Ketahui Perkembangan Hubungan Parasosial dalam K-Pop

Ketahui Perkembangan Hubungan Parasosial dalam K-Pop
info gambar utama

Popularitas Gelombang Korean (Korean wave) atau yang lebih dikenal dengan Hallyu awalnya hanya berkembang di negara-negara di Asia Timur, lalu menjadi populer di seluruh dunia hingga ke Indonesia. Saat ini, K-Pop pun sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari, bahkan "terlalu masuk" ke dalam kehidupan penggemarnya.

Pasti Kawan pernah mendengar fans K-Pop yang rela merogoh kocek hingga berpuluhan juta untuk hadiah ulang tahun "bias" nya. Kawan juga pasti pernah melihat bagaimana tangis fans K-Pop apabila "bias" nya ketahuan dating dengan idol perempuan. Atau, mungkin Kawan pernah melihat bagaimana jahatnya ketikan fans ketika ada seorang idol K-Pop yang tidak sesuai standar idol seharusnya.

Baca juga:Dita Karang, Perempuan Indonesia Pertama yang Sukses Jadi Kpop Idol

Tidak dipungkiri bahwa hubungan parasosial yang terjalin bisa cukup menjelaskan fanatisme antara fans K-Pop. Seiring para remaja yang menyukai idola atau artis K-pop tertentu berkembanglah hubungan parasosial atau hubungan antara seseorang dengan figur yang ada di layar.

Terlebih lagi, para idola K-pop juga membangun kedekatan dengan para penggemar mereka. Misalnya, melalui siaran langsung di media sosial yang disambut positif oleh para penggemar atau jumpa fans offline maupun online.

Group K-Pop| Foto:suara.com
info gambar

Bahkan, sebagian penggemar bisa merasa hanya idola mereka yang memberi perhatian kepada mereka. Maka, berkembanglah istilah “halu”, meski bukan dalam artian sebenarnya. Dilansir dari neliti.com, semakin kuat perasaan itu kemudian menjadi suatu hubungan dan hubungan interpersonal tersebut kemudian menjadi realita para penggemarnya. Lantas, imaji ini hidup dalam kepala penggemarnya dan digambarkan telah memiliki ikatan yang kuat. Inilah yang kemudian dinamakan sebagai hubungan parasosial.

Hubungan Parasosial dalam K-Pop

Dilansir dari buletin.k-pin.org, hubungan parasosial merujuk pada ikatan atau koneksi yang terbentuk antara individu dengan karakter fiksi, tokoh terkenal, atau selebriti. Ini adalah hubungan satu arah di mana individu mengembangkan perasaan afeksi, ketertarikan, atau kedekatan dengan seseorang yang tidak mereka kenal secara pribadi, tetapi hanya melalui representasi media atau penampilan publik mereka.

Hubungan parasosial sering kali terbentuk dalam konteks media massa, seperti melalui film, acara televisi, musik, atau olahraga. Individu dapat merasa terikat dengan karakter fiksi yang mereka lihat dalam sebuah film, atau mereka dapat mengagumi selebriti yang mereka lihat di televisi atau mendengarkan musik mereka.

Ada beberapa alasan mengapa hubungan parasosial dapat terbentuk. Salah satunya adalah dorongan manusia untuk terhubung dengan orang lain dan mencari figur yang mereka kagumi atau yang mewakili nilai-nilai atau karakteristik yang dihormati. Hubungan parasosial juga dapat menjadi cara untuk mengisi kekosongan emosional atau sosial dalam kehidupan seseorang.

Baca juga: Kebiasaan Positif Orang Korea Selatan, Patut Kamu Tiru!

Dampak Hubungan Parasosial dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Namun, penting untuk diingat bahwa hubungan parasosial adalah hubungan yang tidak seimbang. Individu yang mengembangkan hubungan parasosial hanya memiliki akses terbatas atau tidak sama sekali kepada individu atau karakter yang mereka kagumi. Interaksi yang terjadi hanya melalui media atau penampilan publik, dan individu yang menjadi objek hubungan parasosial mungkin tidak menyadari keberadaan individu yang mengaguminya.

Hubungan parasosial dapat memiliki pengaruh emosional yang kuat pada individu yang mengalaminya. Misalnya, individu mungkin merasa terinspirasi, terhibur, atau terhubung secara emosional dengan karakter atau selebriti yang mereka kagumi. Namun, pada kasus yang ekstrem, hubungan parasosial yang tidak sehat dapat mengganggu kehidupan individu dan menghalangi interaksi sosial yang sehat dengan orang-orang yang ada dalam kehidupan nyata.

Dalam beberapa kasus, hubungan parasosial dapat memiliki dampak positif, seperti memberikan motivasi atau inspirasi kepada individu untuk mencapai tujuan mereka. Namun, sangat penting bagi individu yang mengembangkan hubungan parasosial untuk tetap menyadari perbedaan antara realitas dan representasi media serta menjaga keseimbangan dalam kehidupan mereka dengan terlibat dalam interaksi sosial yang nyata dan membangun hubungan dengan orang-orang di sekitar mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini