Rumah Gajah Mungkur, Ikon Kampung Bersejarah dari Kota Gresik

Rumah Gajah Mungkur, Ikon Kampung Bersejarah dari Kota Gresik
info gambar utama

Gresik yang telah terkenal sebagai salah satu kota industri di Indonesia ternyata masih menyimpan sisa bangunan bersejarah. Salah satu di antaranya adalah di Kampung Kemasan yang lokasinya tidak jauh dari alun-alun Gresik.

Meski berada di pusat kota, ternyata bangunan-bangunan yang ada di Kampung Kemasan masih terjaga Kampung Kemasan masih terjaga keasliannya dengan rumah Gajah Mungkur sebagai ikonnya.

“Untuk bangunannya yang di sekitar sini, kurang lebih ada 21 rumah. Dan memang, rata-rata orang mendapuk rumah peninggalan orang tua saya ini sebagai ikon. Nggak tahu kenapa, mungkin karena paling besar di sini dan kerap kali menjadi jujugan (tempat rujukan) wisatawan,” tutur Ahmad Khoiri, anak pemilik rumah Gajah Mungkur yang dimuat Kompas.

Kalau Ada Kota Surabaya, Apakah Ada Kabupaten Surabaya?

Disebutkan oleh Khoiri, rumah ini kini hanya ditempatinya bersama ibunya, Nur Rahmah yang merupakan keturunan keempat dari pasangan Jaelan dan Romlah. Rumah seluas 2.000 meter persegi tersebut diklaim sudah berdiri sejak tahun 1881.

“Selama ini perawatan kami lakukan secara mandiri. Meski beberapa waktu lalu, pemerintah daerah sudah siap membantu revitalisasi. Karena rencananya, semua rumah yang ada di Kampung Kemasan mau dijadikan kawasan heritage,” jelasnya.

Gaya arsitektur

Rumah Gajah Mungkur/Instagram
info gambar

Dosen Arsitek Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Andy Mapajaya menyebut alasan bangunan itu disebut Rumah Gajah Mungkur karena terdapat patung gajah yang kepalanya menghadap ke teras rumah.

Lalu bagian belakang gajahnya menghadap ke jalan yang dalam bahasa Jawa “Mungkuri” atau membelakangi. Andy juga berpendapat bagian belakang gajah yang membelakangi tak ada makna khusus, hanya agar pemilik rumah bisa melihat wajah gajah.

“Rumah Gajah Mungkur ini mempunyai gaya arsitektur eklektik, yaitu gaya periode kolonial pra modern yang tepatnya sebelum tahun 1920,” ujar Andy yang dimuat Liputan6.

Kejayaan Pelabuhan Gresik, Sebuah Permata dari Timur Jawa

Hal yang unik adalah Rumah Gajah Mungkur ini berbeda dengan bangunan lain di kawasan Kampung Kemasan Gresik. Pasalnya bila di Kampung Kemasan identik berwarna merah, tetapi Rumah Gajah Mungkur memilih berwarna hijau muda dan abu-abu.

“Di Kampung Kemasan Gaya arsitektur ekletiknya dominan Chinesse style, warna merah dan pink, pemajuan dinding gevel meski tidak khas China,” katanya.

Bisnis penyamakan kulit

Kampung Gresik Lama/Instagram/Erik.Perdana
info gambar

Khoiri menyebut Rumah Gajah Mungkur dibangun oleh kakek buyutnya, almarhum Haji Djaelan. Dia merupakan pengusaha pribumi yang berbisnis penyamakan kulit. Ternyata bisnis itu berkembang pesat.

Hal ini membuat Haji Djaelan dan keluarga bisa membangun sejumlah rumah mewah yang memiliki arsitektur campuran kolonial, Tionghoa, dan Jawa. Selain rumah Gajah Mungkur juga terdapat sejumlah rumah di Kampung Kemasan.

Manfaatkan Ribuan Botol Bekas, Museum Plastik di Gresik Gaungkan Kepedulian Lingkungan

“Dan sampai hari ini, seluruh bangunan masih terawat baik,” terang Khoiri.

Karena banyak bangunan bersejarah, Kampung Kemasan dan Rumah Gajah Mungkur kerap didatangi oleh wisatawan. Banyak yang menggunakannya sebagai latar belakang untuk berfoto.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini