Berpotensi Jadi Raksasa Migas, Pulau Seram dan Warim Dilirik Investor Asing

Berpotensi Jadi Raksasa Migas, Pulau Seram dan Warim Dilirik Investor Asing
info gambar utama

Cadangan minyak dan gas bumi (migas) Indonesia dilaporkan kian menipis. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan bahwa kuantitas yang ada sekarang diperkirakan akan habis dalam 10 tahun mendatang. Atas dasar itulah, pemerintah saat ini tengah sibuk melakukan sejumlah upaya demi menggencarkan peningkatan produksi.

Salah satu caranya dengan memetakan potensi area migas baru yang memiliki prospek menjanjikan. Potensi itu disebut Arifin sebagai pembuktian dalam mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030.

"Kalau kita tidak punya yang baru dengan konsumsi yang sekarang, hanya (cukup untuk) 9-10 tahun. Tapi, kita juga masih punya 6-7 potensi area baru yang bisa dikembangkan," ungkap Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (10/2), dikutip dari Kontan.co.id.

 Indonesia Punya 4 Proyek Migas Besar Hingga 2027, Berapa Nilainya?

Di tengah kegentingan tersebut, Arifin mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memiliki dua wilayah yang berpotensi besar menjadi raksasa migas, antara lain Pulau Seram Maluku dan Warim Basin Papua. Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas bahkan membocorkan ketertarikan sejumlah investor asing terhadap kedua area ini.

"Kita punya potensi cadangan minyak, yaitu Pulau Seram dan Warim Papua, alhamdulillah sudah ada investor yang tertarik untuk melihat datanya,” kata Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal, Sabtu (11/2).

Mengutip laporan CNBC Indonesia, Nanang Abdul Manaf selaku Wakil Kepala SKK Migas menuturkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM tengah mempersiapkan pelelangan kedua area itu. Menurutnya, banyak perusahaan minyak dalam dan luar negeri yang tertarik untuk mengelola kawasan tersebut.

"Sedang disiapkan untuk ditawarkan. Beberapa oil company ada yang tertarik, terutama di Seram," kata Nanang, Selasa (14/2/2023).

Kemudian, sebagai pihak yang berencana akan mengelola Warim dan Seram, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) diharapkan mampu melakukan eksplorasi yang lebih intensif. Dengan begitu, risiko kehabisan migas dapat ditangkal dengan cadangan yang baru.

Mengenal Metan Hidrat, Harta Karun Migas Indonesia yang Bisa Diproduksi 800 Tahun

15 juta kaki kubik gas ditemukan di Seram

SKK Migas bersama KKKS Citic Seram Energy berhasil menemukan 15,02 juta kaki kubik gas per hari di Desa Seti, Kecamatan Seram Utara Timur, Kabupaten Maluku Tengah. Klaim tersebut disampaikan oleh Surya Widyantoro selaku Kepala Divisi Pemboran dan Perawatan Sumur SKK Migas dalam keterangan tertulis, Minggu (12/02/2023).

Harta karun tersebut ditemukan Surya dan timnya di sumur eksplorasi Lofin-2 (re-entry) usai melakukan pengetesan ulang uji lapisan sumur yang diduga memiliki objek utama berupa batuan karbonat formasi manusela.

Namun, dalam laman Menpan.go.id tertulis bahwa temuan gas di wilayah pedalaman (remote) Pulau Seram ini menurut Surya menimbulkan tantangan yang besar dalam hal operasional pengetasan sumur eksplorasi.

Waktu pengerjaan akan lebih lama, termasuk mobilisasi peralatan maupun material pengeboran sumur. Meski begitu, penemuan gas di Pulau Seram ibarat angin segar karena berpotensi menambah cadangan minyak bumi Indonesia dengan kapasitas yang luar biasa.

Mengenal Teluk Bintuni, Kabupaten Terkaya di Indonesia dengan Cadangan Migas yang Melimpah

Warim menyimpan gas hingga 47,37 triliun TCF

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM merilis data yang menyatakan bahwa cadangan minyak di cekungan Warim berpotensi mencapai 25,968 miliar barel, sedangkan gas yang tersimpan di sana diperkirakan mencapai 47,37 triliun kaki kubik (TCF).

Akan tetapi, pemanfaatan potensi migas di cekungan Warim mengalami hambatan sebab area tersebut terletak di dalam kawasan Hutan Nasional Lorents, perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini.

Untuk itu, SKK Migas bersama Kementerian ESDM terus berupaya demi mendapatkan izin dari Kementerian LHK dan bernegosiasi dengan pihak berwenang dari Papua Nugini. Selama Warim belum benar-benar bisa dikelola, pemerintah hanya bisa mengharapkan penambahan produksi dari kegiatan pengeboran sumur di Blok Cepu dan Rokan agar penurunan cadangan migas dapat segera diatasi, paling tidak ditekan.

Indonesia Energy Cloud, Solusi Infrastruktur Digital di Sektor Migas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini