Pentas Wayang Kulit 72 Jam Non Stop, Lestari Budaya hingga Berkah bagi Pedagang

Pentas Wayang Kulit 72 Jam Non Stop, Lestari Budaya hingga Berkah bagi Pedagang
info gambar utama

Pentas wayang kulit yang diselenggarakan pemerintah daerah Kediri menjadi sorotan pasalnya digelar selama 72 jam non-stop. Acara ini dimulai dari tanggal 2-4 Mei yang dimainkan oleh 12 dalang asli Kediri.

Dinukil dari Solopos, dalang memainkan wayang kulit dengan cerita Babad Kadhiri. Pagelaran wayang kulit ini sengaja membawakan 10 lakon secara berseri dalam serat Babad Kadhiri.

Mengenal Sanggar Wayang Ajen, Salah Satu Cara Melestarikan Budaya!

Pementasan ini sendiri digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi ke-129 Kabupaten Kediri. Kegiatan pementasan wayang ini dilaksanakan atas inisiatif dari Bupati Kediri, Hanindhito Himawan.

“Melalui cerita yang utuh dan ditampilkan secara berseri ini diharapkan masyarakat khususnya generasi muda menjadi lebih tahu dan paham mengenai sejarah Kediri,” ujar Mas Dhito.

Generasi berbudaya

Hanindhito berharap bisa mewujudkan generasi berbudaya dengan berbagai seni budaya. Kisah Babad Tanah Kadhiri ini pun diharapkan agar seluruh warga di Kabupaten Kediri khususnya anak muda memahami sejarah Kediri.

“Dengan membawa kisah Babad Tanah Kadhiri, agar seluruh warga paham kisah Kediri. Generasi kita mengetahui sejarah dan mewariskan budaya. Dengan 72 jam sebagai sarana hiburan setelah dua tahun lamanya puasa karena pandemi,” jelasnya.

Mengenal Wayang Krucil yang Kini Diakui sebagai Warisan Warga Kediri

Dirinya pun berharap gelaran wayang 72 jam ini dijadikan agenda resmi. Sekaligus memberikan kesempatan para dalang asli dari Kediri bisa menunjukkan kemampuannya. Selain itu juga bisa melestarikan budaya asli Kediri.

“Saya berharap pagelaran wayang ini tetap jalan dalam menjaga budaya dan melestarikan cerita Kediri melalui wayang. Saya doakan para dalang selalu diparingi sehat, begitu juga seluruh warga,” terangnya.

Beri berka

Ternyata acara gelaran wayang 72 jam ini juga memberikan berkah bagi masyarakat sekitar. Para pedagang kuliner dan minuman mengaku bisa mendapatkan keuntungan berlipat lipat akibat acara tersebut.

“Ini saya dapatkan keterangan dari pedagang yang saya ajak ngobrol dan hadir berjualan selama pertunjukkan digelar,” kata Ki Gedug Siswantoro Ketua Pepadi yang dimuat Koranmemo.

Deretan Sosok Sinden yang Berasal dari Mancanegara

Sumarni, seorang pedagang merasa beruntung karena omsetnya sehari bisa mencapai Rp500.000. Dirinya menjual beberapa minuman segar seperti, es teh jumbo harga Rp5.000 dan ukuran sedang dengan harga Rp3000.

“Sedang es teh sama ukurannya dan harganya. Kami bersyukur adanya hiburan wayang nonstop ini. Rezeki bagi pedagang seperti kami ini. Semoga ada pertunjukkan wayang lagi di sini,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini