Peneliti Indonesia Temukan 29 Gunung Bawah Laut di Perairan NTT, Benarkah Berbahaya?

Peneliti Indonesia Temukan 29 Gunung Bawah Laut di Perairan NTT, Benarkah Berbahaya?
info gambar utama

Peneliti dan akademisi dari lima universitas di Indonesia bersama Pushidrosal menemukan sekitar 29 gunung di bawah laut perairan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepada Antara, Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengatakan puluhan gunung itu ditemukan saat pihaknya menggelar Ekspedisi Jala Citra-3 2023 Flores yang berlangsung selama sekitar tiga bulan di wilayah NTT.

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya gelembung di sekitar sejumlah gunung tersebut. Dengan demikian, belum semuanya dapat dipastikan mana gunung bawah laut yang aktif dan tidak aktif.

Meski begitu, tim peneliti menemukan adanya coral selama melakukan penelitian menggunakan KRI. Batu-batuan yang ditemukan di puncak gunung tersebut pun sudah diambil.

Melihat Keindahan Patung Bawah Laut Bali Selamatkan Terumbu Karang

Warga tak perlu takut dan cemas

Sampel batu-batuan dan coral yang didapatkan lebih lanjut akan diperiksa di Badan Geologi di Bandung untuk memastikan status dari gunung bawah laut tersebut.

Sementara itu, sebaran gunung bawah laut yang ditemukan ini juga tersebar di bagian barat Pulau Flores, bagian utara, Flores bagian selatan, termasuk di beberapa pulau sekitarnya.

Tim peneliti menghimbau agar pelayaran kapal dilakukan dengan hati-hati karena beberapa gunung ada yang dekat dengan permukaan laut. Akan tetapi, masyarakat tidak perlu takut atau cemas dengan adanya gunung-gunung tersebut.

Ekspedisi Jala Citra-3 2023 Flores keempat disebutkan pihaknya akan kembali digelar dalam waktu dekat untuk melakukan penelitian di sejumlah lokasi yang sudah ditentukan.

Melalui ini, pihaknya ingin membantu masyarakat NTT khususnya para nelayan dalam pemetaan dan penelitian di laut. Kegiatan ini juga diharapkan bisa menjadi bahan rujukan bagi pemerintah pusat dan provinsi sehingga mampu membuat kebijakan yang mendukung peningkatan kondisi di perairan.

Sebagai informasi, peneliti yang terlibat dalam ekspedisi tersebut, antara lain Mayor Laut (P) Danar JP selaku Kadepsur KRI Spica-934 Pushidrosal, Dr. Anindya Wirasatriya, dari Universitas Diponegoro, Dr. Astyka Pamumpuni dari Institut Teknologi Bandung, Ashari Wicaksono, dari Universitas Trunojoyo Madura, Dr. Eng. Masita Dwi dari Universitas Indonesia, serta Dr. M. Aldila Syariz dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Fenomena Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan Setinggi 2.300 Meter

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FI
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini