Mengenal Legenda Kuda Gagak Rimang, Simbol Keperkasaan Warga Cepu

Mengenal Legenda Kuda Gagak Rimang, Simbol Keperkasaan Warga Cepu
info gambar utama

Kota Cepu, Blora pada masa lalu pernah mempunyai patung Monumen Gagak Rimang atau biasa disebut dengan Monumen Ronggolawe. Tetapi setelah adanya program penataan Kota Cepu dengan merenovasi semua fasilitas publik dan taman, patung itu diganti.

Bukan hanya menggambarkan filosofi keindahan, monumen ini tak lepas dari cerita Arya Penangsang yang merupakan Adipati Jipang Panola menemukan kuda hitam saat berkeliling saat berkeliling memeriksa daerah kekuasaannya.

Dimuat dari Solopos, padahal kuda itu konon merupakan milik Rimang yang hilang saat memperebutkan Rara Swari. Di tengah pertarungannya, kuda kendaraan Rimang ini melarikan diri dan tidak ada yang mengetahuinya.

Mengamati Semburan Kawah Oro Oro Kesongo, Benarkah Seperti Lumpur Lapindo?

Namun pada suatu hari, Arya Penangsang yang sedang berkeliling ke daerah di bagian utara. Penguasa itu kemudian sampai di suatu tempat yang ditumbuhi rumput segar dan nampak seekor kuda hitam yang mulus pancal panggung sedang berlari mendekatinya.

“Anehnya kuda tersebut seketika jinak di depan Arya Penangsang. Arya Penangsang merasa tertarik kepada kuda tersebut dan bermaksud ingin memilikinya,” Tulis Novi Tyas Anggraini dan Ponco Suseno dalam Mengenal Kuda Gagak Rimang dalam Cerita Rakyat Kabupaten Blora.

Meminta kepada Rimang

Arya Penangsang tak mau mengambil kuda tanpa meminta izin kepada pemiliknya. Karena itulah dirinya melacak keberadaan pemilik dari kuda itu di daerah timur. Sehingga dirinya bisa menemukan rumah Rimang.

Tetapi di rumah itu, Arya Penangsang hanya ditemui oleh ayah Rimang, pasalnya anaknya sudah meninggal. Ayah Rimang yang melihat kudanya dibawa Arya Penangsang langsung marah karena dianggap telah mencuri.

Ayah Rimang menginstruksikan Soreng Pati bersama gerombolannya untuk mencelakai Arya Penangsang. Tetapi kekuatan mereka tiba-tiba sirna, tubuhnya jatuh ke tanah seakan-akan ada kekuatan yang memaksa untuk duduk menghormat.

Legenda Amuk Ular Naga dalam Fenomena Semburan Kawah Oro Oro Kesongo Blora

Saat melihat orang-orang itu terduduk, Arya Penangsang bertanya soal pemilik kuda tersebut. Mereka serentak menjawab Rimang. Begitu mendengar jawaban tersebut, Arya Penangsang memberi nama kuda yang ditungganginya dengan sebutan Gagak Rimang.

“Karena kuda tersebut berbulu hitam mulus laksana burung gagak dan pemiliknya bernama Rimang,” jelasnya.

Diabadikan

Selain dibuatkan patung, kuda Gagak Rimang juga banyak muncul dalam kehidupan masyarakat Cepu. Seperti dalam kesenian, fasilitas publik, hingga klub sepak bola di desa-desa di Cepu.

Hal ini misalnya dilestarikan oleh Rr Maria Emmaculata, Ketua Umum Perempuan Berkebaya Jawa (PERBAWA) saat menunggangi Kuda Gagak Rimang dalam acara di Semarang. Dirinya bertujuan memperkenalkan kesenian itu.

“Dengan naik kuda Soreng Gagak Rimang, tujuan saya adalah supaya masyarakat Jawa Tengah tahu bahwa kesenian kita tidak hanya reog, kuda lumping, barongsai tapi kita punya kesenian soreng gagak rimang yang bisa dijadikan agenda untuk pentas atau performa di mana saja, tidak hanya di outdoor tapi di indor pun bisa,” jelasnya.

Mitos Pengantin Dikutuk Jadi Batu hingga Larangan Nikah Antar Dua Desa

Selain itu sosok kuda Gagak Rimang juga ditransformasi dalam Legenda Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL)/Radio Gagak Rimang terus berkembang hingga menjadi radio digital.

Transformasi tersebut diharapkan bisa menawarkan konsep wisata radio yang dipadukan dengan kesenian yang ada di Tirtonadi. Hal ini diharapkan bisa menjadi penjaga dari legenda masyarakat Cepu.

“Saya pada prinsipnya akan mendukung upaya renovasi terhadap LPPL Gagak Rimang ini, ini salah satu legenda kita tentunya kita harus dukung,” ucap Bupati Blora Arief Rohman.

Referensi:

  • Solopos, Mengenal Kuda Gagak Rimang dalam Cerita Rakyat Kabupaten Blora
    https://jateng.solopos.com/mengenal-kuda-gagak-rimang-dalam-cerita-rakyat-kabupaten-blora-1656552/amp

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini