Apakah Perempuan Bisa Merdeka Finansial?

Apakah Perempuan Bisa Merdeka Finansial?
info gambar utama

Saat ini perempuan mandiri terkadang masih saja dianggap sebagai pribadi yang kaku dan tegas. Hal inilah yang seringkali membuat para laki-laki merasa minder atau bahkan tersaingi. Akhirnya, masyarakat banyak yang berasumsi bahwa perempuan mandiri merupakan individu yang keras dan rentan membangkang ketika memiliki pasangan.

Didaerah pedesaan, pencapaian seorang perempuan biasanya dinilai dari seberapa cepat ia menikah dan seberapa meriah pesta resepsi yang diadakan. Lain halnya di daerah perkotaan, banyak perempuan yang memilih untuk fokus pada karier ataupun pendidikan. Namun di sisi lain, perempuan tetap saja mendapat stereotip bahwa mereka tidak layak untuk menjenjang karier yang tinggi karena nantinya akan berakhir di dapur.

Kisah Inspiratif Irfandi, Seseorang yang Memikat Dunia dari Desa Giritengah melalui Seni

Baru-baru ini media juga sering dikejutkan dengan adanya selebritas perempuan yang menjadi korban perselingkungan. Dari berita yang ada, padahal perempuan tersebut merupakan sosok yang mandiri, cantik dan kaya raya. Seorang laki-laki seringkali menjadi sosok yang dominan, sehingga terkadang rela untuk berselingkuh hanya karena ingin memenuhi ego dan sifat superiornya.

Dari banyaknya fakta sosial yang ada, masyarakat biasanya memiliki pandangan bahwa perempuan tidak seharusnya menjadi mandiri atau serba bisa. Hal ini sejalan dengan kepribadian para artis perempuan, sebut saja seperti prilly latuconsina ataupun cinta laura. Mereka sering dilabeli sebagai individu yang pemilih sehingga sering disegani oleh banyak laki-laki. Padahal perempuan mandiri berhak menentukan pasangan hidupnya yang sekufu agar nantinya hubungan dapat berjalan baik dan terhindar selisih paham antar keduanya.

Perempuan Perlu Mandiri secara Finansial

Pada tahun 2018 Pengadilan Agama Purwodadi mencatat sebanyak 1622 perkara cerai gugat dikarenakan faktor ekonomi yang rendah. Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa alasan perselisihan dan pertengkaran berkelanjutan menjadi faktor utama yang menyebabkan harapan untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga menjadi tidak ada (Suhaimi & Rozihan, 2020).

Pentingnya memiliki kesiapan finansial dalam berkeluarga | Foto: Freepik/tirachardz
info gambar

Dari permasalahan tersebut sudah sepatutnya bagi kaum perempuan untuk memiliki kesadaran akan kesiapan ataupun kemandirian secara finansial, baik sebelum maupun setelah menikah. Konteks mandiri secara ekonomi disini tidak berarti memiliki banyak uang, melainkan kemampuan bagaimana cara untuk mengelola uang dengan baik.

Kesiagaan seorang perempuan terhadap keuangan tentu akan memperkuat rasa hormat dan meningkatkan kepercayaan dirinya ketika menghadapi berbagai situasi dalam hidupnya. Wanita yang memiliki kemandirian finansial tidak akan ragu untuk meninggalkan hubungan toxic karena memiliki kecukupan finansial. Pun seorang istri, kecil kemungkinannya untuk merasa khawatir bilamana terjadi keadaan yang membuat keuangan keluarga terancam, karena memiliki pengelolaan keuangan yang baik.

Cegah Stunting! Mahasiswa KKN Demonstrasikan Pembuatan Egg Roll Kepada Ibu-ibu Posyandu

Kemandirian finansial memberikan wanita kebebasan untuk mengambil keputusan keuangan sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Dengan memiliki kemandirian finansial, wanita dapat mengejar impian mereka, mengembangkan bakat dan keterampilan, dan mencapai tujuan hidup mereka dengan lebih baik.

Memupuk Kemandirian Ekonomi pada Perempuan

Pandangan buruk masyarakat pada perempuan mandiri seharusnya dapat dihilangkan karena ketika perempuan mampu berdaya secara ekonomi tentu akan turut membantu meningkatkan kesejahteraan keluarganya, hingga nantinya seorang anak mendapat pendidikan dan nutrisi yang terpenuhi. Kemakmuran keluarga pasti akan meminimalisir terjadinya permasalahan sosial, seperti KDRT, eksplotasi anak, perkawinan usia dini yang erat kaitannya dengan problematika kemiskinan.

Meski perempuan masih sering dilabeli sebagai peranan utama urusan domestik, dizaman sekarang tidak menutup kemungkinan bahwa perempuan mampu untuk berkarir ataupun berpendidikan tinggi. Kemajuan teknologi, lapangan pelatihan keterampilan, dan akses pendidikan yang memadai, tentu akan mempermudah para perempuan untuk berkembang menjadi pribadi yang mandiri.

Pemberdayaan perempuan pastinya membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak, seperti keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, maupun negara. Hal ini dapat diwujudkan melalui sosialisai, pemeriksaan kesehatan, pendampingan, ataupun subsidi usaha kesejahteraan sosial (pelatihan tata boga, tata rias/salon, dan menjahit).

Peran perempuan menjadi sangat penting dalam membentuk generasi yang berkualitas. Dalam konteks masyarakat, perempuan yang bekerja dapat memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat sekitarnya melalui keterlibatannya dalam pekerjaan sosial.

Selain itu, penting juga untuk memperhatikan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda-beda. Beberapa ibu mungkin merasa puas dengan peran sebagai ibu rumah tangga, sementara yang lain mungkin merasa lebih memenuhi diri dengan berkarir di luar rumah.

Dapat disimpulkan bahwa, sudah sepatutnya perempuan untuk memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri. Tak melulu menggantung diri kepada oranglain ataupun orang terdekat. Dengan memiliki kontrol atas keuangan mereka, perempuan memiliki kesempatan yang luas untuk mencapai impian dan tujuannya, serta memiliki kebebasan untuk memilih jalur hidup yang mereka inginkan.

Mengenali Pertumbuhan Perkebunan Kopi dan Sayuran di Desa Way Handak

Referensi:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini