Peran Hutan Bakau yang Jadi Roh Penjaga Masyarakat Pulau Rote

Peran Hutan Bakau yang Jadi Roh Penjaga Masyarakat Pulau Rote
info gambar utama

Pulau Rote dikelilingi Samudra Hindia, Laut Timor, dan Laut Sawu. Tiga wilayah laut ini selalu garang saat musim hujan. Agar tetap bertahan masyarakat kemudian menanam bakau untuk menyelamatkan pinggir pantai.

Dimuat Kompas, bakau adalah roh pulau dari ancaman air laut. Hanya tanaman ini yang mampu menjinakkan ganasnya gelombang laut Samudra Hindia, Laut Timor, dan Laut Sawu. Sejumlah titik pantai Rote yang tanpa bakau tergerus cukup jauh.

Manfaat Mangrove, Lestarikan Lingkungan hingga Peluang Meningkatkan Profit Bisnis

“Kondisi ini diperparah dengan ulah warga mengambil bahan material bangunan berupa pasir, batu kerikil, dan batu penyangga di sepanjang pantai,” jelas Kornelis Kewa Ama dalam Menjaga Nusantara: Mengamankan Pulau Terluar dengan Bakau.

Menanam bakau

Songge Dano menyebut bakau telah ditanam oleh warga Desa Kuli sejak tahun 1965. Hal ini ternyata bermula dari gelombang tsunami yang terjadi dari arah Samudra Hindia. Ketika itu jumlah warga masih sedikit sehingga banyak yang selamat.

“Kalau generasi sekarang lihat hutan bakau ini, mereka pikir tanaman itu tumbuh dengan sendirinya, tapi tidak demikian. Hutan bakau sepanjang 21 kilometer itu hasil warga Kuli tahun 1963-1964,” ujar tokoh masyarakat Desa Kuli.

Kawasan CMC Tiga Warna: Upaya Konservasi sekaligus Rekreasi Mangrove di Malang

Bagi masyarakat pengalaman bencana ini membuat mereka secara sadar menanami wilayah pantai itu dengan tanaman bakau. Tidak ada perintah ataupun petunjuk, baik dari instansi maupun pemerintah daerah waktu itu.

Hutan bakau itu telah tumbuh dengan ketinggian hingga 7 meter. Sejumlah burung membuat sarang di atasnya. Bila berada di hutan bakau pada siang hari, tubuh akan terasa begitu segar karena suasananya.

“Tanaman bakau tidak hanya melindungi desa dari gerusan laut, tetapi juga melindungi tanaman lontar yang merupakan sumber penghidupan warga setempat,” jelasnya.

Menjaga hutan bakau

Walau dianggap berjasa, Dano tidak memungkiri banyak tangan-tangan jahil yang ingin merusak beberapa titik hutan bakau hanya untuk mendapatkan kayu bakar. Pasalnya api dari kayu bakau diyakini memiliki kualitas panas yang lebih bagus.

Sementara itu, di sebelah timur terdapat sejumlah titik lubang menganga. Lubang itu bekas galian, di sana orang mengambil material bangunan berupa pasir, kerikil, dan batu. Namun proses pengambilan tidak rutin karena ada larangan dari warga setempat.

“Semua orang paham mengenai dampak dari penggalian pasir dan batuan. Tetapi mereka lebih mengejar keuntungan sesaat atau pribadi ketimbang mengutamakan kelestarian pulau dan pesisir kawasan ini,” ujar Dano.

Wisata Pencegah Abrasi, 7 Wisata Mangrove Terindah di Indonesia

Para nelayan sangat menghormati bakau karena melihat manfaatnya untuk berteduh, menambatkan perahu tradisional, menyimpan peralatan tangkap di dahan bakau, tempat memperbaiki alat tangkap, dan bahkan berlindung saat gelombang tinggi.

Udin Jamal, sesepuh warga Desa Papela mengatakan kehidupan sebagai nelayan di Rote diperkenalkan warga dari Sulawesi. Selain itu nelayan Sulawesi juga memperkenalkan manfaat bakau bagi warga.

“Bagi nelayan dari Sulawesi, kegiatan melaut selalu dikaitkan dengan hutan bakau. Tanpa bakau, nelayan tidak akan pernah merasa nyaman selama berada di pesisir. Jadi kalau bicara mengenai asal usul bakau yang ada di sepanjang pesisir Rote ini, maka itu merupakan hasil karya para nelayan,” kata Jamal.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini