Bumi Menak Sopal Punya, Uniknya Tradisi Nyadran di Kabupaten Trenggalek

Bumi Menak Sopal Punya, Uniknya Tradisi Nyadran di Kabupaten Trenggalek
info gambar utama

Pesisir selatan Jawa selalu menyuguhkan keindahan alam yang luar biasa. Tidak hanya keindahan alam yang menarik, tradisi dan budaya yang unik juga turut menjadi daya tarik wisatawan yang melancong kemari. Salah satu daerah pesisir selatan dengan segudang tradisi dan budaya yang unik adalah Kabupaten Trenggalek.

Trenggalek mempunyai tradisi rutin yang dilakukan tiap Jumat Kliwon bulan Selo atau Zulkaidah dalam kalender Hijriah. Tradisi ini dikenal dengan Nyadran. Masyarakat percaya bahwa Nyadran dilakukan sebagai salah satu bentuk syukur atas limpahan rezeki dari hasil panen yang didapat. Selain itu, kearifan lokal ini juga dianggap sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada Menak Sopal, tokoh agama sekaligus pahlawan pertanian bagi para petani di Trenggalek.

Tradisi ini biasa dilakukan di Dam Bagong, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Trenggalek. Uniknya Kawan, masyarakat akan melarung kepala, kaki, dan beberapa bagian kerbau di sungai. Bagian-bagian tubuh kerbau ini akan diperebutkan oleh warga. Masyarakat setempat percaya, barang siapa yang mendapatkan kepala kerbau, makai ia akan memperoleh berkah dalam hidupnya. Sementara itu, dagingnya akan dibagikan dan dikonsumsi masyarakat.

Kepala kerbau sendiri memiliki filosofi yang sarat makna. Kerbau dianggap sebagai simbol kehormatan, kepercayaan, dan dianggap sebagai salah satu makhluk hidup yang bekerja keras selama hidup. Masyarakat menganggap Nyadran adalah bentuk sedekah dan syukur karena air dari Dam Bagong selalu ada dan membantu mengairi sawah mereka.

Selain itu, Nyadran juga dianggap sebagai tolak bala agar masyarakat terhindar dari segala marabahaya. Dam Bagong sendiri dapat mengalirkan air untuk beberapa tempat di Kabupaten Trenggalek. Tak heran jika masyarakat menganggap bahwa tradisi ini merupakan bentuk syukur dan mengenang jasa Menak Sopal yang berjuang demi kepentingan petani. Nyadran sendiri juga memiliki makna gotong royong antar warga. Seluruh elemen masyarakat kompak dalam mempersiapkan segala hal untuk peringatan tahunan ini. Hal ini juga membuat tidak adanya perbedaan strata sosial dalam masyarakat.

Sosok Nyi Rambut Kasih, Ratu Sakti yang Muncul untuk Lindungi Majalengka

Sejarah Nyadran

Tradisi ini bermula saat tokoh penyebar agama Islam di Trenggalek, Menak Sopal, terus menerus gagal saat membangun tanggul air yang bertujuan mengairi sawah warga. Ia dibantu oleh masyarakat, namun usahanya selalu gagal. Lantas, ia meminta petunjuk dari ayahnya agar tanggul tersebut dapat dibangun. Ayah Menak Sopal memberi saran agar ia melarung kepala gajah putih di sungai.

Menak Sopal menuruti saran ayahnya dan ia akhirnya melarung kepala gajah putih tersebut dan membagikan dagingnya kepada warga sekitar. Ajaib! Setelah melarung kepala gajah putih, Menak Sopal dibantu para warga berhasil membuat tanggul. Hal ini membuat hasil panen meningkat dan sumber air turut melimpah. Karena inilah, warga melakukan tradisi Nyadran setiap tahunnya. Kerbau menjadi opsi karena saat ini tidak mungkin ditemukan gajah putih. Unik bukan?

Tradisi Nyadran sudah digelar ratusan tahun dan hal ini juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata bagi Trenggalek. Kawan, kegiatan ini memerlukan banyak sekali persiapan. Bahkan warga juga harus bekerja sama untuk membersihkan makam Menak Sopal dan menyiapkan banyak sesaji dan ruwatan.

Seluruh persiapan ini harus pepak atau lengkap. Nyadran diawali dengan pembacaan tahlil di makam Menak Sopal, diikuti dengan ziarah yang umum diikuti oleh tokoh setempat dan warga. Biasanya, terdapat hiburan tari tradisional Trenggalek yang diiringi gamelan. Puncaknya adalah ketika pelarungan kepala kerbau yang kemudian diperebutkan oleh warga.

Hal yang membuat tradisi ini semakin unik adalah adanya sesajen yang dilakukan oleh dalang saat ruwatan, seperti kembang telon, mule metri, dan sebagainya. Selain itu, terdapat ruwatan wayang kulit yang digelar semalam suntuk yang bertujuan untuk menjaga keselamatan masyarakat Trenggalek dan air dari Dam Bagong dapat mengalir serta bermanfaat bagi kehidupan seluruh masyarakat lokal di sana.

Kawan tertarik untuk mengunjungi Trenggalek dan melihat sendiri tradisi tahunan ini?

Menguak Gua di Desa Mojokerto yang Dibuat karena Bisikan Roh Halus

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini