Mengenali Pertumbuhan Perkebunan Kopi dan Sayuran di Desa Way Handak

Mengenali Pertumbuhan Perkebunan Kopi dan Sayuran di Desa Way Handak
info gambar utama

Selain dikenal sebagai daerah yang memiliki pesona alam menakjubkan, Lampung Barat dikenal sebagai salah sentra kopi terbesar dengan kualitas terbaik di Indonesia. Secara umum, daerah yang terdiri dari lima belas kabupaten ini mampu menghasilkan tiga jenis biji kopi unggulan, yakni arabika, liberika, dan robusta.

Di antara ketiga jenis kopi tersebut, robusta menjadi primadona karena memiliki karakteristik rasa yang pahit serta aroma yang kuat. Selain itu, dari kacamata petani, kopi robusta juga dikenal lebih mudah ditanam serta tumbuh pada berbagai jenis kondisi dan cuaca sehingga produksinya lebih stabil.

Salah satu desa atau pekon yang ada di Kabupaten Lampung Barat adalah Padang Cahya. Pekon ini berada di Jalan Litas Liwa Ranau dan terdiri dari lima belas dusun, yakni Sukamarga I, Sukamarga II, Way Handak, Way Uluhan, Pematang Liyu I, Pematang Liyu II, Pematang Liyu III, Sampot, Bakal Jaya, Limau Kunci, Bedeng, Ulok Bernaung, Pekon Balak I, Pekon Balak II, dan Pekon Balak III.

Mahasiswa KKN UGM Paparkan 3 Policy Brief ke Pemda Kabupaten Gorontalo, Apa Saja?

Dari kelima belas dusun tersebut, Way Handak menjadi salah satu dusun dengan mayoritas penduduk bermatapencaharian petani kopi. Hal tersebut dibuktikan oleh persentase jumlah masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai petani kopi, yakni hampir seratus persen.

Way Handak sendiri merupakan dusun yang memiliki topografi miring karena terletak di perbukitan. Hal tersebut yang menyebabkan dusun ini memiliki akses jalan yang cukup terjal dan curam. Namun, di balik itu semua, Way Handak menyimpan kekayaan alam yang sangat melimpah dan memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan.

Maka dari itu, tak heran apabila sebagian besar masyarakat Way Handak memiliki mata pencaharian sebagai petani, terutama petani kopi. Dari 270 penduduk di Way Handak, 116 orang di antaranya berprofesi sebagai petani atau pekebun. Sementara itu, penduduk yang belum memiliki pekerjaan dan berstatus sebagai pelajar menempati posisi kedua dan ketiga. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Way Handak menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan perkebunan.

Sebagian besar petani yang bekerja di Way Handak memilih metode tumpang sari dengan tanaman cabai, tomat, dan tanaman lainnya dalam penanamannya. Hal tersebut bertujuan agar mereka memiliki pendapatan harian dan tahunan. Para petani mengandalkan pendapatan dari hasil panen kopi sebagai sumber pendapatan tahunan dan panen sayuran sebagai sumber pendapatan harian.

Tanaman kopi sendiri memiliki frekuensi pemanenan setahun sekali, sementara sayuran setiap tiga sampai empat bulan sekali.

Petani di Way Handak pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, yakni lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh sebagian besar petani memiliki efek domino yang negatif karena berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia yang secara otomatis berdampak pada kualitas panen petani. Keadaan ini menjadi salah satu penyebab masih rendahnya tingkat pendapatan yang dimiliki petani Way Handak.

Mahasiswa KKN UGM-UNG Buat Produk Inovasi Cabai, Dorong Pertumbuhan UMKM di Desa Olimoo’o

Keadaan ini diperparah dengan ketidakmampuan petani untuk menentukan harga di pasaran. Pengepul memiliki kekuasaan yang lebih tinggi untuk menentukan harga hasil panen dari petani. Tidak jarang, harga suatu komoditas sayur memiliki tingkat fluktuasi yang tinggi hingga membuat petani tercekik.

Meskipun sebagian besar penduduk Way Handak berprofesi sebagai petani kopi dan sayur, tetapi petani di Way Handak sama sekali tidak menerima bantuan dari pemerintah, baik dalam bentuk subsidi maupun pelatihan kepada petani. Menurut Pemangku Way Handak, Ibu Ira, belum adanya bantuan dari pemerintah yang diterima petani disebabkan oleh tidak adanya kelompok tani pada dusun tersebut. Tidak adanya kelompok tani di dusun Way Handak membuktikan bahwa belum ada integrasi serta perlindungan bagi para petani.

Secara garis besar, Way Handak merupakan dusun yang menyimpan banyak sekali potensi yang masih bisa dikembangkan, mulai dari potensi alam hingga potensi sumber daya manusia yang dimiliki. Potensi terbesar yang dimiliki oleh Way Handak adalah perkebunan kopi dan sayur. Hal tersebut menjadi pemicu banyaknya penduduk Way Handak yang berprofesi sebagai petani kopi dan sayur.

Namun, sektor pertanian di Way Handak masih belum maksimal karena beberapa faktor, seperti kurangnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, kurangnya subsidi dan pelatihan dari pemerintah, serta kurangnya kekuasaan petani untuk menentukan harga pasar. Untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Way Handak, diperlukan kerja sama sinergis antara pemerintah dan masyarakat.

Pemerintah perlu memberikan perhatian serta pelatihan kepada para petani sehingga keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki petani di Way Handak akan lebih maksimal. Dari sisi masyarakat, diperlukan adanya kontribusi aktif dan kemauan yang besar untuk mengembangkan potensi yang ada sehingga kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.

Tradisi Sedekah Laut di Pantai Genjik, Kertojayan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini