Mengintip Industri Kosmetik di Asia Tenggara: Tren dan Prospek Masa Depan

Mengintip Industri Kosmetik di Asia Tenggara: Tren dan Prospek Masa Depan
info gambar utama

Asia Tenggara telah menjadi titik fokus bagi para ahli dan analis keuangan selama beberapa tahun terakhir. Wilayah ini terdiri dari negara-negara yang dengan populasi yang besar, seperti Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, yang memiliki populasi lebih dari 750 juta orang. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 dan perjanjian perdagangan bebas di antara para anggotanya juga telah menjadikan kawasan ini sebagai tujuan menarik bagi para investor dan perusahaan multinasional yang ingin menjalin hubungan komersial. Tak mengherankan, banyak industri yang berkembang pesat di kawasan ini.

Salah satu yang paling cepat berkembang di kawasan ini adalah pasar kecantikan dan perawatan pribadi. Pasar kecantikan dan perawatan pribadi adalah industri yang berkembang pesat di Asia Tenggara, dengan tingkat pertumbuhan dua digit, yang akan menjadi mesin pertumbuhan terbesar kedua setelah Tiongkok. Hal ini disebabkan oleh demografi penduduk yang masih muda dan munculnya kelas menengah yang tumbuh di antara hampir 600 juta orang.

Pasar Kecantikan & Perawatan Pribadi diperkirakan akan terus meningkat, dengan pendapatan yang diperkirakan akan mencapai US$30,04 miliar pada tahun 2023. Pertumbuhan ini juga diprediksi akan terus berlanjut pada tingkat tahunan sebesar 3,57% antara tahun 2023 dan 2027. Di antara berbagai segmen, Perawatan Pribadi adalah yang terbesar, dengan volume pasar yang diproyeksikan sebesar US$14,75 miliar pada tahun 2023. Dengan meningkatnya e-commerce, penjualan online diproyeksikan akan berkontribusi sebesar 16,0% dari total pendapatan yang dihasilkan oleh pasar Kecantikan & Perawatan Pribadi pada tahun 2023.

Baca juga : Gak Perlu Menor! Berikut 7 Langkah Cara Make Up Natural Yang Awet Seharian

Peraturan Regional untuk Keamanan Produk

ASEAN telah mengadopsi Harmonized Cosmetic Regulatory Scheme, di mana menempatkan produsen untuk memiliki lebih banyak tanggung jawab, seperti yang ada di Uni Eropa. Regional ASEAN juga telah menerapkan peraturan ASEAN Cosmetic Directive (ACD) untuk produk kosmetik guna menstandarisasi persyaratan produk kosmetik di antara negara-negara ASEAN dan memfasilitasi perdagangan di kawasan ini.Implementasi ACD ini dimulai pada 1 Januari 2008 di Singapura.

Kemudian, untuk meminimalisir hambatan perdagangan teknis, ASEAN Cosmetic Committee (ACC) dan ASEAN Cosmetic Scientific Body (ACSB) mengadakan pertemuan dua kali setahun untuk membahas peraturan dan harmonisasi di seluruh wilayah. Hal ini termasuk merevisi lampiran ACD.

Melihat ke Belakang untuk Melangkan ke Depan

Mengutip laporan Euromonitor sebagai penyedia laporan riset pasar strategis dalam artikel COSMOPROF, Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara. Pasar Indonesia yang besar telah menghasilkan pendapatan tahunan sebesar $11,2 miliar yang diharapkan pada tahun 2022, berdasarkan pertumbuhan tahunan rata-rata 6,3% antara tahun 2019 dan 2022. Fokus di Indonesia adalah pada kosmetik halal karena populasi Muslim yang terus bertambah.

Kemudian, disusul dengan Pasar kecantikan Thailand bernilai $6,8 miliar pada tahun 2020. Keberhasilan negara ini di panggung global dapat dikaitkan dengan pandangan politik, perjanjian komersial, dan pembangunan infrastruktur. Euromonitor memprediksi bahwa pasar kecantikan Thailand akan melebihi $7,3 miliar pada tahun 2022, dengan tingkat pertumbuhan tahunan lebih dari 2% untuk dua tahun ke depan.

Sepuluh negara dengan pertumbuhan terbesar di Asia untuk sektor ini juga termasuk Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Masih berdasarkan laporan Euromonitor, ketiga negara ini menyumbang $8,8 miliar dari pendapatan Asia Tenggara. E-commerce dan saluran penjualan digital baru memainkan peran penting dalam respons kawasan ini terhadap pandemi, terutama di Vietnam di mana penjualan produk kecantikan mencapai 9,7% pada tahun 2020. Singapura dan Indonesia juga mengalami pertumbuhan penjualan melalui saluran digital, dengan angka melebihi 8% di kedua negara tersebut.

Meskipun mengalami penurunan sebesar 4,1% pada tahun 2020, Filipina diperkirakan akan mengalami pertumbuhan antara 3% dan 5,7% dalam dua tahun ke depan. Malaysia mencatat tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata lebih dari 6% antara tahun 2016 dan 2019, dengan sedikit peningkatan sebesar 1,6% pada tahun 2020, dan diprediksi akan mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 6,5% pada tahun 2021-2022. Myanmar mengalami tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 20% dari tahun 2016 hingga 2019 dan mengalami pertumbuhan sebesar 9,4% pada tahun 2020. Dalam dua tahun ke depan, tingkat pertumbuhan diperkirakan mencapai 11%. Laos memiliki tingkat pertumbuhan yang stabil sebesar 13% hingga 2019 dan pertumbuhan 11,9% pada tahun 2022.

Reference:

Charrier, Jean-Philippe. (2020). Growth Beyond China: Mass and Prestige Beauty Are Accelerating Across Asia. Glginsights.com

Statista. Beauty & Personal Care - Southeast Asia. Statista.com

COSMOPROF. (2021). The Beauty Market in Southeast Asia: Tradition, Innovation, and Quality. Cosmoprof.com

Putera, Fajar. (2017). Pengembangan Kosmetik Asia. Geotimes.id

Health Science Authority Singapore. Cosmetic Products. hsa.gov.sg

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

DP
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini