Belajar dari Singapura: Membedah Keberhasilan Satu-satunya Negara Maju di Asia Tenggara

Belajar dari Singapura: Membedah Keberhasilan Satu-satunya Negara Maju di Asia Tenggara
info gambar utama

Sejak awal pendiriannya, Singapura menjadi negara yang menghadapi banyak masalah yang harus dipecahkan, termasuk pengangguran massal, infrastruktur yang tidak memadai, perjudian yang merajalela, dan masalah-masalah lain yang melanda negara baru ini. Perdana Menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew, harus mengatasi sejumlah masalah yang kompleks dan menantang.

Terlepas dari sumber daya alam Singapura yang terbatas, populasi yang kecil, dan wilayah yang kecil, negara ini memiliki visi untuk menjadi pusat perdagangan dunia yang kompetitif secara global dan memiliki ketersediaan modal intelektual yang tinggi. Meskipun demikian, Singapura saat ini telah berhasil mencapai tujuannya dan menjadi pusat perdagangan dunia yang penting, dengan memanfaatkan posisi strategisnya di kawasan ini.

Lee Kuan Yew memulai dengan strategi awal untuk mengembangkan sektor industri dan membentuk badan institusi baru ketika Singapura didirikan. Untuk sektor industri, Singapura menarik tenaga kerja dan investasi dengan melakukan promosi melalui Singapore Tourism Promotion Board (STPB). Singapura juga mempekerjakan warga negara asing untuk mengisi posisi-posisi strategis di parlemen dan posisi-posisi lainnya. Dengan strategi ini, Singapura berhasil meningkatkan PDB sebesar 5,3% dalam kurun waktu 5 tahun. Singapura juga menerapkan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang saling menguntungkan dan mengirim tenaga ahli ke luar negeri untuk belajar sebagai bagian dari strategi untuk memajukan ekonominya.

Singapura memulai perjuangannya untuk mencapai kesuksesannya saat ini dengan menerapkan penegakan hukum yang ketat dan menerapkan kebijakan nasional yang jelas, terukur, dan berdisiplin tinggi. Selain itu, pembangunan industri, infrastruktur, dan pertahanan yang kuat juga turut menyumbang keberhasilan tersebut. Dalam mengembangkan sektor jasanya, Singapura telah mampu memanfaatkan keunggulan kompetitifnya untuk menghasilkan pendapatan per kapita yang lebih tinggi.

Selain merestrukturisasi perekonomian di berbagai sektor seperti manufaktur, jasa dan ekspor, Singapura juga berfokus pada peningkatan kemampuan kewirausahaan dan pengembangan sumber daya manusia berkelas dunia. Semua langkah ini merupakan bagian dari upaya Singapura untuk membangun ekonomi dan bisnis yang berkelanjutan dan menarik investor asing di seluruh dunia.

Lee Kuan Yew memadukan gaya kepemimpinannya yang otoriter dan demokratis yang berhasil digunakan untuk menjaga stabilitas politik dan ekonomi Singapura. Meskipun Singapura memiliki sumber daya yang terbatas, para elit politiknya berusaha mencari solusi untuk mengubah nasib negara. Dengan bantuan dana dari Inggris, Singapura memutuskan untuk mengambil risiko dengan menarik banyak investasi asing dan meminjam dari luar negeri untuk membangun infrastruktur di Singapura. Kombinasi antara kepemimpinan yang efektif dan kebijakan yang tepat berhasil membawa Singapura menjadi negara maju dalam waktu yang relatif singkat.

Terakhir, ada faktor geopolitik yang mempercepat perubahan di Singapura. Sebagai negara dengan etnis minoritas di sekitar rumpun Melayu, Singapura harus memiliki kekuatan yang kuat agar tidak dimanfaatkan oleh negara lain. Di bawah tekanan ini, Singapura dipaksa untuk bergerak cepat dan akhirnya mampu menjadi pemain utama dalam perekonomian ASEAN.

Jika dilihat dari sisi sejarahnya hingga saat ini, Singapura sebagai negara multi-ras memiliki pengalaman buruk dalam menghadapi isu rasial pada tahun 1960-an. Kemudian pada tahun 1970-an, Singapura berusaha membangun keharmonisan dan kohesi antar ras, yang kemudian diwujudkan melalui peningkatan sektor ekonomi. ALhasil, Singapura mampu mengubah situasi heterogenitas di negaranya menjadi lebih baik.

Kemajuan ekonomi Singapura jelas didorong oleh pemerintahan yang bersih dan kompeten, yang mampu membuat kebijakan ekonomi dan bisnis yang jelas. Singapura juga selalu mengedepankan transparansi, efisiensi, dan responsif terhadap perubahan kebutuhan konsumen di pasar. Selain itu, Singapura selalu berusaha untuk menjadi pusat transportasi, keuangan, dan kesehatan yang menarik. Keberhasilan ini juga yang membuat Singapura terhindar dari krisis Asia, karena negara ini selalu berinovasi dan mencari celah untuk terus berkembang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini