Budaya "Patuh" Warga Balikpapan

Budaya "Patuh" Warga Balikpapan
info gambar utama

Tidak lama setelah keluar dari Bandara, pikiran saya tentang Balikpapan seketika berubah. Kota yang sebelumnya saya anggap adalah kota kecil yang belum ada apa-apanya, ternyata adalah kota yang cukup ramai.

Ya, Balikpapan Kota Minyak julukannya, kota yang pernah menyabet penghargaan Adipura Kencana pada tahun 2013 dan 2014. Pantas saja mendapatkan penghargaan Adipura Kencana, ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota ini tidak ada sampah berserakan di sepanjang jalan yang saya lalui. Kini Balikpapan menjadi pintu gerbang menuju Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur.

Kesan pertama ketika saya menginjakkan kaki di Kota Balikpapan pada tahun 2016 adalah "rapi dan asri". Sungguh jauh dari apa yang saya pikirkan sebelumnya. Ada satu hal yang membuat saya cukup terkejut ketika membeli makanan di kota ini, ya harganya bisa dibilang di atas rata-rata. Jika dibandingkan dengan Jakarta untuk menu makanan yang sama, harga makanan di Balikpapan masih diatas harga makanan di Jakarta. Tidak heran upah minimum di kota ini cukup tinggi.

Tak Hanya Rumah Gadang Bagonjong, Ini dia Ragam Rumah Adat di Sumatra Barat

Berbicara tentang Balikpapan tentu tidak akan cukup jika disampaikan semuanya disini, namun ada beberapa hal yang menurut saya hanya dapat ditemukan di Balikpapan. Pertama, penyeberang jalan di Balikpapan adalah penyeberang jalan paling aman se-Indonesia. Mengapa saya mengatakan demikian? Ya, pengendara kendaraan bermotor di Balikpapan sangat patuh terhadap peraturan lalu lintas, jika ada “zebra cross” akan otomatis mengurangi kecepatan dan berhenti sejenak hingga penyeberang jalan selesai menyebrangi jalan tersebut.

Padahal jalan tersebut adalah jalan utama di Kota Balikpapan yang pastinya kondisi jalanan cukup ramai. Sungguh hal ini adalah hal yang menurut saya cukup langka karena sebagian besar pengendara kendaraan bermotor selalu tidak sabar ketika mengendarai kendaraan mereka di jalan.

Kedua, masih berhubungan dengan kepatuhan masyarakat Balikpapan terhadap peraturan lalu lintas. Tidak akan ditemui pengendara kendaraan bermotor yang melanggar markah jalan. Kita pasti tahu bahwa setiap pengendara kendaraan motor yang berhenti di simpang yang terdapat APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) wajib memosisikan kendaraan bermotor di belakang markah jalan, dan peraturan ini benar-benar dijalankan oleh warga Balikpapan. Bagaimana dengan warga kota lainnya? Ya mungkin bisa dijawab masing-masing.

Masih berhubungan dengan kepatuhan warga Balikpapan terhadap peraturan lalu lintas. Ketiga, pengendara kendaraan bermotor Balikpapan selalu mempersilakan kendaraan yang mau menyeberang atau berbelok. Saya rasa sebagian besar orang pasti pernah mengalami perilaku “tidak mau mengalah” di jalan antar sesama pengendara kendaraan bermotor dan tentunya hal tersebut cukup mengganggu dan membuat kita kesal. Bagi orang-orang yang pertama kali ke Balikpapan pasti akan takjub, termasuk saya. Apresiasi yang setinggi-tingginya untuk warga Balikpapan.

Mengenal Sanggar Wayang Ajen, Salah Satu Cara Melestarikan Budaya!

Kali ini tidak lagi tentang kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas. Keempat, warga Balikpapan patuh terhadap aturan selama pandemi Covid-19. Seperti kita ketahui Bersama pada awal tahun 2020 lalu, pandemic Covid-19. Pada saat itu diberlakukan lock down untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19. Selain itu juga seluruh warga wajib menggunakan masker.

Dan apa yang terjadi? Ya benar, warga Balikpapan mematuhi seluruh peraturan tersebut dari awal pemberlakuan tanpa terkecuali. Ketika ada razia maskerpun bisa dipastikan bisa dihitung jari saja yang melanggar tidak menggunakan masker. Pada saat pemberlakukan jam malam pun, pukul 20.00 tidak ada aktifitas warga yang terlihat, termasuk para pedagang yang menjual makanan.

Kelima, tidak akan ada ditemui gelandangan dan pengemis di Kota Balikpapan. Hal yang sering kita jumpai di persimpangan jalan yang terdapat APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) adalah adanya gelandangan dan pengemis. Di Balikpapan tidak akan pernah kita jumpai, termasuk pengamen pun di persimpangan jalan tidak akan ada ditemui. Jadi jika berkunjung ke kota Balikpapan, pengendara kendaraan bermotor sungguh sangat nyaman.

Mempertahankan Hidup dengan Menjaga Warisan Songket Palembang

Ada banyak hal lain yang sebenarnya bisa saya sampaikan di sini, tetapi 5 hal yang sudah saya sampaikan yang menjadi perhatian saya selama saya tingal di Kota Balikpapan. Semoga hal-hal baik yang saya sampaikan di atas bisa dijadikan contoh bagi warga di kota lain untuk dapat dijadikan “BUDAYA PATUH”.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini