Apa Kabar Media Konvensional di Era Digital?

Apa Kabar Media Konvensional di Era Digital?
info gambar utama

OPINI - Bagaimana pandangan Kawan terhadap media konvensional di era digital? Ya, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa televisi, surat kabar, majalah, dan berbagai bentuk media cetak yang mungkin telah "bersahabat" dengan kita di zaman belia dulu perlahan-lahan mulai tergerus usia.

Beberapa telah terhapuskan dengan hausnya berita daring yang dirasa lebih ramai menyuguhkan notifikasi-notifikasi panas di gawai.

Bayangkan saja jika Kawan harus menunggu koran yang datang tiap jam 7 pagi hanya untuk membaca kasus yang baru saja terjadi beberapa detik yang lalu.

Sementara itu, akun reportase di Instagram, Twitter, YouTube, dan Facebook sudah berlomba-lomba menyiarkan breaking news secara intens. Sangat lama dan tidak praktis, tentunya!

Masa depan media konvensional terlihat semakin kompleks di tengah persaingan sengit dengan media digital yang terus berkembang. Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap media dengan drastis.

Internet, media sosial, dan platformstreaming telah menjadi sumber utama bagi banyak orang untuk mengakses berita dan hiburan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan media konvensional seperti koran, majalah, radio, dan televisi.

Jika menelisik lebih jauh, generasi milenial, terkhususnya yang berusia 18-35 tahun adalah mereka yang lebih haus akan perkembangan teknologi, baik dari segi informasi maupun komunikasi.

Hadirnya berbagai aplikasi media sosial di gawai Kawan secara tidak langsung menjadi umpan balik (feedback) dari tujuan mutlak dunia jurnalistik, yakni menyuguhkan berbagai informasi secara cepat, tepat, dan tepercaya di kalangan publik.

Baca Juga: Harta Karun di Langit: Menelusuri Astrotourisme di Asia Tenggara

Tantangan Masa Depan Media Konvensional

Perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi informasi telah menyebabkan penurunan pembacaan koran dan pemirsa televisi. Lebih banyak orang cenderung mencari berita dan hiburan melalui platform digital yang lebih mudah diakses.

Persaingan dengan media digital yang menawarkan berbagai pilihan konten yang lebih beragam dan dapat diakses secara instan menyulitkan media konvensional untuk bersaing dalam menyajikan konten yang relevan dan menarik bagi audiens.

Selain itu, perubahan pola iklan dan pergeseran pendapatan iklan ke platform digital telah mengganggu model bisnis tradisional media konvensional.

Mereka harus beradaptasi dengan cara yang lebih inovatif untuk tetap menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Serba-serbi Aturan DHE yang Bisa Tingkatkan Devisa RI

Peluang untuk Eksis di Era Digital

Masa depan media konvensional di era digital bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan berinovasi. Meskipun tantangan besar menghadang, peluang untuk bertahan tetap ada.

Dengan transformasi digital dan fokus pada konten berkualitas, media konvensional memiliki potensi untuk memperjuangkan peran mereka dalam memberikan informasi dan hiburan yang berharga bagi masyarakat.

Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh Media konvensional adalah dengan berinvestasi dalam transformasi digital agar eksistensi mereka tetap relevan.

Mereka dapat mengembangkan platform online yang menghadirkan konten berkualitas dan menarik bagi audiens mereka.

Dalam upaya membedakan diri dari media digital, media konvensional dapat menawarkan konten mendalam dan beragam yang tidak mudah ditemukan di platform digital.

Konten tersebut dapat mencakup liputan mendalam tentang isu-isu kompleks dan cerita unik yang menarik perhatian pembaca dan pemirsa.

Aliansi dengan platform digital dapat membantu media konvensional mencapai audiens yang lebih luas dan menjangkau generasi muda yang lebih condong ke media digital.

Mereka dapat menggunakan media sosial dan platform streaming untuk menyebarkan konten mereka

Dengan kekuatan media digital sebagai platform baru saat ini, intervensi beberapa nama besar media konvensional lainnya telah berhasil menarik pundi-pundi sekaligus pelanggan yang tidak sedikit!

Lihat saja angka pengikut fantastis dari akun Instagram, Twitter, YouTube, Facebook, Website, bahkan TikTok berbagai media jurnalisme yang sebagian besar pastinya digemari oleh generasi muda.

Kemudahan akses dalam tautan berita, user interface yang menarik, fitur share untuk saling berbagi informasi, hingga fitur komentar dan impresi (like, subscribe) terhadap tulisan menjadikan pengalaman membaca Kawan lebih dari sekadar membolak-balikkan halaman koran atau menonton siaran reportase.

Berbagai informasi bahkan dapat disajikan secara kreatif oleh jurnalis, misal dalam bentuk infografis, videografis, hingga siaran live report.

Dengan begitu, media digital kini telah menjadi medium akses publik yang tidak terbatas terhadap berbagai kebutuhan informasi, tentunya dengan jangkauan massa yang lebih masif.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini