Asal-usul Yangko: Dulu Makanan Sultan, Sekarang Oleh-oleh Khas Jogja yang Merakyat

Asal-usul Yangko: Dulu Makanan Sultan, Sekarang Oleh-oleh Khas Jogja yang Merakyat
info gambar utama

Yangko adalah makanan yang punya sejarah panjang. Dulunya jadi makanan sultan, kini yangko dikenal luas sebagai oleh-oleh khas Jogja.

Berpergian ke Jogja, jangan lupa kembali pulang sambil membawa oleh-oleh. Ada banyak pilihan makanan yang biasa dibawa sebagai buah tangan dari Jogja, salah satunya Yangko. Kendati tak seterkenal bakpia atau gudeg, yangko tetaplah makanan yang menjadi ikon Jogja. Menemukan yango di Jogja juga mudah. Di setiap toko oleh-oleh, hampir pasti di sana ada yangko.

Yangko adalah kue khas Jogja yang terkenal. Bentuknya kotak seperti batu bata berukuran kecil. Teksturnya kenyal sehingga yangko sepintas tampak seperti permen jeli.Biasanya, yangko dibuat dengan beraneka macam warna.

Tekstur kenyal yangko berasal dari tepung ketan yang menjadi bahan utamanya. Adonan tepung ketan kemudian diberi gula halus dan diisi dengan kacang yang menghasilkan sensasi rasa manis sekaligus gurih ketika dimakan.

Ada lagi satu fakta menarik yangko. Ternyata, yangko dulunya adalah makanan sultan.

Kelezatan Rendang yang Menyebar Bersama Tradisi Rantau Minangkabau

Dari makanan Sultan ke oleh-oleh

Diketahui, yangko berasal dari kawasan Kotagede, Kota Yogyakarta. Daerah yang terletak di ujung selatan Kota Yogyakarta itu memang dikenal sebagai tempat lahirnya sejumlah makanan lezat khas Jogja.

Informasi di laman Sibakuljogja milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat asal-usul yangko. Ternyata, nama yangko berasal dari kata kiyangko. Saat diucapkan oleh lidah orang Jawa dengan cepat, kata kiyangko akan terdengar sebagai yangko.

Yangko tidak bisa dilepaskan dari Kesultanan Mataram Islam. Pada jaman dulu, Kotagede juga merupakan daerah penting bagi Kesultanan Mataram Islam. Karena itu pula Yangko bisa disebut sebagai makanan khas Kotagede.

Pada era Kesultanan Mataram Islam, ternyata yangko adalah makanan sultan. Ya, yangko saat itu biasa dikonsumsi oleh raja dan orang-orang dari golongan priyayi alias bangsawan. Sebaliknya, rakyat jelata tidak banyak yang bisa menikmati yangko karena harganya yang termasuk mahal untuk ukuran saat itu.

Apa yang terjadi di masa lampau jelas berbeda dengan sekarang. Saat ini, yangko adalah makanan yang harganya relatif terjangkau dan bisa dinikmati oleh semua orang. Dengan demikian, kini Kawan GNFI tak perlu harus jadi sultan atau bangsawan terlebih dahulu untuk bisa merasakan nikmatnya yangko.

Menariknya lagi, saat ini yangko telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Yangko terdaftar pada tahun 2022 dengan nomor registrasi 202201571 serta berdomain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional.

Cocok Buat Healing Bareng Bestie, Ini 5 Tempat Wisata Alam di Jogja yang Begitu Indah



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

AR
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini