Sosok Haji Rasul, Pemikir Islam Moderat yang Diasingkan Belanda ke Sukabumi

Sosok Haji Rasul, Pemikir Islam Moderat yang Diasingkan Belanda ke Sukabumi
info gambar utama

Syeikh Abdul Karim Amrullah (Muhammad Rasul) lahir pada tanggal 10 Februari 1879 - 2 Juni 1945. Pria yang dijuluki sebagai Haji Rasul ini adalah ulama terkemuka sekaligus seorang reformis asal Sumatra Barat.

Dimuat dari VOI, ayah dari Buya Hamka ini sejak kecil telah mendalami ilmu Islam. Karena itulah dirinya kepincut untuk belajar agama ke Arab Saudi (Mekah dan Madinah). Di Tanah Suci, Haji Rasul berguru kepada Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.

Menikmati Lebaran Sambil Menyelami Jejak Kehidupan Buya Hamka Lewat Layar Lebar

Pada tahun 1906, Haji Rasul baru kembali ke tanah air dan mengajar di berbagai pesantren di Sumatra Barat. Karena terjun ke dunia pesantren ini, jiwa prihatin dari Haji Rasul bangkit melihat penderitaan rakyat yang sulit mendapat pendidikan.

“Dia pun berjuang lewat jalur pendidikan untuk mencerdaskan kaum muda di Minangkabau,” tulis laman tersebut.

Bertemu tokoh perjuangan

Karena perjuangannya itu membuat Haji Rasul banyak bertemu dengan tokoh besar Islam lainnya, seperti Kiai Haji Ahmad Dahlan hingga H.O.S Tjokroaminoto. Pertemuan ini membuat Haji Rasul mantap melanggengkan perjuangan lewat jalur pendidikan.

Kedekatan dengan Ahmad Dahlan, membuat Haji Rasul berjuang untuk mengembangkan Muhammadiyah di Minangkabau. Kepemimpinan itu membuat nama Haji Rasul kesohor sebagai intelektual Muslim di seantero negeri.

Kisah Si Kuning, Kucing yang Jadi Belahan Jiwa Buya Hamka

“Di tahun-tahun awal abad ke 20, tiga orang murid Syekh Ahmad Chatib di Mekah – Syekh Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) Haji Abdullah Ahmad, dan Syekh Mohd Djamil Djambek – mempelopori penyebaran ajaran Islam modern kita ketiganya kembali ke kampung halaman. Namun demikian, sejalan dengan pandangan gurunya, meskipun mereka banyak mengambil ajaran dari pembaharu Islam asal Mesir, Muhammad Abduh,” terang Audrey R Kahin dalam Dari Pemberontakan ke Integrasi Sumatra Barat dan Politik Indonesia (1926-1998) (2005).

Haji Rasul kemudian aktif memberikan pengajian nasihat dan fatwa sehingga banyak muncul pengikut. Tetapi dirinya menolak dikaitkan dengan gerakan politik. Karena menyebut gebrakannya sebagai dakwah.

Dibuang ke Sukabumi

Karena gerakan Haji Rasul itu, membuat Pemerintah Belanda resah. Pemerintah Kolonial lantas menerapkan ordonansi sekolah liar, sehingga membuat tidak sembarang orang bisa memberikan pendidikan.

“Begitu pula para pengajarnya, Belanda khawatir sekolah yang digelar Haji Rasul jadi gudangnya subversi,” paparnya.

Buya Hamka dan Perannya Ketika Memilih Bersahabat dengan Jepang

Tetapi Haji Rasul menentang hukum ordonansi sekolah liar tersebut dengan mengumpulkan dua ribu ulama di Bukittinggi pada 1828. Dia menentang Belanda secara terang-terangan dan membuatnya diasingkan ke Sukabumi pada 8 Agustus 1941.

James R Rush dalam Adicerita Hamka menjelaskan proses penangkapan dari Haji Rasul. Ketika itu walau sudah diprotes oleh pers dan Volksraad, Pemerintah Belanda tetap membuang Haji Rasul diasingkan ke Jawa.

“Alasan Belanda adalah kekuasaan pemerintah yang sah dan hukum-hukum adat tidak dapat dijalankan lagi di negeri yang beliau duduki. Hamka yang sedang menghadiri konferensi Muhammadiyah di Aceh mendengar berita pembuangan ayahnya di radio,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini