Salip Jepang, Daya Saing RI Melesat ke Peringkat 34 Dunia

Salip Jepang, Daya Saing RI Melesat ke Peringkat 34 Dunia
info gambar utama

Indonesia menduduki peringkat ke-34 dari 64 negara dalam World Competitiveness Ranking 2023 yang dirilis Institute for Management Development (IMD). Posisi tersebut melesat 10 angka dari ranking 44 pada 2022 .

Dalam rilis tersebut, total nilai daya saing Indonesia tahun ini mencapai 70,75. Skor tersebut melambungkan peringkat Indonesia hingga berhasil melampaui Jepang yang berada di posisi 35 dengan skor 67,64.

Beberapa negara maju secara ekonomi dan teknologi bahkan berada jauh di bawah Indonesia. Misalnya, Spanyol menempati posisi 36 dengan skor 67,22, India peringkat 40 dengan skor 64,63, dan Italia dengan skor 63,32 di posisi 41.

Kendati demikian, ternyata daya saing Indonesia masih belum menggungguli dua negara tetangga, yaitu Malaysia dengan peringkat 27 dan skor 75,75 serta Thailand posisi 30 dengan skor 74,54. Sementara itu, peringkat 1 diraih oleh Denmark dengan skor 100, diikuti Irlandia di peringkat 2 dengan skor 99,71, lalu Swiss dengan skor 99,31, Singapura dengan skor 97,44, dan Belanda di posisi 5 dengan skor 95,58.

IMD memeringkatkan daya saing dunia berdasarkan 336 kriteria dengan menggunakan literatur ekonomi, sumber-sumber internasional, nasional, dan regional, serta umpan balik dari komunitas bisnis, lembaga pemerintah, dan akademisi. Kriteria tersebut diteliti secara komprehensif, lalu direvisi dan diperbarui teratur seiring dengan perkembangan teori, penelitian, data baru, serta ekonomi global.

Naik Kelas! RI Kembali Masuk Negara Penghasilan Menengah Atas

Riset di Indonesia dilakukan oleh Lembaga Management FEB UI dan Nu PMK yang bertindak sebagai mitra IMD. Metode penilaian daya saing didasarkan kepada penilaian 4 komponen, yaitu Kinerja perekonomian, Efisiensi pemerintahan, Efisiensi bisnis, dan Infrastruktur.

"Ada dua metode dengan interview 100 responden yang mewakili respons dari dunia usaha yang mewakili negara masing-masing. Ada total 350 indikator yang dihitung dan prosesnya disiplin, ini IMD memang rutin melakukan ini," kata Direktur Eksekutif LM FEB UI Willem Makaliwe dalam acara Indonesia Competitivenss Ranking 2023 di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Willem menerangkan, kenaikan peringkat Indonesia didasarkan pada analisis data kinerja perekonomian hingga 2022 serta penilaian para pelaku usaha terkait persepsi kondisi lingkungan bisnis yang dihadapi.

Menurutnya, dari empat komponen tadi, kinerja perekonomian dan efisiensi bisnis mengalami peningkatan paling tinggi. Kinerja perekonomian Indonesia, kata dia, naik peringkat dari posisi 42 menjadi 29 di 2023. Faktor yang menjadi kekuatan pada komponen ini meliputi pertumbuhan PDB, kestabilan harga BBM, pertumbuhan ekspor, dan investasi. Di sisi lain, komponen ini memiliki kelemahan pada penurunan lapangan pekerjaan.

Pada komponen efisiensi bisnis, sambung, Indonesia berada di peringkat ke 20 pada 2023 dari posisi 31 di tahun sebelumnya.

"Pada komponen ini, faktor yang menjadi kekuatan adalah pada pertumbuhan angkatan kerja, remunerasi profesional, tingkat produktivitas tenaga kerja, serta akses pada layanan keuangan," katanya.

Sementara itu, infrastruktrur tercatat sebagai komponen dengan peningkatan peringkat yang paling rendah. Indonesia hanya berhasil naik 1 tingkat, dari posisi 52 pada 2022, menjadi 51.

Dana LPDP Tembus Rp139 Triliun, Tawaran Berdatangan dari Kampus Top Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini