Kekuatan dan Kebanggaan: Sejarah Panjang Islam di Vietnam dari Masa ke Masa

Kekuatan dan Kebanggaan: Sejarah Panjang Islam di Vietnam dari Masa ke Masa
info gambar utama

Masyarakat Muslim di Vietnam memiliki sejarah yang panjang dan beragam, dengan asal-usulnya sejak abad ke-7. Sementara mayoritas penduduk di Vietnam beragama Budha, umat Islam yang jumlahnya kecil telah memainkan peran integral dalam membentuk struktur budaya dan sosial negara tersebut.

Catatan paling awal tentang Islam di Vietnam dapat ditelusuri kembali ke abad ke-7 ketika para pedagang Arab dari Timur Tengah, India, dan Cina mulai menjalin hubungan dagang dengan kerajaan Champa, sebuah peradaban Hindu dan Budha yang menduduki Vietnam tengah dan selatan. Orang Cham adalah orang-orang pelaut yang terkenal karena perdagangan maritim mereka dan kemampuan mereka mengarungi lautan.

Saat kerajaan Champa mulai memperluas jaringan perdagangannya, mereka menjalin hubungan baik dengan para pedagang Arab yang memperkenalkan Islam ke kerajaan Champa. Menurut beberapa catatan, Muslim pertama yang tiba di Champa adalah Said Ibn Abi Waqqas, salah satu sahabat Nabi Muhammad. Ibnu Abi Waqqas dikatakan telah tiba di Champa pada tahun 618 M, meskipun beberapa ulama membantah klaim ini.

Seiring waktu, Islam menyebar di antara masyarakat Champa, yang mendirikan masjid dan sekolah Islam di berbagai tempat kerajaan. Masyarakat Champa memeluk Islam karena berbagai alasan, termasuk keuntungan komersial dari perdagangan dengan para pedagang muslim, dan perbedaan yang dirasakan atas agama-agama asli Vietnam.

Namun, pada abad 15, sesuatu terjadi. Kala itu, Kerajaan Champa adalah negara maritim yang kuat yang berkuasa atas wilayah tengah dan selatan Vietnam modern pada abad ke-4 hingga ke-15. Kerajaan yang banyak terpengaruh oleh budaya dan agama India ini sering terlibat dalam konflik dengan negara tetangga, terutama Vietnam. Pada abad ke-15, Vietnam meluncurkan serangkaian kampanye militer melawan Champa, yang akhirnya mengakibatkan kekalahan kerajaan Champa dan penggabungannya ke dalam Vietnam.

Kampanye militer besar pertama melawan Champa diluncurkan pada awal 1470-an oleh jenderal Vietnam Lê Thánh Tông. Kampanye ini mengakibatkan penaklukan ibu kota Champa, Vijaya, dan penaklukan kerajaan. Namun, Champa tetap melawan kendali Vietnam dan meluncurkan beberapa pemberontakan melawan penguasa baru mereka. Kampanye militer terakhir melawan Champa diluncurkan pada tahun 1479 oleh putra Lê Thánh Tông, Lê Thánh Tài, dan mengakibatkan penggabungan wilayah-wilayah Champa yang tersisa.

Kekalahan Champa oleh Vietnam mengakibatkan pergeseran kekuatan yang signifikan dalam dinamika kekuasaan Asia Tenggara dan berdampak pada sejarah wilayah tersebut. Ini juga menandai berakhirnya Kerajaan Champa dan asimilasi masyarakat Cham ke dalam budaya dan masyarakat Vietnam.

Peta kerajaan Champa dan tetangganya | wikimedia
info gambar

Pengaruh Muslim di Vietnam dapat dilihat dalam arsitektur, masakan, dan praktik budaya negara tersebut. Misalnya, banyak masakan Vietnam, seperti banh mi dan pho, yang dipengaruhi oleh masakan Islami. Selain itu, banyak masjid Vietnam menggabungkan elemen arsitektur tradisional Cham, seperti batu bata merah dan ubin terra cotta.

Saat ini, komunitas Muslim di Vietnam adalah komunitas yang beragam dan bersemangat yang secara aktif terlibat dalam mempromosikan dialog dan pemahaman antaragama. Sementara asal-usul Islam di Vietnam dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-7, agama tersebut terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan lanskap budaya dan politik negara tersebut.

Selama abad ke-17 dan ke-18, Vietnam diperintah oleh Dinasti Nguyen. Para penguasa Nguyen awalnya memusuhi Islam dan banyak menganiaya umat Islam di negara tersebut. Namun, seiring berkembangnya hubungan perdagangan dengan dunia Muslim, Dinasti Nguyen mulai mentolerir kehadiran umat Islam di Vietnam.

Pada akhir abad ke-19, pemerintahan kolonial Prancis membawa gelombang baru Muslim ke Vietnam. Banyak tentara Muslim dari Aljazair dan Tunisia dikirim ke Vietnam untuk berperang sebagai tentara Prancis. Para prajurit ini menetap di Vietnam dan mendirikan komunitas di kota-kota seperti Hanoi dan Kota Ho Chi Minh.

Komunitas muslim Cham berkumpul untuk difoto di pasar Chau Doc di Vietnam pada tahun 1918. | CC BY 2.0 by Manhai
info gambar

Selama Perang Vietnam, komunitas Muslim berperan aktif dalam mendukung pemerintah Vietnam Utara. Tentara Muslim bertempur bersama rekan-rekan Vietnam mereka, dan badan amal Muslim memberikan bantuan kepada penduduk sipil.

Menurut sensus April 1999 di Vietnam, terdapat 63.146 Muslim, dengan lebih dari 77% tinggal di wilayah South Central Coast. Mayoritas populasi ini tinggal di Provinsi Ninh Thuận, Provinsi Bình Thuận, dan Kota Ho Chi Minh, sedangkan 22% lainnya tinggal di wilayah Delta Mekong, terutama di Provinsi An Giang. Hanya 1% Muslim yang tinggal di daerah lain di negara itu. Ini adalah pergeseran yang signifikan dari laporan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa hampir setengah dari populasi Muslim tinggal di Delta Mekong sebelum tahun 1975, dan komunitas Muslim di Kota Ho Chi Minh sendiri dilaporkan terdiri dari hampir 10.000 orang hingga tahun 1985.

Meskipun menghadapi diskriminasi dan marginalisasi di masa lalu, Muslim Vietnam telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan budaya dan ekonomi negara. Pengusaha Muslim telah membangun bisnis yang sukses di Vietnam, dan komunitas tersebut telah memainkan peran penting dalam mempromosikan dialog dan pemahaman antaragama.

Seorang wanita muslim di Chau Doc, Vietnam | Collin Key (CC BY-NC-SA 2.0)
info gambar

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Vietnam telah mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan kebebasan dan toleransi beragama di negara tersebut. Pada tahun 2016, pemerintah mengeluarkan undang-undang baru tentang kepercayaan dan agama, yang bertujuan untuk melindungi hak-hak kelompok agama di Vietnam.

Namun, tantangan tetap ada bagi komunitas Muslim di Vietnam. Beberapa Muslim terus menghadapi diskriminasi, dan ada laporan tentang pengawasan khusus pemerintah terhadap komunitas Muslim.

Terlepas dari tantangan ini, komunitas Muslim di Vietnam tetap tangguh dan berkomitmen untuk mendorong perdamaian dan saling pengertian di negara tersebut. Saat Vietnam terus tumbuh dan berkembang, komunitas Muslim tidak diragukan lagi akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan negara.

Referensi:

  1. Huynh, K. T. "Muslims in Vietnam: A Minority Amidst Integration and Identity Crisis." Journal of Muslim Minority Affairs, vol. 31, no. 4, 2011, pp. 513-525.
  2. Fisher, S. "Muslims in Vietnam: A Review of Recent Research." Journal of Southeast Asian Studies, vol. 37, no. 2, 2006, pp. 267-278.
  3. Thayer, C. A. "Muslims in Vietnam: A Demographic Overview." Contemporary Southeast Asia, vol. 37, no. 3, 2015, pp. 357-380.
  4. "Vietnam." Encyclopædia Britannica, Encyclopædia Britannica, Inc., 27 April 2017, www.britannica.com/place/Vietnam.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini