Kapurut Sagu, Makanan Pokok dan Camilan Suku Mentawai

Kapurut Sagu, Makanan Pokok dan Camilan Suku Mentawai
info gambar utama

Sumatra Barat memang terkenal dengan masakan padangnya. Tetapi, wilayah Sumbar juga tidak hanya seputar daerah yang berada di Pulau Sumatra saja. Ada juga Kepulauan Mentawai yang memiliki latar belakang budayanya tersendiri.

Kepulauan ini juga memiliki keunikan tersendiri dari segi kuliner yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan masakan padang. Ada berbagai makanan khas Mentawai yang perlu Anda ketahui sebagai bagian dari keragaman kuliner nusantara.

Tetapi, kali ini kita akan membahas salah satunya, yaitu kapurut sagu. Sesuai dengan namanya, makanan ini menggunakan sagu sebagai bahan utamanya. Mari kita ketahui lebih lanjut.

Sinonggi khas Sulawesi Tenggara, Makanan Pokok Suku Tolaki

Berbahan dasar sagu

Sagu menjadi salah satu tumbuhan yang tumbuh subur di Kepulauan Mentawai. Dengan begitu, sagu pun menjadi salah satu sumber pangan yang menjadi pilihan untuk makanan pokok bagi orang-orang suku Mentawai.

Dari sagu ini pun dikembangkan berbagai jenis olahan makanan. Sehingga makanan berbahan sagu seperti kapurut ini adalah hal yang lumrah kita temui sebagai sajian kuliner khas Mentawai.

Kapurut sendiri terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras serta memiliki warna kecoklatan.

Secara umum, kapurut ini terbagi atas dua jenis. Pertama adalah kapurut yang tak memiliki campuran bahan apapun, lalu ada kapurut yang menggunakan campuran bahan lain ketika pembuatannya, misalnya garam atau kelapa.

Kapurung yang dibakar dalam bambu | Jadesta Kemenparekraf
info gambar

Sekilas, bila kita melihat kapurut sagu ini bentuknya mirip dengan lontong karena sama-sama diselubungi dengan daun dan berbentuk silinder. Untuk daun yang digunakan sebagai pembungkus dari kapurut ini adalah daun sagu.

Untuk membuat kapurut, pertama sagu disaring terlebih dahulu, kemudian tepungnya tersebut dibungkus menggunakan daun sagu. Dalam tahap ini, bisa ditambahkan garam atau kelapa parut sesuai selera. Setelahnya, kapurut pun dibakar selama kurang lebih 15-20 menit.

Subbet, Makanan Lokal Khas yang Menggambarkan Kehidupan Suku Mentawai

Beda jenis, beda gaya menyantap

Secara tekstur, kapurut ini agak keras ketika dimakan. Cara memakannya sendiri mirip dengan ketika memakan permen.

Kalau kapurut yang tidak menggunakan bahan apapun memiliki rasa yang cenderung tawar, alami dari sagu dengan aroma yang harum dari daun yang dibakar berpadu dengan sagu. Untuk kapurut jenis ini cocok untuk dimakan dengan menggunakan sayur atau lauk.

Sementara untuk kapurut yang terbuat dari campuran kelapa dan garam lebih cocok sebagai santapan untuk mendampingi ketika minum teh atau kopi, baik ketika sarapan atau bersantai di sore

Tepung sagu yang dicampur dengan garam atau parutan kelapa biasanya sebagai menu sarapan atau penganan teman kopi di sore hari. Sementara tepung sagu biasa tanpa campuran sebagai makanan utama seperti nasi. Kapurut sagu "tawar" ini yang cocok disantap dengan lauk atau sayuran.

Selain Papeda, Papua punya Keladi Tumbuk sebagai Makanan Pokok



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini