Vihara Karangdjati, Vihara Semua Umat

Vihara Karangdjati, Vihara Semua Umat
info gambar utama

Di Yogyakarta, ada vihara yang lokasinya lumayan blusuk di Jl. Monjali No.78, Gemawang, Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Vihara itu kecil, sehingga sulit untuk melihatnya dari jauh. Nama vihara itu adalah Vihara Karangdjati. Vihara ini menjadi pusat ibadah umat Buddha di kota gudeg itu. Selain sebagai tempat ibadah, menariknya, Vihara Karangdjati juga membuka aktivitas meditasi untuk semua umat beragama.

Vihara Tertua di Yogyakarta

Vihara ini menjadi vihara tertua di Yogyakarta yang berdiri sejak tahun 1962. Pada awalnya, bangunan Vihara Karangdjati adalah kandang sapi perah di era kolonial Hindia Belanda. Pun, daerah sekitar vihara dulu adalah kebun tebu yang menjadi salah satu komoditas andalan Yogyakarta.

Selepas kemerdekaan, bekas kandang sapi dan bangunan di sekitarnya itu diakuisisi oleh Romo Among Pradjarto. Sementara itu, pada tahun 1958, ada seorang bikhu yang sedang bertugas di Yogyakarta bernama Bhante Jinaputra. Bhante Jinaputra pada awalnya tinggal di Cetya Buddha Kirti milik Tjan Tjoen Gie. Bangunan itu menjadi satu-satunya pusat ibadah umat Buddha di Yogyakarta waktu itu.

Syahdan, dalam sebuah diskusi yang diikuti oleh Romo Among, Bhante Jinaputra, dan Tjan Tjoen Gie, muncullah kesepakatan kalau bekas kandang sapi itu dapat dipakai Bhante Jinaputra untuk kegiatan keagamaan Buddha. Selama tinggal di bekas kandang, Bhante Jinaputra mengadakan diskusi-diskusi seputar agama Buddha. Kebanyakan para pendatangnya berasal dari kalangan theosofi, kejawen, dan ajaran kebatinan lainnya.

Walau menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Buddha, bangunan itu belum resmi menjadi vihara. Baru pada tahun 1962, bekas kandang sapi itu diresmikan sebagai vihara yang dikenal sebagai Vihara Karangdjati. Peran vihara di dekat Monumen Jogja Kembali itu cukup penting karena menjadi pusat umat Buddha yang berpengaruh di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Seiring waktu pengurus Vihara Karangdjati silih berganti. Mereka yang muda menggantikan mereka yang sudah tua. Sekarang, vihara itu diketuai oleh Totok Tejamano.

Pada awalnya, Vihara Karangdjati hanya dipakai untuk kegiatan keagamaan umat Buddha saja. Akan tetapi, pada tahun 2000, pengurus membuka vihara untuk kalangan lintas iman agar dapat ikut bermeditasi di Vihara Karangdjati.

Baca juga: Memaknai Relief Fauna yang Temani Buddha dalam Pahatan Candi Borobudur

Bermeditasi di Vihara Karangdjati

Kegiatan meditasi ini diminati oleh banyak kalangan dari berbagai agama. Sesi meditasi umum ini dibuka setiap hari Jumat pukul 19.30. Bagi mereka yang ingin mengikuti sesi meditasi rutin dapat terlebih dahulu menghubungi pihak Vihara Karangdjati melalui kontak Whatsapp yang disediakan di website resmi mereka, www.viharakarangdjati.online.

Meditasi dilakukan selama 30-40 menit. Meditasi dilakukan untuk mencari kedamaian dan menghilangkan penderitaan. Karena itu, mengikuti meditasi di Vihara Karangdjati adalah pilihan yang tepat bagi siapapun yang ingin mencari ketenganan hati di tengah kesibukan sehari-hari yang menyesakkan jiwa.

Baca juga:Melihat Kejayaan Perniagaan Zaman Hindu-Buddha di Wilayah Ngawi Purba

Apalagi, dewasa ini tingkat depresi memang sedang tinggi-tingginya akibat berbagai tekanan yang datang secara intens dari segala penjuru. Di Yogyakarta, dalam lima hari saja di bulan Juli ini sudah terjadi rentetan empat kasus bunuh diri.

Karena itu, meditasi, sebagai salah satu bentuk terapi dan healing adalah hal penting yang dapat dilakukan. Beruntung, Yogyakarta memiliki Vihara Karangdjati sebagai tempat berteduh semua umat yang ingin mencari kedamaian dengan bermeditasi.

Selepas sesi meditasi, para pengunjung dapat singgah di sekitar kompleks vihara untuk bercuap-cuap bersama sesama pengunjung maupun pengurus. Sembari mengobrol, pengunjung juga dapat menikmati makanan berat dan minuman yang disediakan secara gratis oleh pengurus vihara.

Selain meditasi rutin untuk umum, Vihara Karangdjati juga memiliki berbagai kegiatan lainnya. Setiap hari Rabu ada kegiatan Puja Bakti, sementara pada hari Minggu diadakan kegiatan Sekolah Minggu untuk anak berusia 5-18 tahun.

Referensi:

  • https://www.viharakarangdjati.online/
  • https://mojok.co/liputan/bertamuseru/mencari-kedamaian-hati-dan-healing-dengan-meditasi-di-vihara-karangdjati/
  • https://jogja.tribunnews.com/2023/07/13/4-rentetan-kasus-bunuh-diri-terjadi-di-yogyakarta-dalam-lima-hari-terakhir

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini