Mengenal Ikan Putak yang Dianggap Sama dengan Ikan Belida, Benarkah Langka?

Mengenal Ikan Putak yang Dianggap Sama dengan Ikan Belida, Benarkah Langka?
info gambar utama

Ikan belida yang memang dilarang untuk dikonsumsi karena semakin terancam punah menjadi bahan perbincangan. Pasalnya banyak yang mengira ikan itu masih diperjualbelikan di daerah lintas Sekayu-Betung.

Ternyata ikan tersebut bukanlah belida, melainkan jenis ikan putak. Bentuk fisik ikan putak yang sama-sama berpunggung pisau, membuatnya sering dianggap sebagai ikan belida yang memang mulai langka.

Hari Nelayan Nasional: Bukan Lagi Waktunya Mencari Ikan

“Kedua jenis ikan ini masih dalam jenis sama, namun bila dibandingkan lebih mendalam, terdapat perbedaan pada kedua jenis ikan ini. Dari bentuk tubuhnya beda, kalau putak punggungnya lebih lurus, kalau belida seperti terlihat bungkuk,” ujar Kepala Dinas Perikanan Muba, Hendra Tyrs Tomi yang dimuat Info Sumsel.

Dijelaskan oleh Hendra, hal lainnya yang membedakan antara ikan putak dan belida adalah ukurannya yang terlalu besar. Hal ini berbeda dengan ikan belida yang ukurannya besar. Selain itu ikan putak memiliki corak polos, berbeda dengan belida yang punya corak hitam.

“Jadi sangat jelas perbedaannya,” terangnya.

Diganti jadi bahan pempek

Pengusaha pempek sekarang memang lebih banyak beralih bahan baku ke ikan putak, setelah ikan belida masuk kategori hewan yang dilindungi. Selain itu ikan belida pun sekarang susah untuk ditemukan.

“Sudah dua tahun ini kita tidak pakai ikan belida lagi. Selain mencarinya susah dan langka, kalau ada juga pasti ikan itu harganya mahal,” jelas Owner Pempek 301, Rianti yang dimuat Sumsel 41.

Rianti menyebut agar usahanya tetap berjalan dan menghasilkan makanan yang rasanya tak jauh beda. Dirinya lantas menggantikan bahan baku ikan belida, menjadi ikan putak selama dua tahun terakhir.

Kapal Tua Bekas Nelayan Disulap Menjadi Furnitur Bernilai Tinggi di Rusia

Menurutnya, ikan putak sendiri selain bentuknya yang kecil, rasanya juga enak di lidah. Selain itu, ikan putak tersebut lebih mudah didapatkan. Tentunya dengan lebih mudah didapatkan akan membuat harganya jauh lebih murah.

“Ikan putak itu bentuknya kecil-kecil. Sekarang kita pakai itu sebagai bahan baku,” terangnya.

Dilindungi juga?

Tetapi pihak Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan (BRPPUPP) Palembang masih meneliti apakah ikan putak juga masuk dalam kategori hewan yang dilindungi. Hingga kini pihak BRPPUPP memang belum tahu status ikan tersebut.

“Kalau terkait ikan putak itu kita belum tahu dilindungi atau tidak karena ada kemiripan dengan belida lopis yang diantup Permen. Ikan putak itu kan bahasa lokal. Kita juga masih menunggu informasi dari BRRPPUP,” katanya.

Perahu Nelayan Tenaga Surya, Wujud Manfaat Energi Matahari Nelayan Indonesia

Tetapi salah satu Peneliti Bidang Ikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa ikan belida dan ikan putak memang termasuk dalam kategori hewan yang dilindungi. Bahkan larangan ini sudah ada sejak tahun 1999.

Karena itu, dirinya meminta agar pengusaha makanan seperti pempek dan lainnya mengganti ke bahan baku ikan yang lain. Beberapa ikan disarankan seperti ikan tenggiri ataupun gabus.

“Saran kita diganti dengan tenggiri atau gabus saja sebagai bahan bakunya,” jelas DR Haryono yang dimuat Detik.

Referensi:

  • Infosumsel, Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Ikan Belida dan Putak https://www.infosumsel.id/muba/amp/pr-3622551404/Serupa-Tapi-Tak-Sama-Ini-Bedanya-Ikan-Belida-dan-Putak
  • Sumsel 41, Ikan Putak Jadi Pilihan Pengusaha Gantikan Ikan Belida Sebagai Bahan Makanan https://www.sumsel24.com/kuliner/amp/pr-3282262276/ikan-putak-jadi-pilihan-pengusaha-gantikan-ikan-belida-sebagai-bahan-makanan
  • Detik, Ikan Belida dan Putak Dilindungi, Pengusaha Pempek Diminta Ganti Bahan Baku https://food.detik.com/berita-boga/d-5717603/ikan-belida-dan-putak-dilindungi-pengusaha-pempek-diminta-ganti-bahan-baku/amp

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini