Menerangi Warisan Budaya: Anak-Anak Menari Tradisional demi Kelestarian Seni dan Identitas

Menerangi Warisan Budaya: Anak-Anak Menari Tradisional demi Kelestarian Seni dan Identitas
info gambar utama

Di era modern ini, upaya untuk menjaga dan memelihara seni serta budaya tradisional menjadi semakin penting. Salah satu cara yang sangat berarti dalam menjalankan misi ini adalah dengan melibatkan generasi muda sejak dini. Tari tradisional telah menjadi jendela bagi warisan budaya suatu bangsa, dan ketika anak-anak dengan penuh semangat menampilkan gerakan-gerakan indah, mereka tidak hanya menari untuk diri mereka sendiri, tetapi juga bagi masa depan warisan luhur.

Pada 15 Agustus 2023, anak-anak dari sanggar Gregah Balingawan berkumpul untuk menari tari tradisional malangan yaitu Tari Remo di beberapa lokasi dengan penuh semangat. Dimulai dengan mengisi acara kirab budaya di kawasan Taman Wisata Wendit, Malang yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.

Ini bukan hanya sekadar pertunjukan tari, melainkan juga penghormatan terhadap akar budaya yang kuat dan menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang ke-78. Alun-alun kota Malang menjadi tempat kedua untuk anak-anak ini unjuk kebolehan menarikan tari remo.

Baca juga: Kaya Akan Budaya, 12 Tari Tradisional dari Berbagai Daerah di Indonesia

Gerakan Tari Remo bercerita tentang perjuangan seorang pangeran yang berperang dengan gagah berani. Sehingga gerak Tari Remo akan menonjolkan sikap tubuh yang tegap dengan dada yang membusung untuk memberi kesan gagah dan berwibawa.

Selain itu, Tari Remo memiliki gerakan kaki yang rancak dan dinamis, yang bisa diamati dari bunyi lonceng yang dipasang pada pergelangan kaki. Gerak kaki yang disesuaikan dengan iringan tari membuat suara lonceng tersebut dapat berpadu dengan musik pengiring. Karakteristik lain dari gerak Tari Remo adalah gerakan sampur dengan menggunakan selendang, gerakan kepala, gerakan kuda-kuda, dan ekspresi dari wajah penari.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai budaya dan sejarah mereka sejak usia dini. Sanggar Gregah Balingawan sebagai tempat yang menaungi anak-anak untuk belajar tarian remo ini juga diasosiasikan oleh anak-anak muda.

Baca juga: Tari Remo dari Jombang yang Menjadi Tradisi dalam Budaya Penyambutan Tamu

Ganesha dan Elvi adalah kakak beradik yang menjadi pengurus sekaligus pelatih tari di sanggar ini. Ganesha yang sejak kecil sudah berkecimpung dalam dunia kebudayaan dan seni tradisional ingin membagikan semangat melestarikan budaya tersebut kepada anak-anak.

“Masuknya budaya barat dan berbagai macam budaya asing lainnya tidak membuat saya patah semangat untuk mengajar anak-anak di sanggar, walaupun jumlahnya tidak banyak saya sangat bersyukur masih ada yang berminat untuk belajar tarian remo ini, dengan pengemasan dan pendekatan yang baik dan disesuaikan dengan perkembangan zaman saya yakin tarian tradisional lokal khususnya Jawa Timur juga dapat diminati oleh anak-anak” tutur Ganesha saat mendampingi murid-muridnya menari remo.

Acara menari remo ini juga didampingi oleh Duta Budaya dan Museum Kota Malang 2020, Rezza Bagas Styo Anggoro mengajak generasi muda untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan seni dan budaya kota Malang.

Melansir Kanal24.co.id, Rezza menyampaikan bahwa pada dasarnya Indonesia adalah negara yang memiliki kebudayaan yang amat sangat kaya, tentang bagaimana kita melestarikannya dan menjadikan itu kebiasaan bagi anak-anak "Saya kira harus tergantung pada lingkungan, kita bisa mencontohkan kepada daerah Banyuwangi, di sana mulai dari anak-anak sampai orang tua bisa nembang Banyuwangi, nari Banyuwangi, karena masyarakatnya mendukung dan melestarikan budaya lokalnya”

Baca juga: Mengenal Tari Lumense dari Bombana, Mengusir Bencana dengan Pohon Pisang

Dalam era globalisasi, ketika pengaruh dari berbagai budaya luar semakin meresap, menjaga keaslian dan menghargai budaya sendiri menjadi sangat krusial. Melalui belajar menari tari tradisional, anak-anak juga belajar tentang nilai-nilai seperti kerjasama, penghargaan terhadap tradisi, dan rasa hormat terhadap para leluhur.

Dengan mengambil bagian dalam tarian tradisional, anak-anak belajar untuk menghargai keindahan dalam budaya mereka sendiri. Ini juga mengilhami mereka untuk mencari tahu lebih banyak tentang sejarah dan tradisi yang melandasi gerakan-gerakan yang mereka persembahkan. Dengan demikian, mereka menjadi duta warisan budaya yang hidup, yang dapat menyebarkan kesadaran dan apresiasi terhadap kekayaan budaya kepada teman-teman mereka dan generasi mendatang.

Sumber referensi:

  • https://kanal24.co.id/duta-budaya-kemas-budaya-malang-untuk-milenial
  • https://pemilu.kompas.com/read/2022/10/25/081228978/tari-remo-gerakan-pola-lantai-properti-iringan-dan-maknanya/
  • https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/25/081228978/tari-remo-gerakan-pola-lantai-properti-iringan-dan-maknanya?page=all

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini