Performa Glagah sebagai Daerah Tsunami Ready Community

Performa Glagah sebagai Daerah Tsunami Ready Community
info gambar utama

Siap sedia pra dan pasca tsunami memang hal yang tidak boleh dilewatkan. Namun, bersiap saat terjadi tsunami juga tidak kalah penting. Waspada akan tanda-tanda alam dan sarana buatan, tidak panik, serta bergegas menuju ke tempat aman merupakan langkah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa dari kejaran maut. Tentu, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak agar persiapan semakin matang dan dampak bisa diminimalisir.

Program Rekognisi Siap Tsunami (Tsunami Ready Recognition Programme) merupakan program rekognisi berbasis komunitas internasional yang dikembangkan oleh Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) dari UNESCO. Dilansir dari itic.ioc-unesco.org, program ini bertujuan untuk membentuk komunitas masyarakat pesisir tangguh yang sadar dan siap akan bencana tsunami serta untuk melindungi jiwa, mata pencaharian, dan harta benda.

Terdapat 12 indikator yang perlu dipenuhi agar suatu wilayah dapat meraih predikat Komunitas Siaga Tsunami atau Tsunami Ready Community (TRC). Indikator-indikator ini mencangkup standar evaluasi dan mitigasi berupa risiko, persiapan, dan respon terhadap tsunami.

Kalurahan Glagah telah diakui sebagai daerah tanggap tsunami oleh UNESCO-IOC. Menilik dari bpbd.kulonprogokab.go.id, pengakuan ini diserahkan setelah presentasi daring pada hari Rabu (15/12/2021). Sesuai dengan prasyarat yang sudah ditentukan, penobatan gelar tanggap tsunami dilakukan setelah seluruh indikator terpenuhi.

Beberapa poin yang termasuk dalam indikator TRC adalah peta rawan bahaya tsunami, informasi penduduk di wilayah rawan tsunami, papan informasi publik tentang gempa dan tsunami, inventaris sumber daya, peta evakuasi tsunami, materi pendidikan dan kesiapsiagaan yang didistribusikan, kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan rutin, latihan tsunami, rencana operasi darurat tsunami, kapasitas pendukung pelaksanaan tanggap darurat, kemampuan menerima, serta menyebarluaskan info gempa, dan peringatan dini tsunami 24/7.

Syair Smong, Mitigasi Bencana dengan Kearifan Lokal Simeulue Aceh

Berdasarkan data monografi Kalurahan Glagah tahun 2017, daerah ini memiliki ketinggian 5-7 mdpl dengan tingkat kemiringan 0-1%. Kondisi geografis yang dimiliki membuat risiko terdampak bencana menjadi besar. Terdapat beberapa aspek penunjang kerawanan seperti Sungai Serang yang dapat mempercepat laju tsunami dan daerah yang berbatasan langsung dengan zona megathrust di Samudera Indonesia.

Untuk itu, diperlukan realisasi indikator pertama yakni peta bahaya tsunami. Mengutip dari Laporan Dua Belas Indikator Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community) Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, BPBD, dan BMKG tahun 2021. Peta ini dibuat berdasarkan pemodelan inundasi tsunami yang didasarkan pada skenario gempa megathrust dengan parameter kesepakatan FGD Perencanaan Pembangunan YIA tahun 2017 dengan magnitudo 8,8.

Peta bahaya tsunami Kapanewon Temon | Foto: BMKG
info gambar

Menyangkut daerah, tentu berhubungan dengan penduduk yang menempati. Indikator selanjutnya adalah informasi penduduk di wilayah rawan tsunami. Tidak hanya perhitungan jiwa pemukim saja, parameter persebaran tingkat usia, pekerja, jumlah penduduk tidak tetap, seperti pelancong dan perantau, juga berpengaruh.

Untuk itu perlu diadakan sensus rutin secara berkala. Mahasiswa KKN-PPM UGM Periode II Unit Temon Sub Unit Glagah telah membantu pendataan sensus di beberapa dusun menggunakan parameter persebaran jenis kelamin, umur, pekerjaan, kepercayaan, dan riwayat pendidikan.

Pada daerah rawan tsunami, harus terdapat papan informasi publik yang berisi rambu tanda bahaya tsunami, rambu rencana evakuasi, rambu titik kumpul, rambu penunjuk evakuasi, tempat evakuasi sementara (TES), dan papan informasi di tiap padukuhan.

Rambu penunjuk mengarah ke tempat evakuasi vertikal (TEV), yakni mengarah ke Gedung Admin Yogyakarta International Airport (YIA), Hotel Ibis Novotel, Hotel Ambar Ketawang, dan Hotel Grand Dafam. Lokasi TES mencangkup Kantor Kalurahan Glagah dan SD Negeri 3 Glagah. Informasi tambahan seperti poster siaga bencana tsunami dipasang di poskamling tiap padukuhan.

Indikator keempat yakni inventaris sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik, dan sosial. Bidang ekonomi melingkupi anggaran kedaruratan dari dana desa. Infrastruktur mencangkup sarana siaga bencana berupa TES, sirine, daerah sabuk hijau (pengurangan risiko gelombang tsunami seperti penanaman pohon cemara udang dan pandan laut), dan pemecah ombak.

Pendataan sarana tambahan yakni lokasi kentongan aktif tiap dusun telah dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM. Bidang politik berupa dokumen rencana operasi kedaruratan skala desa dan bidang sosial membawahi beberapa organisasi seperti Organisasi Kawasan Siaga Bencana Kalurahan Glagah, Kalurahan Wisata Glagah, dan Karang Taruna.

Pameran Temporer Manusia dan Bencana: Dorong Masyarakat Paham Mitigasi Bencana

Selain peta bahaya tsunami, perlu ada peta evakuasi yang dilengkapi jalur evakuasi dan langkah tanggap tsunami. Peta ini terpampang di Kantor Kalurahan Glagah dan di tiap padukuhan.

Peta Evakuasi Tsunami Kalurahan Glagah | Foto: BMKG
info gambar

Setelah menyinggung sarana dan prasarana yang ada, kesiapan masyarakat perlu diperhatikan. Indikator materi serta kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan rutin, berikut latihan tsunami telah dilaksanakan. Tim KKN-PPM juga telah membantu merealisasikan beberapa poin, yakni kegiatan story telling bagi anak-anak TK terkait kewaspadaan tsunami dan sosialisasi emergency response bagi anggota PKK dan karang taruna.

Acara Gerakan Masyarakat Siaga dan Tanggap Bencana (GeMar SiGap) yang diselenggarakan pada Minggu, 30 Juli 2023 juga mengadakan seminar TRC dan simulasi tsunami.

Beranjak ke indikator rencana operasi darurat tsunami yang berisi SOP Rantai Peringatan Dini dan kapasitas pendukung pelaksanaan tanggap darurat tsunami, terdapat tim siaga bencana yakni Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), Komunitas Kawasan Siaga Bencana, dan Komunitas Kampung Tangguh Nusantara Kulo Siaga Kalurahan.

Akses informasi terkait kondisi tidak boleh dilupakan. Untuk itu dalam indikator kemampuan menerima dan menyebarluaskan informasi gempa dan peringatan dini, masyarakat diharuskan memiliki media yang dapat digunakan dalam mengakses segala informasi berkaitan dengan tsunami.

Beberapa media yang telah digunakan oleh masyarakat Glagah meliputi aplikasi perpesanan, mobile WRS, aplikasi Info BMKG, media sosial, radio komunikasi, dan Early Warning System (EWS). Sarana EWS ini berupa sirine BMKG yang terletak di timur laut TPR. Selain itu, terdapat juga sirine BPBD di dekat underpass dan kentongan di tiap padukuhan.

Pemenuhan syarat dalam meraih predikat tanggap bencana merupakan hal wajib bagi mereka yang berada dalam lingkup amukan maut. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu meringankan dampak yang mungkin terjadi ketika bencana berkunjung. Setidaknya, implementasi itu harus terus terukir dalam kebiasaan sehari-hari, tidak hanya sebatas formalitas saja.

KKN PPM UGM Ajarkan Siswa SD tentang Mitigasi Gempa, Sadar Bencana Sedari Diri

Sumber:

  • Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, 2021, Kalurahan Glagah sebagai Tsunami Ready Community UNESCO-IOC, 20 Desember. Tersedia di https://bpbd.kulonprogokab.go.id/detil/494/kalurahan-glagah-sebagai-tsunami-ready-community-unesco-ioc [Diakses tanggal 7 Agustus 2023].
  • International Tsunami Information Center, 2023, UNESCO/IOC Tsunami Ready Programme. Tersedia di https://itic.ioc-unesco.org/index.php?option=com_content&view=category&id=2234&Itemid=2758 [Diakses tanggal 7 Agustus 2023].
  • Laporan Dua Belas Indikator Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community) Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo tahun 2021.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini