Museum Siginjai Jambi: Berwisata sambil Menengok Sejarah Masa Lampau Melayu Jambi

Museum Siginjai Jambi: Berwisata sambil Menengok Sejarah Masa Lampau Melayu Jambi
info gambar utama

Museum Siginjai adalah tempat wisata sejarah lainnya yang wajib dikunjungi jika kamu sedang di Jambi. Museum ini menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah dan benda seni menarik dari zaman Melayu Jambi.

Museum ini pertama kali diresmikan oleh Gubernur Jambi, Masjchun Syofwan pada 18 Februari 1981. Awalnya, museum ini masih bernama Museum Negeri Jambi. Setelah beberapa kali ganti nama, akhirnya museum ini resmi dinamai Museum Siginjai Jambi pada 30 Oktober 2012.

Beberapa Koleksi di Museum Siginjai

Kalung Emas, salah satu koleksi Museum Siginjai Jambi
info gambar

Seperti yang sudah dibahas, Museum Siginjai memiliki berbagai koleksi benda seni dan bersejarah. Dari semua koleksi itu, beberapa di antaranya adalah:

Arca Avolokiteswara

Koleksi di Museum Siginjai ini terbuat dari perunggu berlapis emas, serta merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Arca ini pertama kali ditemukan pada 3 Februari 1991 di situs Rantaukapastuo, Kabupaten Batanghari. Arca ini berbentuk dewa bertangan empat dan mengenakan sejenis kain. Saat pertama kali ditemukan, arca ini masih dalam keadaan utuh maupun bagian bawah dan belakangnya patah.

Arca Budha

Selain Avolokiteswara, Museum Siginjai juga memiliki Arca Budha yang pertama kali ditemukan di Rantau Kapas Limau Manis, Kabupaten Tebo. Seperti arca-arca Budha lainnya yang sudah ditemukan di Jambi, arca ini juga dibuat dengan gaya seni gandhara. Arca ini sebetulnya memiliki permukaan berlapis emas. Sayangnya permukaan tersebut rusak dan mengelupas akibat korosi.

Baca juga: Berkunjung ke Menara Pandang Teratai Purwokerto, Ikon Baru Kota Satria yang Lagi Hits

Tanduk Bertuliskan Incung

Koleksi Museum Siginjai ini merupakan sebuah naskah yang ditulis di atas tanduk kerbau, serta bertuliskan petuah, cara memanggil roh, serta syarat jadi pemimpin. Naskah tersebut ditulis dengan teknik gores, serta memakai aksara incung dan bahasa Kerinci Karo.

Sabuk Emas

Sesuai namanya, koleksi museum ini adalah sabuk berbahan emas 18-20 karat. Emas tersebut terbentuk oleh ribuan cincin berukuran kecil yang diikat menjadi satu. Belum diketahui pasti asal-usul terciptanya sabuk ini. Satu-satunya informasi yang diketahui terkait sabuk ini adalah lokasi di mana sabuk ini pertama kali ditemukan, yaitu sekitar pantai yang dekat dengan rawa-rawa.

Kalung Emas

Tidak hanya sabuk emas, Museum Siginjai juga memiliki peninggalan berbahan emas lainnya, yakni kalung emas. Kalung ini terbuat dari jalinan kawat emas dilengkapi dengan gesper. Koleksi museum ini pertama kali ditemukan pada 1994 oleh seorang warga di Desa Lambur I.

Saat itu, ia menemukan koleksi Museum SIginjai ini saat ia sedang membersihkan ladang dari berbagai timbunan abu gambut. Penemuan tersebut lantas ia berikan ke Museum Siginjai. Atas penemuannya itu, pihak pemerintah memberikan imbalan seharga kalung emas 18 karat kepada warga Desa Lambur I itu.

Baca juga: Daya Tarik Tugu Juang di Jambi, Tempat Wisata Bersejarah

Rute Menuju Museum Siginjai Jambi

Salah satu sudut Museum Siginjai Jambi
info gambar

Museum Siginjai berada persis di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Sungai Putri, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Jambi 36124. Museum ini bisa dikunjungi lewat jalur darat dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.

Baca juga:Mengenal Tugu Keris Siginjai, Ikon Kota Jambi

Selain menyediakan berbagai koleksi bersejarah, Museum Siginjai juga punya fasilitas-fasilitas memadai. Misalnya Ruang Pameran Tetap, Ruang Pameran Temporer, Laboratorium, dan Auditorium.

Harga Tiket Masuk (HTM) museum ini amat terjangkau, yakni Rp 1.000 untuk anak-anak dan Rp 3 ribu untuk orang dewasa. Museum Siginjai bisa dikunjungi setiap Senin pukul 07.15 WIB - 16.00 WIB; Selasa s.d. Kamis pukul 07.15 WIB - 16.00 WIB; Jumat 07.00 WIB - 11.00 WIB; serta Sabtu dan Minggu pukul 08.00 WIB - 12.00 WIB.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Anggie Warsito lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Anggie Warsito.

AW
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini