tanaman dalam hutan umumnya sangatlah rapat. Maka, hal itu tidak memungkinkan adanya angin yang berembus untuk membantu terjadinya proses penyerbukan secara langsung.
Apabila kehadiran lebah lumayan banyak di hutan, lebah mampu menyediakan bantuan penyerbukan lebih baik. Tentu saja akan mengarah terhadap regenerasi pohon sekaligus konservasi keanekaragaman hayati.
Tidak hanya di kawasan hutan tropis, lebah juga mempunyai peran besar untuk jenis hutan lainnya, seperti hutan gugur, sabana, bakau, serta daerah beriklim sedang.
Baca juga: Hewan Penyelamat Bangladesh dalam Hadapi Erosi Laut
3. Menstabilkan Rantai Makanan
Lebah dapat membantu menyediakan makanan berupa biji-bijian, buah-buahan, serta dedaunan untuk konsumen tingkat I (herbivora) dalam sebuah ekosistem hutan.
Tercukupinya sumber makanan bagi organisme pemakan tumbuhan tersebut, akan berpengaruh terhadap jalannya rantai makanan untuk konsumen tingkat berikutnya. Proses “makan dan dimakan” sendiri adalah salah satu tolok ukur keseimbangan ekosistem.
4. Meningkatkan Kualitas Bahan Pangan
Makanan yang kaya akan mikronutrien, seperti biji-bijian, buah, dan sayur buah-buahan bergantung pada penyerbukan. Adapun zat-zat yang tergolong ke dalam zat gizi mikro, yakni vitamin dan mineral.
Apabila suatu tanaman mengalami penyerbukan dengan baik, tandanya mereka menerima serbuk sari yang cukup banyak untuk mengembangkan buah bersama dengan meningkatkan rasa, nutrisi, juga gizi.
Baca juga: Trashion, Konsep Sustainable Fashion Berbahan Dasar Sampah
5. Menjaga Ketahanan Pangan
Food security (ketahanan pangan) merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap masyarakat. Keadaan ini terlihat dari ketersediaan makanan yang baik dari segi jumlah, mutu, keamanan, persebaran, serta harga yang terjangkau.
Berdasarkan informasi dari badan pangan dunia FAO (Food and Agriculture Organization), tiga dari empat lahan pertanian yang menghasilkan buah dan biji-bijian sangat bergantung pada hewan penyerbuk seperti lebah.
Walaupun cuma membantu meringankan sebagian pekerjaan petani, lebah turut berkontribusi menyediakan makanan sehat dan bernutrisi demi ketahanan pangan manusia, lo.
6. Menghasilkan Produk Bermanfaat
Semua bagian hasil produksi lebah madu tidak hanya bermanfaat sebagai pangan manusia, tetapi juga bagi dunia kesehatan. Madu bisa membantu pengobatan berbagai penyakit, seperti demam berdarah (DBD), malaria, tuberculosis (TBC), bahkan berpeluang untuk terapi kanker dan HIV/AIDS.
Selanjutnya, madu juga termasuk propolis (getah) yang mengandung aneka zat aktif untuk memperkuat daya tahan tubuh. Adapun hasil sampingan seperti beeswax (lilin lebah) maupun venom (racun sengat lebah), berguna dalam industri kosmetik dan terapi medis.
Itulah berbagai peran penting lebah dalam kehidupan kita. Bahkan, seorang ilmuwan terbesar abad ke-21 Albert Einstein pernah berkata, “Apabila lebah menghilang dari permukaan bumi, manusia hanya mempunyai waktu empat tahun untuk bisa bertahan hidup.”
Referensi:Orami | Bobo | Cleanomic
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News