Sederet Komoditas Ekspor Indonesia Ini Bikin Arab Saudi Kepincut, Apa Saja?

Sederet Komoditas Ekspor Indonesia Ini Bikin Arab Saudi Kepincut, Apa Saja?
info gambar utama

Ada sejunlah komoditas produksi Indonesia yang bikin Arab Saudi tertarik untuk mengimpornya ke negara mereka. Apa saja?

Indonesia sudah tentu biasa bertransaksi dan melakukan kerja sama jual-beli dengan negara lain, tak terkecuali dengan Arab Saudi. Ekspor dan impor berbagai komoditas antara kedua negara pun terus berjalan.

Seiring waktu, ada aneka komoditas baru yang ditransaksikan antara Indonesia dengan Arab Saudi. Beberapa di antaranya baru menarik perhatian pihak Arab Saudi untuk didatangkan.

Ya, ada sejumlah produk Indonesia yang mana Arab Saudi tertarik mengimpornya untuk dijual di sana. Ketertarikan ini juga tidak lepas dari kolaborasi pemerintah dan pihak swasta. Di Arab Saudi sendiri, sosok yang bisa dibilang berperan besar dalam menyambung dan menjaga relasi antara pihak Indonesia dan Arab Saudi adalah Atase Perdagangan yang bertugas di Kota Riyadh, Gunawan. Maka dari itu, tak heran apabila ia senantiasa hadir mewakili Indonesia dalam pertemuan-pertemuan bisnis dengan pelaku usaha di Arab Saudi.

Ini dia beberapa komoditas produksi Indonesia yang bikin Arab Saudi tertarik mengimpornya:

1. Ikan Beku

Seperti diketahui, ikan adalah sumber protein yang banyak dikonsumsi masyarakat di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Arab Saudi. Ikan dalam bentuk beku dari Indonesia pun diminati.

Adalah Sembada, sebuah produsen ikan beku yang berbasis di Jawa Timur, yang punya peluang mengekspor ikan beku ke Arab Saudi lewat kerja sama dengan Wadina, perusahaan makanan terkemuka dari Arab Saudi. Pertemuan ini difasilitasi oleh Gunawan.

Wadina mengajukan permintaan kepada KBRI Riyadh untuk membantu mereka mendapatkan pasokan ikan beku. Wadina menunjukkan minatnya untuk mengimpor produk filet ikan dari Sembada dalam berbagai ukuran.
Namun, untuk memastikan produk filet ikan tersebut memenuhi persyaratan Saudi Food and Drug Authority (SFDA), Sembada harus memenuhi beberapa syarat yang diajukan oleh Wadina. Syarat-syarat tersebut berkaitan dengan kualitas produk dan Unit Pengelolaan Ikan (UPI). Selain itu, Sembada juga diminta untuk menawarkan kesepakatan harga yang kompetitif.

Tentu saja, permintaan ini menunjukkan adanya peluang yang menarik bagi Sembada untuk memperluas pasar ekspornya ke Arab Saudi.

2. Porang

Porang, juga dikenal sebagai konjac, adalah umbi yang kaya akan serat dan memiliki banyak manfaat kesehatan. Produk turunan porang, seperti tepung porang, sering digunakan sebagai pengganti tepung terigu dalam produk makanan rendah gula dan bebas gluten.

Di sisi lain, Arab Saudi sedang butuh banyak sumber pangan yang rendah gula. Pemerintah Arab Saudi saat ini sangat memperhatikan kesehatan masyarakatnya, terutama terkait peningkatan kasus diabetes yang signifikan. Pemerintah Arab Saudi pun gencar mengampanyekan gaya hidup sehat dan pengurangan konsumsi gula.

Inilah peluang bagi porang Indonesia untuk masuk ke pasar Arab Saudi. Diketahui, Pemerintah Indonesia yang diwakili Gunawan sudah bertemu dengan Abdul Hamid Trading Company (AHTC), salah satu importir terkemuka di Arab Saudi untuk memperkenalkan porang Indonesia kepada AHTC.

Pertemuan tersebut berlangsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh pada tanggal 12 Juni, dan melibatkan Atase Perdagangan Riyadh, Gunawan, serta pemilik AHTC, Mohammad Omar.

Arab Saudi sejauh ini telah mengimpor produk porang dan turunannya dengan nilai mencapai jutaan dolar AS. Indonesia pun telah mengekspor porang ke sejumlah negara, dan kini ekspor porang tersebut punya jalan untuk melebarkan sayapnya ke Arab Saudi.

3. Jamu Herbal

Indonesia terus berupaya memaksimalkan potensi jamu herbalnya dengan berbagai langkah strategis. Selain memanfaatkan lebih banyak spesies bahan baku, Indonesia juga berusaha untuk memperluas pemasaran produk herbalnya hingga ke luar negeri.

Pertemuan bisnis antara Gunawan dengan Managing Director Gulf Bird Trading Corporation (GBC), Saud Fahad Al Saud, di Riyadh, Arab Saudi pada pertengahan Mei lalu, menjadi langkah konkret dalam memperluas pemasaran produk herbal Indonesia di Arab Saudi. Kolaborasi dengan GBC membuka peluang baru bagi ekspor jamu herbal Indonesia.

Hasil pertemuan tersebut memberikan harapan baru bagi produsen jamu herbal di Indonesia. Pasalnya, GBC memiliki jangkauan pasar yang sangat luas di berbagai wilayah Arab Saudi. Dengan bantuan GBC, produk herbal Indonesia akan lebih mudah dijangkau oleh konsumen di negara tersebut. Apalagi, GBC menyuplai lebih dari 90 persen apotek di wilayah Arab Saudi.

Langkah ini sejalan dengan upaya Indonesia dalam memperluas ekspor produk jamu herbal. Kolaborasi dengan perusahaan seperti GBC memberikan kesempatan bagi produsen jamu herbal Indonesia untuk memasuki pasar internasional dan meningkatkan daya saing produk lokal.

Kerja sama dengan perusahaan impor terkemuka seperti GBC menjadi sarana untuk memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dan Arab Saudi. Selain itu, ekspor jamu herbal Indonesia juga dapat memperkenalkan warisan budaya dan kearifan lokal kepada konsumen internasional.

4. Ikan Hias

Masyarakat Arab Saudi ternyata hobi memelihara ikan hias. Hal ini membuka peluang bagus bagi pelaku usaha ikan hias Indonesia. Apalagi, Indonesia saat ini saja sudah menjadi negara ketiga terbesar dalam hal ekspor ikan hias ke Arab Saudi.

Pada Rabu (3/5) lalu, Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Abdul Azis Ahmad, dan Gunawan, bertemu dengan CEO perusahaan hewan peliharaan Pet Oasis Company (POC), Syakir Alghamdi, di Riyadh, Arab Saudi. Pertemuan tersebut membahas tentang potensi kerja sama dalam ekspor ikan hias antara Indonesia dan Arab Saudi.

Menurut Gunawan, Indonesia perlu terus meningkatkan kualitas pemeliharaan dan penanganan hewan peliharaan yang tidak dilarang untuk diekspor ke luar negeri. Hal ini akan membuka peluang yang lebih besar bagi pelaku usaha ikan hias di Indonesia, terutama para peternak dengan skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kerja sama dengan perusahaan seperti POC tentu memberikan keuntungan bagi pelaku usaha ikan hias Indonesia. POC merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Arab Saudi yang memiliki jaringan distribusi yang luas dan reputasi yang baik di pasar hewan peliharaan. Melalui kerja sama ini, pelaku usaha ikan hias Indonesia dapat memperluas pangsa pasar mereka dan meningkatkan aksesibilitas produk mereka di Arab Saudi.

5. Minyak Goreng

Bukan cuma ikan beku, Wadina juga tertarik mendatangkan minyak goreng dari Indonesia. Kementerian Perdagangan melalui Gunawan telah melakukan pertemuan dengan Wadina di Riyadh pada Kamis (19/5) yang lalu. Pertemuan ini bertujuan untuk menjajaki kemungkinan peningkatan ekspor minyak goreng Indonesia ke Arab Saudi.

Dalam pertemuan tersebut, perusahaan Wadina menyatakan minatnya untuk mendatangkan minyak goreng asal Indonesia, khususnya untuk jenis CP4, CP8, dan CP10. Mereka berencana untuk mengimpor minyak goreng sebanyak 200 hingga 300 metrik ton.

Permintaan Wadina kepada KBRI Riyadh adalah untuk membantu mendapatkan pasokan minyak goreng dengan spesifikasi CP4, CP6, dan CP10. Permintaan ini bertujuan untuk menunjang pengembangan dan ekspansi bisnis mereka di Arab Saudi.

Jenis minyak goreng CP4 merupakan minyak goreng yang telah mengalami penyaringan lebih dari satu kali, sehingga warnanya seringkali lebih jernih dibandingkan jenis lainnya. Sementara itu, CP6 adalah minyak nabati dengan kualitas tinggi dan daya tahan yang lebih lama. Sedangkan CP10 merupakan hasil dari pemurnian minyak sawit yang akan menjadi minyak olein.

Seberapa Pentingkah Asia Tenggara di Dunia?


Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini