Amerika Serikat Gagal Bayar Utang, Apa Efeknya untuk Indonesia?

Amerika Serikat Gagal Bayar Utang, Apa Efeknya untuk Indonesia?
info gambar utama

Belakangan, Amerika Serikat dikabarkan berpotensi gagal bayar utang karena sudah melebihi ambang batas 31,4 triliun dolar AS.

Meski begitu, pemerintah melalui Meneteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan hal tersebut tidak mempengaruhi perekonomian Indonesia.

“Kita lihat dari perkembangan tidak ada pengaruh kepada perekonomian kita. Terutama kalau kita lihat pasar belum memberikan signal terhadap kemungkinan dinamika politik,” kata Menkeu Sri, Senin (8/5/2023), dilansir dari Tempo.co.

Kemudian bersumber dari Kompas.com, tidak adanya dampak dari potensi gagal bayar AS terlihat dari kinerja pasar keuangan RI yang masih positif.

Aliran modal asing masuk atau capital inflow terus bertambah, di mana secara tahun kalender (year to date) nilainya mencapai Rp65,67 triliun.

Investor tersebut diketahui memilih untuk menempatkan dananya di pasar keuangan nasional, sebab perekonomian RI dinilai positif di tengah ketidakpastian global.

Salah satu indikatornya adalah produk domestik bruto (PDB) yang tumbuh sebesar 5,03 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2023.

Revisi Lagi, Sandiaga Sebut Perputaran Ekonomi Selama Libur Lebaran Capai Rp335 Triliun

Dampak ke pasar surat berharga (SBN)

Bagaimanapun, Menkeu Sri Mulyani menuturkan potensi gagal bayar ini bisa saja merambat ke pasar Surat Berharga (SBN).

Akan tetapi, sejauh ini pasar SBN domestik masih menarik dengan imbal hasil (yield) yang masih bagus dibandingkan Desember 2022 lalu.

Selain itu, prospek ekonomi Indonesia juga masih bagus, dengan inflasi yang rendah, dan nilai tukar yang terus menguat. Kondisi inilah yang membuat daya tarik cukup baik.

Kinerja dari SBN Indonesia pun terjadi capital inflow. Karena dari sekian banyak negara-negara termasuk negara emerging, Menkeu Sri menyebut Indonesia mungkin termasuk yang memiliki kinerja baik.

Sementara itu, fenomena gagal bayar utang yang dialami Negeri Paman Sa merupakan bagian dari dinamika politik. Permasalahan ini dapat diselesaikan jika AS membuka batas utang atau debt ceiling.

Gagal bayar utang AS ditengarai bisa mengguncang pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam itu sendiri.

Fenomena itu juga akan berpotensi mendorong pembayaran rumah untuk hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit jadi lebih tinggi.

Meskipun Ekonomi Global Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FI
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini