Kisah Perjuangan Laswi, Laskar Wanita di Tengah Gempuran Agresi Militer Belanda

Kisah Perjuangan Laswi, Laskar Wanita di Tengah Gempuran Agresi Militer Belanda
info gambar utama

Laskar Wanita Indonesia (Laswi) merupakan sebuah gerakan wanita nasional yang membawa semangat penolakan penguasaan kembali Belanda terhadap Republik Indonesia. Pendirian Laswi pada 1945 di Bandung merupakan terobosan saat itu.

Inisiasi pendirian Laswi ternyata dipengaruhi oleh keberadaan laskar wanita masa Jepang, Fujinkai. Strategi yang dilakukan oleh Fujinkai untuk menempatkan wanita di garda terdepan pun diterapkan oleh Lawi.

“Kesatuan pergerakan perempuan Indonesia pada saat itu tidak bersifat feminis yang konfrontatif terhadap laki-laki, melainkan bersifat kooperatif dengan laki-laki untuk menghadapi penjajah dan mempertahankan kemerdekaan,” tulis Sri Minarti dalam Laskar Wanita Indonesia (Laswi) Pada Masa Perang Kemerdekaan Yogyakarta 1945-1949.

Bom Oppenheimer Meledak, Apa Dampaknya terhadap Indonesia?

Disebutkan oleh Sri Minarti, kelahiran Laswi banyak dilatarbelakangi oleh peristiwa hadirnya pasukan Sekutu ke Indonesia. Bandung sebagai salah satu kota yang diduduki juga tak terhindari dari konflik tersebut.

Puncak konflik di Bandung adalah peristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946. Keadaan yang semakin memburuk ini menarik simpati masyarakat sehingga bermunculan tenaga-tenaga penolong korban perang, palang merah, dan dapur umum.

“Tentu saja dalam urusan seperti ini tenaga wanita lebih banyak diperlukan ketimbang pria,” jelasnya.

Para wanita yang gelisah

Karena kondisi ini membuat beberapa wanita seperti Sumarsih Yati, Sabariah, Pardjaman, Maimunah, Djajat, dan lain-lain. Berasal dari gagasan mereka dibuatlah kelas Laswi pada tanggal 12 Oktober 1945.

“Lahirnya laskar ini menjadi wadah untuk membentuk barisan pejuang wanita dalam perjuangan kemerdekaan hanya didominasi oleh kaum laki-laki,” ucapnya.

Wujud perjuangan Laswi terbagi dua, yakni di garis depan dan garis belakang. Kegiatan di garis depan di antaranya adalah Pasukan Istimewa untuk menjadi penghubung antara pejuang yang membutuhkan pertolongan dengan anggota Laswi di Palang Merah.

Mohammad Yamin: Gagasan Indonesia Ala Pemikirannya yang Picu Kontroversi

Selain itu ada juga tugas anggota Laswi di garis depan yakni sebagai mata-mata musuh. Tidak jarang, mereka yang bertugas mata-mata ini harus menyamar dan memainkan berbagai karakter seperti gadis desa, penjual sayur, dan petani.

Tidak sedikit anggota Laswi yang menjadi mata-mata musuh ini tertangkap, seperti Nani Sumarni dan Sisbandiah. Kedua anggota Laswi ini pada bulan Januari 1946 tertangkap dan dibawa ke Penjara Glodok.

“Setelah ditawan selama dua minggu, mereka dapat dikeluarkan, ditukar dengan tawanan Gurkha yang ditangkap tentara kita,” jelasnya.

Pejuang zaman kemerdekaan

Pasca perjanjian Renville membuat pasukan TNI dipaksa hijriah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, khususnya Yogyakarta. Bersamaan dengan hijriah TNI, sebagian besar anggota Laswi ikut hijrah ke Yogyakarta.

“Mereka bertugas mengurus keluarga TNI yang ikut hijrah ketika tidak semua anak istri tentara pergi bersama keluarganya,” ucapnya.

Selain itu, anggota Laswi juga telah bersiap menjelang datangnya Belanda ke Yogyakarta untuk Agresi Militer II. Serangan pasukan Belanda ini menghancurkan markas Laswi di Gondokusuman 35.

Karena markasnya hancur, Yetty, anggota Laswi dari daerah Magelang terus mengirimkan obat, buku bacaan, makanan. Yetti kemudian menjadikan rumah di daerah Kotabaru dekat kolam renang Umbang Tirto.

Menelisik Siapa Pemilik Rumah Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No 56?

Anggota Laswi lainnya yang ada di Yogyakarta dan tidak ikut mengungsi pun bertugas di dapur umum, menjadi palang merah di dalam kota, atau menjadi kurir bekerja sama dengan TNI meloloskan bahan makanan untuk rakyat.

Pasca Agresi Militer II, Laswi yang telah terintegrasi dalam badan-badan perjuangan memilih membubarkan diri pada 1949. Walau beberapa anggota Laswi tetap berperan dalam masyarakat seperti guru, ibu rumah tangga, hingga profesi lainnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini