Keraton Yogyakarta Mengadakan Tradisi Mubeng Beteng pada Malam 1 Suro

Keraton Yogyakarta Mengadakan Tradisi Mubeng Beteng pada Malam 1 Suro
info gambar utama

Malam 1 Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram pada tahun 2023 ini adalah malam yang spesial untuk orang Jawa. Tanggal ini menandakan pergantian tahun Jawa. Di Keraton Yogyakarta, malam spesial ini dirayakan dengan tradisi Mubeng Beteng.

Ketika hari tersebut telah tiba pada rabu lalu, warga Yogyakarta berbondong-bondong berkumpul di area benteng untuk menyaksikan prosesi Mubeng Beteng, ada yang dari daerah Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, dan kabupaten lainnya.

"Baru ini (menyaksikan prosesi), sama teman-teman ini. Nggak sampai selesai mungkin,” tutur Ardi (26) yang datang dari Sleman, dikutip dari Detik.com.

Tradisi Mubeng Beteng dilakukan oleh para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dengan cara mengeliling benteng di atas jam 12 malam. Proses tradisi ini dimulai dengan pembacaan macapat (tembang tradisional Jawa) oleh para Abdi Dalem.

Baca juga: Wisata Malam Hidden Gem di Jogja yang Wajib Dikunjungi

Ketika jam sudah menunjukkan tengah malam, para Abdi Dalem mulai mengelilingi benteng dengan melepas alas kaki dan kerisnya. Para Abdi Dalem itu mengelilingi benteng berlawanan dari arah jarum jam. Mereka tidak hanya sekadar berkeliling saja. Setiap langkah yang ditapakkan oleh para Abdi Dalem berisi perenungan atau kontemplasi tentang kehidupan.

"Jadi sebenarnya inti utama dari Mubeng Beteng ini bukan perjalanan mubengnya tapi lebih kepada makna dan nilainya untuk melakukan perenungan kemudian kontemplasi dan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk perjalanan 1 tahun ke depan," ungkap Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi, dilansir dari Detik.com.

Prosesi Mubeng Beteng dilakukan tanpa berbicara sedikit pun, sehingga hilang berisiknya manusia yang biasa terdengar dari pagi sampai malam. Prosesi ini dinamakan Tapa Bisu. Tapa Bisu dilakukan agar para Abdi Dalem mampu merasakan keberadaan alam dan Tuhan secara intim selama Mubeng Beteng.

Sejarah Tradisi Mubeng Beteng

Tradisi Mubeng Beteng diciptakan oleh Sultan Agung yang menciptakan sistem penanggalan Jawa dengan menggabungkan sistem penanggalan Saka asli Jawa dengan Hijriah. Di masa tersebut, Mubeng Beteng dilaksanakan oleh para prajurit keraton.

Walau tidak ada perubahan dalam prosesinya, dulu, ketika masih dilakukan oleh para prajurit, tradisi Mubeng Beteng dilakukan sekaligus untuk patroli di sekitar daerah benteng.

Baca juga: Tak Selenggarakan Grebeg Syawal, Keraton Jogja Tetap Jaga Budaya

1 Suro yang Punya Banyak Mitos

1 Suro adalah tanggal yang keramat bagi masyarakat Jawa. Selain dari sejarah panjangnya yang menarik, tanggal ini juga memiliki berbagai mitos yang masih populer di kalangan masyarakat Jawa sampai sekarang.

Bagi masyarakat Jawa, tanggal 1 Suro adalah hari di mana gerbang antara dunia manusia dan ghaib terbuka. Karenanya malam itu orang-orang dengan weton Kamis Legi, Selasa Pon, Minggu Legi, dan Rabu Pahing disarankan tidak meninggalkan rumah karena orang yang bersekutu dengan iblis pergi berkeliaran mencari tumbal.

Ada pula yang percaya di malam 1 Suro merupakan malam di mana arwah para tumbal persugihan dibebaskan kembali sebagai hadiah atas pengabdiannya sebagai tumbal. Selain dipercaya sebagai malam yang berbahaya dan banyak berkaitan dengan tumbal, malam 1 Suro juga dipercaya sebagai malam di mana arwah orang-orang yang sudah meninggal kembali ke rumahnya.

Karena banyak berkaitan dengan makhluk ghaib, malam 1 Suro sering disebut sebagai “lebarannya makhluk ghaib”. Di malam ini, makhluk-makhluk ghaib pergi dari tempat tinggal mereka masing-masing sehingga mereka berada di mana-mana. Karena itu, malam 1 Suro sering dikaitkan dengan adanya penampakkan makhluk tidak kasat mata yang masih sangat populer dalam cerita masyarakat Indonesia, salah satunya masyarakat Jawa.

Ketika ingin mendatangi acara kirab, berjalan kaki dianggap membawa berkah. Kepercayaan ini populer terutama di zaman ketika belum ada banyak kendaraan yang dapat dipakai oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat juga tidak boleh melakukan kegiatan apapun di malam ini jika ingin mendapatkan keberkahan tersebut.

Referensi:

  • https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230717174523-284-974562/mitos-malam-1-suro-kenapa-dilarang-keluar-rumah#:~:text=Masyarakat%20Jawa%20pun%20percaya%20jika,dunia%20gaib%20dan%20dunia%20manusia.
  • https://jogja.tribunnews.com/2019/08/30/asal-usul-tapa-bisu-mengelilingi-benteng-Keraton-tradisi-tiap-malam-1-suro-di-yogyakarta?page=4
  • https://www.detik.com/jateng/jogja/d-6831537/tradisi-mubeng-beteng-keraton-jogja-kembali-digelar-malam-ini

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini