India Resmi Setop Ekspor Beras, RI Tak Kena Imbasnya?

India Resmi Setop Ekspor Beras, RI Tak Kena Imbasnya?
info gambar utama

Pemerintah India resmi menghentikan ekspor beras pada Kamis (20/7/2023), untuk menekan kenaikan harga yang mencapai 20 persen dalam 10 hari terakhir. Beberapa negara bagian diterjang banjir, sedangkan hujan tidak merata di kawasan penghasil padi utama. Akibatnya, ketersediaan beras pun sedikit.

Keputusan ini ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan dan Industri.

Dalam lembaran luar biasa yang diperoleh GNFI tertulis, otoritas mengubah kebijakan ekspor beras putih non-basmati—setengah giling atau digiling seluruhnya, dipoles dan tidak—dengan kode HS 1006 30 90 dari bebas menjadi dilarang.

Meski begitu, pemerintah India tetap mengizinkan pengiriman komoditas ini dengan beberapa syarat. Misalnya, kapal-kapal telah berlabuh. Lalu, jika kiriman beras telah masuk ke kantor pabean atau bea cukai sebelum pemberitahuan ini berlaku, dibuktikan dengan cap tanggal dan waktu. Periode ekspor dibatasi sampai 31 Agustus 2023.

Selain itu, ekspor hanya akan diizinkan oleh pemerintah India ke negara lain untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan atas permintaan pemerintah mereka.

India memegang status pengekspor beras terbesar kedua di dunia. Total ekspor beras putih non-basmati dari negara ini diperkirakan mencapai 4,2 juta dolar AS sepanjang 2022-2023, naik hampir dua kali lipat dibandingkan periode sebelumnya yang hanya 2,62 juta dolar AS. Imlportir utama beras putih non-basmati dari India antara lain: Amerika Serikat, Italia, Spanyol, Sri Lanka, dan Thailand.

Sejak Kapan Orang Indonesia Ketergantungan Beras?

Bagaimana pengaruh larangan ekspor India bagi Indonesia?

Akibat keputusan tersebut, harga beras di India akan turun, tapi di seluruh dunia bisa tinggi, terutama negara Asia.

Indonesia termasuk importir beras India. Pada awal 2023, pemerintah mengimpor beras dari sana sebanyak 5.000 ton. Lantas, apakah kebijakan larangan ekspor ini akan mempengaruhi Indonesia?

Sebelum penghentian ekspor diresmikan, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo sempat mengatakan bahwa stok beras Tanah Air aman karena jumlahnya sekitar 2 juta ton. Hingga Juli ini, kata dia, para petani lokal akan panen dengan kapasitas kira-kira 800 ribu per hektare.

"Sampai Juli ini kami punya panen di atas 800 ribu hektare dan Agustus kita masih ada panen di atas 800 ribu hektare. Overstock kita masih di atas 2 juta," ujar Syahrul kepada Detik.com, Selasa (18/7/2023).

Terpisah, Sekretaris Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, larangan ekspor India tak berpengaruh kepada Indonesia karena jumlah impor terbanyak berasal dari Thailand dan Vietnam.

Menurutnya, Perum Bulog sudah tidak ada kontrak dengan India untuk importasi beras berikutnya. Tahap dua telah masuk sebanyak 300.000 ton beras dari Thailand dan Vietnam.

Di samping kebijakan baru India ini, Indonesia juga tengah melakukan antisipasi untuk menghadapi ancaman El Nino.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir. Stok beras yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 750 ribu ton. Hingga 19 Juli, pihaknya sudah menyerap lebih dari 700 ribu ton beras petani dalam negeri dan akan terus menyerap selama produksi masih ada.

"Bulog juga terus menjamin kebutuhan pangan khususnya beras akan terus tersedia, terutama dalam kondisi rawan seperti saat ini,” ungkapnya dalam keterangan terulis di Jakarta, Rabu (19/7/2023).

Soeharto dan Gagasan Swasembada Beras yang Dilanjutkan dari Mataram Islam

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini